VIE 32

408 16 2
                                    

Hari ini Adeeva libur kerja. Adeeva memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya dibandingkan dengan pergi dengan temannya. Beberapa temannya merasa kasihan dengan Adeeva yang setiap harinya hanya kerja dan membersihkan rumahnya.

Terutama caca, caca tahu benar kondisi Adeeva saat dirumah walau Adeeva tidak pernah bercerita mengenai suaminya tetapi caca tahu sekali dari sorot matanya Adeeva menunjukan kesedihan yang amat mendalam. Caca selalu memaksa Adeeva untuk bercerita dengannya tetapi Adeeva selalu menolak dan mengalih kan pembicaraannya.

Caca juga tahu jika suami Adeeva, Aditya tidak pernah mempedulikan Adeeva. Caca menyimpulkan itu semua dari keseharian Adeeva yang selalu berangkat menggunakan kendaraan roda duanya sendiri atau menggunakan angkutan umum. Jika suaminya sangat mencintainya pasti Adeeva tidak akan pernah dibiarkan untuk pergi sendiri.

Hari sudah mulai sore, setelah selesai melakukan pekerjaannya. Adeeva memilih untuk menonton film di ruang tamunya. Ia membuat susu panas dan mengambil beberapa makanan ringan.

"Gak perlu ke bioskop kok. Disini juga mengasikkan"Senyum Adeeva lalu menduduki sofa.

Saat sedang asik menonton film, ada ketukan dari pintu rumahnya. Adeeva bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membuka pintu. Adeeva sedikit terkejut saat melihat Aditya yang tengah berdiri dihadapannya. Adeeva melirik jam dinding. Masih pukul tujuh sore hari. Adeeva tersenyum sekilas tanpa berbicara dan membukakan pintu rumah dengan lebar.

Aditya memasuki rumahnya tanpa berbicara juga. Sempat sedikit kesal setidaknya Aditya mengucapkan salam saat Adeeva membuka pintu rumahnya. Aditya berjalan terlebih dahulu. Adeeva menutup pintu lalu berjalan dibelakangnya.

Aditya memberhentikan langkahnya saat melihat film yang sedang Adeeva tonton. Adeeva panic. Ia takut Aditya marah dirinya memutar film di tv flatnya. Dengan cepat Aditya membalikkan tubuhnya lalu menatap Adeeva tajam. Adeeva takut lalu menundukkan kepalanya.

"Nonton film ini sendirian?"Tanya Aditya dengan tajam.

Adeeva takut melihat tatapannya ia hanya menganggukkan kepalanya takut.

"Yakin?"Kembali Aditya memastikkan.

"Eng-h I—ya"Jawab Adeeva terbata karena melihat tatapan Aditya yang begitu mengerikan.

"Nyali lo banyak juga"Ejek Aditya. Adeeva yang mendengarnya hanya menghela nafasnya tanpa membalas perkataan Aditya.

"Lo suka film horror?"

"I—ya kak. Nanti aku matikan filmnya kalo film ini mengganggu kakak"Pekik Adeeva.

"Gak mau ditemenin?"

"Hah?"Adeeva tidak mengerti dengan pertanyaan Aditya kali ini. pertanyaan ini apakah ia mengartikan sebagai Aditya menyuruh Adeeva untuk mencari temannya menemani dirinya menonton atau ..

"Gue mau mandi"Ucap Aditya lalu berjalan begitu saja dari hadapan Adeeva. Adeeva menghela nafasnya. Baru saja ia memikirkan hal yang tidak mungkin lagi ia dapatkan saat bersama dengan Aditya.

"Buatin gue cappuccino"Suruh Aditya sebelum memasuki kamarnya. Baru kali ini Aditya ingin dibuatkan sesuatu oleh dirinya. Adeeva kembali digusari rasa takut. Ia takut jika ia membuat cappuccino ini bukannya Aditya meminumnya tetapi ia membuangnya tepat dimuka Adeeva mengetahui jika saat ini dirinya lancang menyetel film disini.

Setelah membuat cappuccino, Adeeva kembali ke ruang tamu. Ia menghela nafasnya baru sampai di pertengahan film ia harus mematikan film ini.

"Jangan dimatikan"

Adeeva menoleh melihat Aditya berjalan menuju ruang tamu.

"Biarkan filmnya terus berputar"

Adeeva menarik kembali tangannya untuk mencabut flashdiskNya. Jujur saat ini Adeeva menahan jantungnya yang berdetak dengan kencang.

"Ini cappuccinonya?"dengan takut Adeeva menganggukkan kepalanya. Ia memilih menundukkan kepalanya tanpa mendekatinya. Aditya duduk di sofa tersebut. Adeeva tetap terdiam ditempat.

"Lo mau gue nontonin tubuh lo?"Adeeva membulatkan matanya saat mendengar pertanyaan Aditya. Ia malu lalu berniat meninggalkan Aditya.

"Mau kemana?"

Adeeva memberhentikan langkahnya. "Lo minta ditemenin kan?Gue temenin"

Adeeva memejamkan matanya. Ia menyubit dirinya saat ini. apakah ia sedang tertidur dan bermimpi atau tidak. Ia tidak ingin membalikkan badannnya pasti Aditya akan melihat muka malunya yang sangat menjijikan. Adeeva tidak mengerti kenapa Aditya kali ini berubah. Apa ia sedang menerima project pekerjaan miliaran bahkan triliunan?

"Sampai kapan lo berdiri?"Tanya Aditya kesal.

"Sini!"Ucap Aditya sedikit meninggikan suaranya. Membuat Adeeva menurutinya lalu berjalan ke arahnya. Ia kembali duduk di sofa yang sedang diduduki Aditya.

Adeeva berusaha menahan rasa berdebar di jantungnya. Ia tidak focus menonton film ini. ia lebih memfokuskan menetralkan jantungnya yang berdetak sangat kencang. Sesekali ia melirik Aditya yang menonton film itu tanpa takut dan serius sekali.

Saat melihat Adeeva menatapi Aditya. Aditya menatapnya kembali. Kali ini jantungnya semakin tidak bisa dikontrol. Adeeva mengalihkan pandangannya menonton kembali film tersebut.

"Aduh!"ringis Adeeva menekan jantungnya yang berdebar kencang. Aditya menoleh ke Adeeva dengan tatapan sedikit khawatir.

"Lo kenapa? Lo jantungan?"

Adeeva meplototi Aditya. Aditya bingung melihat Adeeva yang sedang memplototi dirinya.

Adeeva menggeleng sebagai jawabannya. "Terus? Perasaan lo nonton sendirian gak selebay ini. atau lo minta diperhatiin gue?" Tanyanya dengan tatapan tajam. Adeeva menunduk lalu melepas tangannya di dadanya.

"Kak Adit gak pernah tau dan gak pernah ngerasain"Jawabnya pelan. Aditya mengangkat alisnya lalu kembali menonton film tersebut.

Tak terasa film pun telah usai. Aditya bangkit dari tempat duduknya setelah menyesap cappuccinonya hingga habis. Tanpa menoleh dan melirik Adeeva yang sedang memperhatikannya ia berlalu dari hadapan Adeeva dan memasuki kamarnya.

"Baru aja aku merasakan kehangatan. Apa aku gak boleh merasakan kehangatan darimu saja kak?"Ucapnya lirih menatap pintu kamarAditya yang sudah tertutup.

"Apa susahnya mengucapkan selamat tidur? Atau beristirahat?"Gerutunya. Adeeva bangkit dari tempat duduknya. Lalu mematikan televisinya dan mengambil gelas cappuccino dan gelas susu miliknya. Adeeva membawanya ke dapur setelah itu langsung memasuki kamarnya.

Adeeva membuka ikatan rambutnya lalu membaringkan tubuhnya untuk tertidur. Dengan sedikit gusar ia tidak bisa tertidur kali ini. ia terus membayangkan tadi saat dirinya bersama dengan Aditya. Betapa bahagianya hari ini. Adeeva melirik ponselnya.

Dengan sedikit terkejut melihat tanggal hari ini. ia melirik jam dinding yang menempel di dinding kamarnya. Ia melihat sekarang pukul dua belas tepat. Adeeva memejamkan matanya berdoa untuk suatu hal.

"Semoga hari esok, bisa menjadi hari yang berbahagia"

Ada yang bisa nebak. apa yang akan terjadi di hari esok? Untuk apa Adeeva berdoa dan memejamkan matanya? Yang bisa nebak dan tebakan itu benar akan aku sebut namanya di chapter selanjutnya HEHEH. 

VIEWhere stories live. Discover now