Satu rahasia aku, aku bukan bingung part nya mau di gimanain. Tapi aku bingung ngasih judulnya apa. #lol
Udah ah berhubung aku niat banget pengen punya satu cerita yang udah tamat jadi semangat nih, hehe
Enjoy bibeh! 💜
-*-*-*-
"Ledakkan lah bom sebesar-besarnya, tapi kau tak akan mampu membuatku terbangun.
Karena aku telah menemukan hal yang lebih berharga darimu di kehidupanku, yaitu mimpi."-*-*-*-
Alina sedang berada di Bandara Kualanamu - Medan, menunggu waktu keberangkatannya kembali. Ia terpaku menatap layar ponselnya. Dia benar-benar tak percaya mendapatkan e-mail langsung dari agency model internasional yang berniat untuk menawarkan nya untuk menjadi salah satu model di bawah naungan agency tersebut. Seingat Alina, Gigi Hadid idolanya berada di naungan agency yang sama.
From: luiz.mattos@img.com
To: alinallofficial@gmail.com
Subject: Inviting memberHello Alina!
This is Louis as Agency Models Management. I've been watching you on instagram, i saw you're talented!Would you mind to come and stay here for a few years?
Don't worry because all of us who bear the costs until you become a famous model.
But you must to be discipline, especially on developing your talent.Give us an answer as soon as possible, have a nice day!
LM
"What the... Cool! Ini gue lagi mimpi?" Alina menepuk pipi kanannya, tapi tepukannya terlalu keras sehingga terasa seperti tamparan. "Aw! Sakit juga." Keluhnya atas perbuatannya sendiri.
"Al, berhenti bertingkah aneh. Gue malu. Berasa salah bawa elo ke sini." Sofyan menunduk berbisik kepada Alina.
"Lah, kenapa salah? Emang harusnya lo bawa ke mana gue?" tanya Alina dengan polosnya.
"Rumah Sakit Jiwa."
Satu tonjokan ala Alina mendarat di bahu Sofyan, "Sialan lo! Gue gak bakalan gila gitu aja. Masa cerita gue miris amat ending nya kalo gue gila?"
Sofyan hanya mengangkat bahu mendengar umpatan Alina. "Lagi elo kenapa sih pake segala nampar pipi sendiri? Perlu gue tambahin?"
"Elo pasti gak percaya, Yan. Coba lihat ini!" ujar Alina tanpa mengacuhkan pertanyaan Sofyan. Dia memberikan ponselnya kepada Sofyan.
Sofyan malah tertawa melihatnya, "Hahaha mana mungkin mereka mau ngontrak elo, Al. Jangan mimpi," Alina cemberut mendengarnya tapi tak lama kemudian Sofyan ikut terpaku karena melihat alamat e-mail yang jelas-jelas bukan e-mail penipuan. "Eh ini seriusan?! Elo- kok bisa?" tanya Sofyan yang masih terbelalak tak percaya.
Alina tersenyum bahagia melihat reaksi Sofyan yang seperti orang bodoh di hadapannya ini. "Kan udah gue bilang elo pasti gak percaya. Hehe."
"Anjir! Enak banget hidup elo, besok wisuda, tapi lo gak perlu nyari kerja udah ditawarin kerjaan duluan!" ujar Sofyan yang masih tidak bisa percaya.
Alina terkekeh pelan, "Rezeki anak sholeh."
"Terus elo beneran mau terima tawaran itu?" tanya Sofyan.
Seketika Alina murung, "Gue gak bisa ninggalin Asaf di sini."
Sofyan berdecak pelan, kesal dengan Alina yang kemungkinan besar akan menyia-nyiakan kesempatan paling bagus selama hidupnya. "Ck! Manusia itu gak perlu dipikirin lagi. Buat apa sih? Gak guna! Apa yang kemarin itu kurang nyakitin elo, Al? Ah, gue kesel kalo elo jadi bego begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Locked Out [END]
Literatura Feminina------------------------------------------------- BEBERAPA PART DI PRIVATE, DISARANKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ------------------------------------------------- Bagiku, hidup hanya perlu dijalani saja seperti air hujan dalam gumpalan awan. Ber...