14. Friendvore

5.9K 557 96
                                    

Asli sumpah judulnya gak jelas banget hahaha

Mau tau engga dari mana asalnya? Dari pelajaran IPA, (padahal belbi anak IPS dulunya) dan tadaaaaa... jadilah friendvore! 😌

Maafkan Princess, 😢

Enjoy, selamat membaca!

-*-*-*-

"Golongan hewan sebenarnya bukan cuma tiga; Karnivora, Herbivora, Omnivora.
Tapi ada satu lagi, khusus buat kamu yang doyan nusuk temen sendiri. Friendvora!"

-*-*-*-

Alina penasaran siapa yang dengan tega membuat artikel terkutuk macam itu? Yuda bilang salah satunya adalah temannya sendiri, itu berarti pelakunya bukan hanya satu orang kan?

Alina beruntung Ayahnya sudah berangkat kerja sebelum Yuda datang. Dia tak mungkin menceritakan hal ini kepada Ayahnya. Ibu nya saja tadi sempat syok saat Yuda menjelaskan niatnya untuk menjemput Alina. Pagi hari yang buruk.

"Yud, gue takut. Gue di rumah aja ya." Alina memelas.

"Itu kenapa gue pilih cuti hari ini dan putar balik buat jemput lo, supaya elo gak bawa Veve sendirian. Lo aman sama gue, Al. Gue janji," ujar Yuda meyakinkan Alina.

"Tapi kalau gue mau pipis gimana?"

"Ya keluar lah cari toilet, jangan di jok mobil gue. Duh, yang begitu pake segala ditanyain." Alina cemberut mendengar jawaban logis Yuda.

"Ya tapi kan, kalo gue keluar nanti banyak paparazzi, Yud!"

"Jangan sok ngartis deh, Al," tukas Yuda.

"Alin kan udah jadi artis sekarang, Yud," ucap Alina murung. Mengingat berita laknat berbentuk artikel itu telah direspon oleh banyak orang.

"Yah kan baperan, udah gitu sok imut lagi pake nyebut nama, biasanya juga paling sopan pake gue-elo."

"Coba lo bilang sama gue, gimana caranya biar gak baperan? Saat ada orang yang ngebuat gue sama tenar nya kaya bintang film porno tapi gue gak dapet komisi sedikitpun?" Ujar Alina berapi-api.

"Si bego! Jadi lo sebenarnya senang gitu tenar karena hal begini?" Yuda melebarkan matanya dan melirik ke wanita berambut sarang burung di sampingnya.

"Ya engga lah! Tapi seenggaknya gue dibayar, kek. Mendingan lah kalo begitu."

"Kalo begitu, elo berarti setuju dengan berita itu, Oon! Astaga, untung lo bukan adik kandung gue, Al. Malu-maluin." Alina cemberut karena Yuda mencubit pipi kanannya. Tidak sakit, hanya saja pasti pipinya memerah, entah karena apa.

>>>>>

Alina beruntung kaca mobil Yuda berwarna hitam. Sejak lima menit yang lalu dia sampai di sini, tubuhnya terasa kaku. Beberapa gadis yang terlihat olehnya dari balik kaca hitam ini sedang asyik membicarakan sesuatu sambil memegangi ponsel masing-masing.

Alina berpikir mungkin saja mereka semua sedang membicarakan dirinya, sulit memang mengendalikan diri agar jauh dari pemikiran negatif disaat seperti ini.

Dia gugup, tangannya gemetaran, perutnya terasa sakit dan benar saja pertanyaannya tadi ketika di jalan, kini Alina benar-benar butuh ke toilet atau dia bisa kencing detik ini juga. Tapi Kakaknya itu belum juga kembali, "Jangan keluar sebelum gue balik. Ini perintah!" Begitu katanya tadi, Alina hanya mengangguk menanggapi. Namun sekarang ia menyesalinya.

"Yud, elo ke mana sih? Panas dingin nih udah kaya nahan boker." Gumam Alina.

Tak lama kemudian pintu mobil di samping kirinya terbuka, akhirnya yang ditunggu datang juga. "Ayo, udah saatnya elo keluar, Al. Udah saatnya kita gantian bikin malu mereka," ujar Yuda.

Love Locked Out [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang