18. Vibe

5.6K 547 49
                                    

Selamat bertemu lagi denganku, wahai masyarakat! #lol

Tanpa bosan ku ucapkan terimakasih banyak telah mengikuti cerita ini. Aku cinta kalian, No hoax! 😂😘❤

Enjoy, Semoga berkenan. 💜

-*-*-*-

"Kalau matahari terbenam itu dibilang keindahan yang sempurna, lalu aku harus bilang apa ketika melihatmu?"

-*-*-*-

Alina terkejut bukan main karena pria yang sok keren duduk santai di atas motornya itu adalah manusia yang sama dengan pria kurang ajar yang seenak jidatnya mengakui Alina sebagai calon istrinya. Ada yang ingat siapa namanya? Beritahu Alina sekarang, dia lupa! Maaf saja, orang kurang penting tak pantas diingat.

"Mau kamu itu apa sih, Om? Tolong deh, gausah ikutan rese kaya primata satu itu. Balikin kuncinya!" Alina menggerutu kesal.

"Gimana kalau aku bilang, aku yang nyuruh dia?" tanya pria itu santai.

Andaikan saja pria ini tak menyebalkan, mungkin Alina sudah klepek-klepek melihatnya. Asal kalian tahu saja, Alina itu paling lemah jika matanya diberi pencerahan seorang pria dengan bewok tipis ala Zayn atau Adam Levine, apalagi jika ditambah dengan gaya maskulin berikut dengan kegiatan yang cowok abis. Seperti pria di hadapannya ini contoh nya. Alina benci mengakuinya, sungguh!

"Hahaha. Kamu yang nyuruh? Terus aku percaya gitu? Aku cuma mau minta kamu balikin kunci aku loh, Om. Jangan cari masalah sama Alina," ancam Alina yang jelas sangat tidak berguna.

"Kamu itu lucu juga ya, bukannya kamu yang sedang dalam masalah besar di sini? Berada di sarang macan sendirian?"

"Aku gak sendirian di sini," cicit Alina mulai gentar. Masih ada Allah. Alina berubah menjadi lebih spiritual.

"Oh ya? Memangnya ada siapa lagi, Alina?"

"Ck! Mata kamu itu lebih sipit ya dari aku? Ya ada kalian semua lah, emangnya kalian hantu apa? Terus aku di bilang cuma sendiri di sini." Langsung saja semua yang mendengar perkataan Alina tertawa geli. Wanita itu terlalu polos.

Pria itu turun dari motornya dan berjalan ke arah Alina. Alina sendiri mundur perlahan. Mereka berdua kini terlihat seperti magnet dengan kutub yang sama dipaksa untuk saling bertemu. Hingga pria itu kesal sendiri, "Lin, berhenti di situ!"

Alina tersentak, entah mengapa panggilan itu terdengar cocok jika dia yang menggunakannya. Alina juga merasa suara pria itu hampir sama dengan... Ah tidak mungkin!

"Gausah sok kenal sama aku! Ya, walaupun aku emang terkenal sih," ujar Alina terlalu percaya diri.

"Aku memang kenal kamu, Alina. Makin jelek aja kamu sekarang." Alina mengernyitkan dahinya, bingung dengan pria yang sok kenal dengannya ini.

"Stop! Kamu berhenti di situ. Sekali lagi aku bilang jangan sok kenal!"

"Ck! Alina Laksita Lazuardi, masa kamu gak bisa ngenalin aku sih?" tanya pria itu sedikit kesal.

"Kamu itu yang main sosor bahu orang sembarangan, peluk-peluk orang sembarangan. Aishh! Gue bego banget sih!" Alina menggerutu akan kebodohan dirinya yang terlalu jujur. Tapi memang benar kan, yang Alina tahu tentang pria ini hanya itu?

Pria itu tertawa tanpa suara dan menggelengkan kepalanya. "Kamu lupa tempat ini, Lin? Kamu kan pernah jatuh di sini. Ingat?"

Bukannya menjawab, Alin justru menuduh Benny, "Heh, tokek! Elo udah cerita apa aja sama om-om ini?" tapi yang ditanya hanya menggeleng pelan dan mengangkat kedua tangannya.

Love Locked Out [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang