Gadis itu merebahkan tubuhnya di ranjang yang akan ia gunakan sebagai tempat Proses Pengembalian Ingatan. Ia berani mengambil resiko kematian, hanya untuk menginginkan apa yang menjadi miliknya dahulu.
Dua benda pipih berbentuk bulat dilekatkan pada pelipisnya. Benda itu terhubung dengan monitor di sampingnya, menggunakan kabel tipis nan bening. Ia merasakan jarum suntik masuk ke dalam dagingnya.
Perlahan, kedua matanya ia sengaja pejamkan. Lisa telah memasuki alam bawah sadarnya.
Dokter dan para perawat telah mengecek keadaan tubuhnya. Lisa sudah siap dalam proses ini. Tubuhnya stabil, tidak ada halangan apapun.
Seiring berjalannya waktu, kabel bening itupun dipenuhi dengan partikel-partikel kecil berwarna kuning. Bibir sang gadis mulai memucat. Serta merta tubuhnya yang dingin seakan berada di Kutub Utara.
Sekelibat ingatan memasuki pikirannya. Ingatan yang dulunya hilang bagaikan pasir ditiup angin, kini muncul bagaikan api yang membara. Bayangan orang-orang yang pernah ia temui pun muncul.
Gelak tawa memenuhi pikirannya, miliaran orang yang pernah ia lihat masuk ke dalam pikirannya bagaikan seribu kuda jantan berlari bersama angin tengah menyerbunya.
"Ayah harus pergi."
"Gadis aneh."
"Mengapa kau bodoh sekali?!"
"Get your damn fucking mind straight!"
"Ayahmu takkan kembali."
"Jangan ganggu aku."
"Menjauhlah darinya!"
"Kau tidak pantas berteman dengan kami."
"Cermin bahkan tak kuat melihat betapa buruk rupanya dirimu."
"The door is here, Bitch."
"Sadarlah, Freak. Dunia ini bukanlah sekedar unicorn dan pelangi."
"Lalice,"
"Namaku Roseanne Park, aku berasal dari Australia."
"Lalice,"
"Genggamlah tanganku lebih erat."
"Lalice,"
"Aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai adikku."
"Aku Kim Jennie. Dia sepupuku, Kang Seulgi."
"Apa kau yakin?"
"Ayo kita pulang,"
"Soal itu, serahkan pada kami. Sekarang ikuti Joy saja."
"Kau sudah dibohongi oleh mereka, Lisa."
"Jungkook?"
Detak jantung Lisa tiba-tiba saja tak berkaruan, matanya masih terpejam. Dokter serta para suster yang melihatnya khawatir akan hal itu. Salah satu suster bahkan menasihati sang dokter. "Dokter! Lebih baik kita batalkan saja!"
"Tidak bisa. Kita tidak bisa membatalkannya."
"Tapi pasien sekarat, dokter!"
"Turuti perintahku!"
Tubuh Lisa sudah bergunjang-ganjing, para suster yang melihatnya sedikit menjauh. Mata setiap nyawa yang berada di ruangan itu seketika membelalak ketika melihat surai Lisa yang menyulut menjadi berwarna Auburn.
Seusai hal itu terjadi, tubuh Lisa tiba-tiba diam membeku. Sang dokter sontak memerintah para suster untuk melepaskan peralatan-peralatan rumah sakit dari sekujur tubuh Lisa.
Kelopak mata sang gadis terbuka tiba-tiba. Tapi, sang dokter menyadari ada hal yang berbeda dari Lisa. Matanya berubah menjadi biru sapphire.
"IKAT DIA!"
***
Langkah kaki berlari-lari mengisi lorong yang menuju tempat Hyoyeon mendapatkan ide-idenya. Nafasnya terengah-engah. "Aku harus menyelamatkan-"
BRUK!
Kegelapan tiba-tiba mengisi pandangannya. Gadis itu jatuh pingsan akibat kepalanya yang terkena pukulan keras dari tongkat baseball. "Rasakan itu. Dasar pelacur."
Cairan kental berwarna merah merembes melalui kepala Momo. Ia tergeletak mengenaskan.
Sang Pemukul sejenak memerhatikan korban pukulnya, tapi tiba-tiba saja ia menjatuhkan tongkat baseball tersebut.
Sang Pemukul meremas kepalanya begitu keras hingga tersungkur ke lantai, menyesali tindakan yang telah diperbuat.
Lisa berteriak sangat keras, melengking, masih menjambak rambutnya, mengeluarkan segala perasaan yang memendam di hatinya melalui seruan.
Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya. Sesuatu di dalam sana seakan mengendalikan jiwanya.
Tangannya meraih wajah Momo dan menaruh kepalanya di pangkuannya. "Maafkan aku," ucapnya parau dengan isakan tangis, mengelus wajah Momo lembut.
Tidak ingin menghabiskan waktu dan melupakan tujuannya, Lisa meninggalkan Momo yang sudah tak bernyawa. Ia akan membalaskan dendamnya, tanpa ada hesitasi di dalam dirinya.
***
Lisa berlari menuju ruang keamanan, dimana seluruh kuasa akan cctv di setiap sudut gedung ini terpusat di sana. Gadis itu memasukkan pistol di sakunya dan mengkucir rambutnya.Sandiwara sebentar lagi dimulai.
Ia akan mengelabui para penjaga di dalam. Hal yang mudah, karena mereka semua adalah pecinta wanita, yang suka membandingkan wanita dengan taruhan konyol. Dan apa yang akan Lisa lakukan pada mereka, itu adalah hukumannya karena telah memainkan wanita.
Gadis itu mengetuk pintu ruang keamanan. Namun setelah menunggu bermenit-menit, pintu di hadapannya tak kunjung terbuka.
"Fine. Kurasa aku yang harus memulainya." Perlahan Lisa membuka kenop pintu tersebut.
Matanya melebar sesaat sebuah pistol tertodong tepat di depannya. Namun todongan itu melemah seketika, menyadari bahwa sang gadis yang datang padanya.
"Jungkook?"
Suara gadis itu mendadak mengecil. Laksana kaca yang jatuh lalu pecah berkeping-keping, seperti itulah kerinduannya.
Jungkook menghancurkan jarak di antara keduanya, lelaki itu menarik Lisa ke dalam pelukannya. Lengannya yang melingkar di tubuh Lisa terasa begitu hebat dan penuh tekanan.
Lisa bahkan dapat merasakan hembusan nafas yang menggelitik lehernya, pria itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lisa.
Pelupuk mata Lisa tak mampu membendung butiran bening yang sebentar lagi akan merembes mengenai pipinya.
Tak ada yang perlu dikatakan, semua telah diungkapkan dalam sekali gerakan. Pemuda itu membawa Lisa ke satu titik yang berbeda. Kehangatan.
Ya, semua kerinduan telah tercantum di rengkuhan hangat pemuda itu.
***
PLEASE JANGAN HATE AKU
AKU TAU AUTHOR YANG TIDAK TELADAN
MAAFKAN AUTHOR :'))
KAMU SEDANG MEMBACA
Fugitive
Fanfiction[ WRITTEN IN INDONESIA ] Lisa hanya ingin kehidupannya kembali sederhana. Namun ia terlanjur masuk ke dunia Jeon Jungkook. Tentang Jungkook, dia bukan orang biasa dan dia tidak lemah. Masalah semakin rumit dengan Lisa yang tidak bisa berhenti menci...