17. Speed

6K 531 49
                                    

Aku gak mau banyak omong takut kalian bosen sama aku yang bawel,
Intinya makasih untuk semuanya yang mampir ke cerita ini! 😗❤

Part ini aku buat sambil dengerin lagunya 2 Chains feat. Wiz Khalifa - We own it 🎶

Enjoy! Selamat membaca 😊

-*-*-*-

"Kau mungkin T-rex karena hatiku selalu berdebar kencang jika melihatmu.
Tapi aku juga jelmaan Cheetah, akan ku kejar dirimu yang tanpa permisi menganggu ketenanganku."

-*-*-*-

"Ben! Alin gak mau balapan liar! Alin gak mau mati muda," ujar Alina emosi. Pasalnya Benny, ketua klub motor di kampus nya itu sejak di kelas tadi tak berhenti membujuk Alina untuk mencoba balapan liar. Jelas saja Alina menolak, dia membenci balapan jenis itu.

"Ayolah, Al! Sekali aja, gue mohon. Bantu klub kita lah, lagi butuh banget joki cewek nih," ujar Benny memelas. Bahkan dia terus saja mengikuti Alina hingga ke parkiran motor. Beruntung baginya, karena motor mereka terparkir bersebelahan.

"Gue gak mau!" tolak Alina dengan tegas.

"Fine, berarti gue harus pakai cara ini." Benny yang sudah terlebih dahulu memakai helm dan memanaskan motornya, dengan segera merebut kunci motor Alina yang sudah menggantung di kunci kontak Veve. Alina menggeram marah karena kalah cepat dengan Benny.

Setelah cukup jauh jaraknya dengan Alina, "Kalo elo mau ini kunci motor balik, kejar gue!" tantang Benny yang sudah siap kabur dengan motorcross andalannya.

"Primata sialan! Gimana caranya gue ngejar elo, tokek? Kunci motor gue aja dipegang lo! Terus gue kudu lari gitu? Gila aja!" Sahut Alina mencak-mencak. Sedangkan Benny hanya mengedikkan bahunya yang semakin membuat Alina naik darah.

"Nih, pake motor gue. Itu di belakang lo, yang warna hijau. Helm nya juga pake aja," ujar Erril, sohib nya Benny, tanpa ragu melempar kuncinya kepada Alina. Alina membalikkan badannya dan melongo melihat motor jenis apa yang akan dipinjamkan kepadanya. Alina terdiam di tempat, seketika badannya terasa kaku. Alina kemudian memejamkan matanya.

Alina senang sekali, teman kecil nya itu mengajak Alina untuk mencoba trek baru. Tentu masih dengan pengawasan penuh kedua orang tua mereka masing-masing. Dua anak kecil yang sedang lucu-lucunya akan mencoba bermain motorcross.

"Sini, aku bantuin pakai helm nya," ujar bocah laki-laki yang segera turun dari motornya.

"Ih Alin bisa sendiri kok. Alin kan keren. Kata Umi Alin harus mandiri, gak boleh manja!"

Bocah itu hanya terkekeh geli mendengar kepolosan Alina. "Tapi kamu itu ribet tau, Lin. Rambut nya nih bikin ribet."

"Alin gak bisa ikat rambut nya, sakit tau," keluh gadis kecil itu seraya memperlihatkan ikat rambut yang melingkar di tangannya.

"Sini, aku coba ikat rambutmu. Aku janji pelan-pelan biar gak sakit, pegang helm nya ya," Bocah itu pun mengikat rambut Alina menjadi bentuk kuncir kuda. Hal itu tentu dilihat dengan jelas oleh kedua orang tua mereka yang sudah tertawa geli.

Bocah itu kemudian memakai kan helm kepada Alina, "Nah, kalau begini kan cantik." ucapnya. Entah kenapa rasanya seperti ada kupu-kupu terbang di sekeliling Alina. "Ayo, kita mulai!" Lanjut bocah laki-laki itu.

Love Locked Out [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang