3

15.2K 1.3K 9
                                    

Ada sesuatu yang merusak pikirannya akhir-akhir ini. Mulai dari kejadian aneh tatkala mengunjungi klub malam itu. Lalu tatapannya yang membuat Lisa membeku sejenak. Kilasan tatapan sang pembunuh itu—masih memendam di benaknya.

Malam usai kembalinya ia menuju rumah, ia merasa sangat ketakutan. Takut untuk terlelap. Lisa bahkan tidak mengubah pakaiannya menjadi pajama. Hanya memakai hoodie bekas malam itu.

Semalam ibunya telah tertidur, hal itu mampu membuatnya bernafas lega saat melihat wajah sang ibu terlihat damai.

"Lisa! Turunlah! Kita kedatangan tamu spesial!" Sang ibu berseru dengan suara lengking—sama seperti Lisa, tapi itu tidak membuatnya gengsi.

Ia beranjak dari ranjang kecilnya, keluar kamar, menuruni satu persatu anak tangga. Gadis itu lantas melihat bayang-bayang seorang pria dan seorang wanita.

"Nah, ini dia Pranpriya. Sekarang namanya Lalisa."

"Oh, jadi dia. Mingyu, kemarilah."

Lisa mendongakkan kepalanya.

Dalam batin, Lisa mengeluarkan sumpah serapahnya ke siapapun yang memunculkan Mingyu—pria yang pernah ia tendang masa depannya.

"Annyeong, Manoban." Mingyu menyapanya dengan senyum yang tak bisa dideskripsikan.

Lisa membungkuk sempurna. "Annyeong, Kim. Bangapseumnida."

***

"Sayang.. jangan seperti itu.. Aku janji akan mengajakmu jalan. Tapi bukan hari ini, ya? Aku banyak urusan." Mingyu mematikan ponselnya yang kelihatannya bercakap asik dengan seorang gadis—sedengarnya.

"Huh playboy. Semoga perbuatanmu terbalaskan. Laki-laki kerdus."

"Apa? Kau ingin kuberitahu pada ibumu hal yang pernah kau lakukan padaku?"

Lisa diam—mendiamkannya. Masa bodo dengan laki-laki itu.

"Kenapa diam? Sikapmu tidak seperti tampangmu. Kau lemah, kau terlalu berperasaan, dan hanya karena bermain dibelakang kau membenciku? Memangnya kau korbannya? Tidak kan?"

Diam—daritadi gadis itu memilih diam.

Ponsel Mingyu berdering kembali.

Tapi laki-laki itu memutuskan untuk tidak mengangkatnya—menunjukkan pada Lisa bahwa dia tidak sebrengsek yang dia pikirkan.

Akhirnya Lisa membuka mulutnya. "Angkatlah, tolong. Deringannya terdengar menjengkelkan di telingaku. Sangat menganggu."

Dalam arti lain dia memerintahnya untuk tidak mengacuhkan ponselnya yang mungkin itu adalah sesuatu yang penting.

"Yeoboseyo?"

Mingyu terlihat serius mendengarnya.

"Jeon Jungkook, ada apa?"

***

Mingyu, laki-laki itu. Kenapa rasanya dia seperti memanfaatkan kejadian itu untuk mengendalikan kehidupan Lisa yang dulu tentram. Bahkan, untuk apa dia membawa Lisa demi menemui temannya.

Lisa duduk didalam café. Mingyu entah kemana-dia bilang akan segera kembali. Lisa memutuskan untuk menghubungi Khunpimook-teman yang selalu bersamanya sejak bayi.


Lisa
BamBam, kemarilah. Ke café xxxx di jalan xxxx

Sent.

Belum tiga menit, ponselnya mendapatkan notif dari BamBam. Dan tentu, BamBam akan menemani sahabatnya itu dimanapun kapanpun.

Beberapa menit kemudian, suara pintu café menampilkan sosok sahabatnya. Lisa melambaikan tangannya saat Bambam mencari keberadaan gadis itu ke seluruh penjuru café.

"Wow. Kau cepat sekali."

"Tentu saja, aku kan superman," kata BamBam duduk didepan Lisa.

"Ya, ya. Terserah kau."

Suara pintu café kini terbuka juga. Seorang laki-laki dengan pakaian serba tertutup. Hoodie hitam, masker hitam, jaket hitam, semua pakaiannya gelap. Dia mengunci pandangannya pada Bambam dan Lisa yang menatapnya aneh.

Dia berjalan pelan kearah Lisa dan Bambam. Tapi suara ketukan sepatunya terdengar jelas. "Lisa?"

"Siapa kau?"

"Apa kau Lalisa?"

"Kau siapa?"

"Kau Lalisa Manoban?"

"Bukan. Siapa kau?" Lisa berdusta.

"Aku bukan siapa-siapa. Terima kasih."

Laki-laki itu berjalan keluar dari café dengan suara ketukan sepatunya seperti sebelumnya. Lisa mengejarnya, dan berteriak saat laki-laki itu baru akan memberhentikan taxi. "Ya! Aku Lalisa! Orang yang kau cari! Ada apa!" teriaknya.

"Oh? Mingyu bilang, kau bekerja menjadi bartender. Apa itu benar?"

MINGYU FUCKING KIM! WATCH OUT YOUR FUCKING MOUTH! Batinnya berteriak bagaikan ada gemuruh petir yang menghantam sisi kesabarannya.

"Hahah, aku hanya berbohong!"

"What?"

© chainsther

FugitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang