Judul part ini aku terinspirasi dari lagunya Flores. Biar feel nya dapet bisa search lagunya atau sambil dengerin lagunya Little Mix - I love you 🎼🎶
Hanya rekomendasi. 😳
Selamat membaca, semoga berkenan! ❤
-*-*-*-
"Perasan jeruk lemon tak sebanding dengan rasa perih yang kau tinggalkan.
Manisnya gula tak sebanding dengan rasa bahagiaku yang membuncah ketika bertemu lagi denganmu.
Pahitnya kopi tak setara dengan merindukanmu."-*-*-*-
Alina tak tahu harus bersikap seperti apa kepada pria yang sedang fokus mengemudi. Dia memilih untuk duduk di belakang karena merasa sangat canggung. Tapi dia merasa sedikit menyesal membiarkan Edward duduk di kursi penumpang bagian depan, terlihat sekali jika Edward menyukai pria yang sejak tadi membuatnya salah tingkah.
Alina jengah melihatnya, "Ed, please.. his mine!" Alina yang baru menyadari jika dia keceplosan berbicara mendengar kekehan kecil dari pria yang membuat hatinya tak karuan.
"Adelin, don't you know? You are stupid. Hahaha," ujar Edward mengejek Alina yang bertingkah bodoh. Ke mana perginya harga diri wanita itu? Dia berkata terlalu jujur. Mungkin karena serangan mendadak tadi yang membuat gadis itu menjadi orang tolol. Dia tertawa sendiri mengingatnya, ternyata masih ada yang menyukai singa betina itu.
"Ed, kau lama sekali! Aku hampir gila-" Ucapannya terhenti. Alina terbelalak melihat seorang pria yang berada di belakang kemudi dan Edward yang terlihat pasrah di sampingnya.
"Sumpah bukan salahku, Adelin. Dia memaksaku."
"Aku yang hampir gila mencarimu, Alina!" ucap pria itu langsung bangkit berdiri menghampiri Alina dan mencuri ciuman di bibirnya.
Tubuh Alina menegang. Dia merindukan pria ini. Pria yang sejak kecil mengisi relung hatinya. Dewa batinnya menolak dia seharusnya tidak membalas pria ini, namun tubuhnya berkhianat. Dia membalas ciuman pria ini.
Pria itu Asaf, melepaskan pagutannya dan tersenyum melihat Alina yang kecewa jika dia menghentikannya, "Jangan pergi lagi. Sudah cukup kamu nyiksa aku Alin. Jangan sedih begitu, nanti kita lanjutkan lagi."
Saat ini Alina baru menyadari jika pria yang dicintainya itu terlihat kurang merawat dirinya bahkan perutnya pun sudah rata, tubuh pria ini terlihat lebih kurus, wajah lebih tirus dari yang terakhir dia lihat. Namun mendengar perkataan pria itu barusan, Alina baru sadar jika dia bertingkah memalukan. Alina bergegas masuk ke dalam mobil.
Asaf terkekeh geli, ternyata Alina yang dia kenal masih sama. Hanya sedikit... bebas, mungkin. Terlihat dari bagaimana cara dia berpakaian dan membiarkan pria datang ke rumahnya. Andai dia tahu jika Alina hampir benar-benar terbawa budaya barat, tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.
"Cukup, Ed! Akan kucium kau di depan Jammy. Lihat saja!" Asaf menegang mendengar ucapan Alina yang seakan tanpa beban. Apa-apaan gadis itu? Mencium pria di sampingnya ini? Apakah benar dia pacar Alina?
"Hey, kau! Hargai sedikit dia, lihat wajahnya sudah merah. Kasihanilah aku, wajahku bisa babak belur sebentar lagi," ujar Edward memelas.
Alina terkikik, "Dia tak mungkin cemburu denganmu, Ed."
"Kurasa tak begitu. Dia belum tahu siapa aku." Edward menggerutu.
Asaf hanya terdiam, memilih untuk mendengarkan. Dia masih bingung dengan perbincangan dua manusia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Locked Out [END]
أدب نسائي------------------------------------------------- BEBERAPA PART DI PRIVATE, DISARANKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ------------------------------------------------- Bagiku, hidup hanya perlu dijalani saja seperti air hujan dalam gumpalan awan. Ber...