apakah ff ini udah lumutan di library kalian? 😁
Terbelenggu beratus-ratus ikatan hasrat keinginan, menghanyutkan diri dalam arus pusaran birahi dan amarah.
Manusia hidup dengan perasaan. Tapi terkadang untuk memenuhi kewajiban, seseorang harus menahan perasaannya.
Dan manusia yang mementingkan kebahagiaan orang lain adalah manusia sejati.
Awan kecil mungkin dapat menyembunyikan matahari, tapi tidak dengan sinarnya. Seperti seorang gadis yang berdusta melalui ucapannya, tapi tidak dengan tatapannya.
Seseorang pun tidak bisa bersedih untuk apa yang tidak bisa ia miliki.
Tapi ingatlah akan suatu fakta, dimanapun kejahatan terjadi cinta dapat menaklukannya.
***
Kedua mata mengerjap. Gadis itu seketika tahu dimana ia berada ketika aroma ruang yang tengah dihuni terhirup oleh indera penciumannya.
Tubuhnya baik-baik saja. Tapi, sesuatu seakan telah menghantam pikirannya. Kepala terasa pening.
"Kau sudah bangun, hm?"
Hyoyeon menutup majalah yang tengah ia baca. Lantas berjalan mendekati Lisa. Tangannya mengelus lembut surai Lisa, lalu beralih pada pipinya yang terdapat sebesit luka.
"Apakah kau akan melakukan apapun demi chip itu? Ingatanmu?"
Semampu mungkin ia mengangguk, meski masih terasa sakit. Terutama di bagian tengkuknya ketika ia menggangguk.
"Bisakah kau melakukan sesuatu untukku? Dan kita akan mengambil chip milikmu yang tersembunyi di markas Lucian? Bisakah?"
Lisa kembali mengangguk, dan rasa sakit itu kembali terasa. Jemari Hyoyeon mengelus pipi lembut Lisa, sontak dua ujung bibirnya mengkukir sebuah senyuman.
"What a good girl."
"Bagaimana keadaan Momo?" tanya Lisa.
Hyoyeon menatap Lisa pasrah. "Percayalah, kau tidak ingin melihat keadaannya saat ini."
Tanpa alasan yang jelas, Hyoyeon tiba-tiba meninggalkan Lisa sendirian. Tapi tidak untuk waktu yang lama, dua pria memasuki kamarnya. Keduanya memakai hoodie hitam juga tudung yang menyembunyikan wajah mereka.
"Biar aku tebak," potong Lisa sebelum dua pria itu memberitahu identitas mereka.
"Mr Chittaphon dan Khunpimook?" duganya.
Kemudian salah satu dari keduanya membuka tudungnya. Tebakannya tepat sasaran, seperti biasanya.
"Kau juga." Lisa memerintah pria di sisi Ten yang belum membuka tudungnya.
Pria di sisi Ten tak berkutik, ia tidak mengikuti keinginan Lisa.
"Baiklah, tak usah. Aku pun tahu kau siapa. Langsung ke intinya. Jadi, kenapa kalian kesini?"
Ten mulai berbicara. "Ada beberapa hal yang Hyoyeon tak ketahui tapi kami mengetahuinya."
"Ya, tapi sebentar lagi wanita itu akan mengetahuinya. Jadi akan sia-sia bagi kalian berdua untuk menyembunyikannya," potong Lisa.
"Dengar dulu," desak Ten.
Pandangan pria itu beralih pada Bambam yang setia memakai tudungnya. Tak ada jawaban dari Bambam, Ten pun membuka mulut. Seluruh seluk beluk kisah yang ingin ia beritahu pun terlontar lancar darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fugitive
Fanfiction[ WRITTEN IN INDONESIA ] Lisa hanya ingin kehidupannya kembali sederhana. Namun ia terlanjur masuk ke dunia Jeon Jungkook. Tentang Jungkook, dia bukan orang biasa dan dia tidak lemah. Masalah semakin rumit dengan Lisa yang tidak bisa berhenti menci...