22. Borders

5.6K 482 99
                                    

Kalau mau tanya-tanya soal mereka nanti aja pas ceritanya udah kelar tapi sebelum aku buatin extra part juga. 😘

Aku buat part ini sambil dengerin lagunya calon suami, Zayn - Borderz 🎼🎶

Hope you like it, Bibeh! ❤

-*-*-*-

"Sembunyikan apa yang ingin kau tutupi. Pendam lah karena itu memang hak mu.
Tapi kamu tahu, kebohongan tak akan pernah bertahan lama. Aku pun akhirnya menyadari, kebahagiaan kita selama ini semu."

-*-*-*-

Alina bahagia sekali dapat berkunjung untuk sekian kalinya ke rumah keluarga Asaf, Kekasihnya. Rumah ini merupakan saksi bisu di mana Alina kecil berebut mainan hingga tak sengaja mencium bibir Kekasihnya yang kini sudah bertransformasi menjadi pria tampan.

Asaf merupakan anak pertama dan memiliki seorang adik perempuan, Ibunya berdarah Arab murni dan Ayahnya campuran dari Arab dan Pakistan. Keluarga ini merupakan salah satu keluarga paling ramah sepanjang yang Alina tahu, setelah keluarga Tania tentunya.

Sejak kecil dia selalu diterima di keluarga ini. Anggapan kebanyakan orang jika keluarga Arab itu sulit menerima orang yang tidak memiliki darah Arab tidak sepenuhnya benar. Buktinya yaitu dirinya sendiri. Bahkan Ibunya Asaf terlihat jelas sangat merindukan Alina. Begitu pula adiknya Asaf, Shova, reaksi awalnya memandang Alina dengan sinis, namun langsung bahagia begitu menyadari jika Kekasih Kakaknya adalah teman kecilnya.

"Assalamu'alaikum! Copaaaa.. belbi datang!!!" Seru Alina dengan semangat yang tinggi. Copa adalah panggilan sayang dari Alina untuk Shova.

Asaf menggelengkan kepala melihat tingkah Alina yang lebih mirip anak kecil daripada wanita berumur 21 tahun. "Cempreng banget sih suara kamu, Lin. Berisik tau."

Alina melirik tajam kekasihnya itu tapi langsung berubah ceria ketika calon Ibu mertua nya yang menyambut kedatangan Alina. "Wa'alaikum salam Alina sayang. Shova lagi di kamarnya, sama kaya kamu lagi pusing sama tugas akhir. Kamu jangan begitu sama calon mantu Mama, Asaf. Justru sepi kalau gak ada Alina. Ayo masuk, Lin."

Alina tersenyum simpul, "Masyaallah, syukron Mama, terbaik deh!" Alina mencium tangan dan kedua sisi pipi calon mertuanya. Asaf mencibir.

Ibu Asaf terkekeh geli melihat tingkah Alina, "Oh iya, Mama lagi buat Sup Kambing, Alin suka kan? Ayo kita ke dapur, bantuin Mama."

"Yah Mama, emangnya Alin bisa masak? Yang ada dapur Mama berantakan nanti. Masa nanti kalau udah nikah sama aku malah makan di sini gara-gara dia payah banget soal masak?" sindir Asaf. Alina cemberut mendengarnya.

"Makanya itu, Mama mau ngajarin calon istri kamu masak sekarang. Kebetulan kalian kan sama-sama suka daging kambing. Ayo sayang!" ujar Ibunya Asaf membela Alina. Gadis banyak tingkah itu menjulurkan lidahnya membalas sindiran Asaf.

"Jangan cemberut gitu, aku tahu kamu bakal kangen sama aku. Cari aja di dapur, pasti ada dua wanita tercantik di sana. Bye Sayang!" ujar Alina kepedean.

"Mimpi apa aku bisa cinta sama cewek rada-rada begitu ya?" Gumam Asaf tapi masih bisa terdengar oleh Alina.

"Kamu ngomong apa sayang?"

"Aku bilang kamu cantik!"

"Makasih!"

>>>>>

Selama hampir satu tahun ini hubungan mereka memang baik-baik saja. Seperti kembaran nya itu, Shova -Adik dari Asaf yang cantik khas wajah Arab itu- Alina pun sedang menyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswi.

Love Locked Out [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang