Hollaaaaa... siapa yang penasaran sama ceritanya Alina? Ga ada ya? Oke, thank's. #authorbaper
Part ini aku buat sambil dengerin Bad Reputation - Shawn Mendes 🎼🎶
Vomment nya jangan lupa😘
Selamat membaca, semoga berkenan😊-*-*-*-
"Tak perlu memilah-milah duniamu ke dalam hitam dan putih.
Karena banyak hal yang tersembunyi di balik keabu-abuan."-*-*-*-
Malam ini terasa begitu panjang bagi mereka atau mungkin sebenarnya justru sudah menjelang pagi hari. Jam di dinding menunjukkan pukul 02.45 WIB. Namun mereka tetap tak bisa tertidur nyenyak.
Hanya Alina yang tertidur akibat kelelahan menangis. Itu pun raut wajahnya terlihat tidak nyaman. Kepalanya berada di pangkuan Paul dengan Betha yang terus-menerus mengusap tangan Alina. Benar, mereka terlihat seperti pasangan orang tua muda dengan anak yang besarnya sangat tidak lazim.
Selain karena cerita yang akhirnya diungkapkan oleh si empunya, Alina. Mereka masih saja berada di halaman belakang rumah Tania. Ayolah, bagaimana mereka bisa tertidur di sini? Lagipula memang biasanya mereka akan tetap bersendau-gurau hingga matahari terbit kembali.
Tapi kali ini, mereka butuh istirahat setelah emosi dan beban pikiran yang muncul tanpa kompromi di antara mereka yang membuat kepala terasa pusing.
Tapi, bagaimana mereka bisa tidur? Alina sudah terlebih dahulu tertidur di sini. Mereka tak sampai hati untuk membangunkannya.
Ayolah, ini bukan film drama korea yang pemeran pria akan menggendong pemeran wanitanya.Alina itu kurus, oh tidak, Alina itu langsing. Tapi... berat! Kalian coba saja mengangkatnya, butuh tenaga ekstra untuk menggendong Alina. Salahkan saja hobi kuliner nya itu. Sehingga mereka memutuskan untuk mencoba terlelap beratapkan bintang yang tertutup oleh rimbunnya dedaunan seperti ini.
Namun setiap ingin memejamkan mata, entah itu mereka seperti terkoneksi satu sama lain, teringat percakapan mereka beberapa saat yang lalu.
>>>>>
"Alin minta maaf, Bang. Alin malu cerita t-tentang ini sama kalian. Alin jijik sama diri Alin sendiri. Hiks. Alin takut k-kalian akan ninggalin Alin," ucap Alina tersendat-sendat.
"Kita janji akan tetap jadi sahabat lo, Al. Kita gak akan ninggalin elo, tapi lo jujur sama kita, jangan dijadikan beban sendiri. Bukannya itu kan gunanya sahabat? iya kan, guys?" ujar Tania seraya meminta persetujuan dari yang lain dan mereka pun mengangguk setuju.
Alina semula ragu, tapi pada akhirnya dia bersedia untuk menceritakan nya. "Awalnya dari video. Dia pernah nunjukin video yang you know lah, Bang. Lo kan cowo pasti ngerti. Dia nunjukin itu ke gue. Gue geli awalnya ngeliat itu, pengen muntah juga, tapi dia bilang itu sesuatu yang bakal bikin gue ketagihan. Gue gak percaya, dia bilang kita mulai dengan kissing, dijamin Alin bakal suka, dan itu pertama kalinya gue ciuman sama dia.
"Dia benar, gue ketagihan. Sejak saat itu gue sering main ke rumahnya saat engga ada orang lain di rumahnya. Gue minta maaf sama lo, Tan, maaf lo harus bohong sama babeh untuk kelakuan gue. Gue bohong, gue bukan ngerjain tugas tapi gue ke rumah dia. Selanjutnya dia mulai ngerasain gue dari atas, besoknya ke bawah, terus begitu sampai akhirnya kita bisa saling nunjukin tubuh masing-masing. Ngerasain tubuh yang kita lihat. Gue jijik kalau ingat itu semua."
Semua yang ada di situ terkesiap mendengarnya, karena memang Alina adalah gadis paling polos di antara empat gadis yang ada di situ, mereka bersyukur awalnya, itu semua berkat didikan Ayahnya Alina sendiri. Namun mereka tak percaya jika ternyata Alina sudah terkontaminasi jauh melebihi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Locked Out [END]
Chick-Lit------------------------------------------------- BEBERAPA PART DI PRIVATE, DISARANKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ------------------------------------------------- Bagiku, hidup hanya perlu dijalani saja seperti air hujan dalam gumpalan awan. Ber...