Bangtan City 2:33 am
Jungkook menurunkan Lisa, pada kasur yang biasa ia tiduri. Kini tempat itu milik Lisa pula. Karena bagi pria itu, apa yang menjadi miliknya akan menjadi milik Lisa. Karena ia adalah separuh dirinya, dan separuh dirinya adalah dia.
Perempuan itu masih dengan gaun yang ia pakai semalam. Jungkook membuka gaunnya perlahan, hingga yang terlihat hanyalah kaus kutang dan hot pants yang Lisa kenakan, membuat Jungkook ingin sekali menyetubuhinya, namun birahinya ia tahan.
Hanya sesaat lagi, Jeon. Kau harus bersabar. Batin Jungkook.
Beruntung perempuan itu tidak dilucuti sepenuhnya. Mungkin saja, lelaki itu tak mampu mengontrol hasratnya. Tapi ia tetap menghormati perempuan, Jungkook akan berpikir dua kali untuk melakukannya.
Lelaki itu membuka tuxedo yang ia kenakan, buatan asli Italia, dan melonggarkan dasinya, melepaskan sepatu serta kaos kakinya, begitu juga kemejanya. Dia perlahan berbaring disisi Lisa, dilihatnya perempuan itu sedikit letih.
Jungkook menarik Lisa kedalam pelukannya, walaupun mereka sama-sama mengenakan pakaian, tetap saja pakaian itu berbahan tipis. Sudah lama lelaki itu menantikan hari ini. Dimana ia dapat merengkuh kekasihnya dengan perasaan penuh kasih.
"Kau akan tetap disini. Bersamaku."
Wajah Lisa menghadap pada dada bidang Jungkook, lelaki tersebut merengkuhnya lebih erat, seolah tak ingin dilepaskan.
Jungkook mencium puncak kepala Lisa, menghirup harum semerbak yang ia rindukan. Entah bagaimana caranya mendeskripsikan sikap Jungkook padanya, pada Lisa.
Ia bahkan tak memikirkan dosa karena telah mencintai adiknya sendiri, mencintai dalam arti cinta sepasang kekasih, bukan hubungan kakak adik.
Ponsel Jungkook bergetar, menandakan pesan masuk. Ya Tuhan, siapa yang berani menganggu waktu Jungkook bersama Lisa. Ia segera mengambilnya pelan, tanpa ingin membuat perempuan didekapannya terbangun. Tanpa ragu ia segera mencabut baterai ponselnya.
Karena malam ini, ia ingin menghabiskan sepanjang malam, bersama sang gadis.
***
Lisa mengerjapkan matanya pelan. Tubuh indahnya terbaluti seutuhnya oleh selimut. Ia bangkit dari tempat tidurnya. Netranya menyapu sekeliling ruangan, dalam batin ia bertanya aku dimana?
Seorang lelaki baru saja keluar dari kamar kecil. Tentu saja Jungkook yang mengenakan kemeja putih. Lisa sungguh tak mengenal wajahnya, hanya saja ia merindukan sesuatu. Dan apa yang ia rindukan tepat dihadapannya sekarang ini.
"Tunggu, bukankah kau yang menciumku semalam?" Jari Lisa menunjuk Jungkook, ia mengamati lelaki itu dari bawah hingga atas. "Ya, kau lelaki itu." Lisa yakin ingatannya masih stabil.
Jungkook maju selangkah, hingga dia hanya beberapa jarak dengan Lisa. Kepalanya merunduk, resiko memiliki tubuh tinggi. Matanya fokus pada Lisa yang merundukkan kepalanya pula. "Kau tak ingat apapun? Sungguh?" tanya Jungkook memastikan.
Lisa hanya diam. Berakting seolah ia hanya perempuan biasa, pasalnya dia tau darimana dia berasal—organisasi rahasia, lagipula dia yakin sesaat lagi kawan-kawannya akan mendatangi rumah ini dan menyelamatkannya.
Tangan Jungkook nyaris ingin menangkup pipi Lisa. Sontak gadis itu menepis dan memelintirnya. Hal itu adalah hal biasa bagi Jungkook, dikarenakan ia pernah berpatisipasi banyak lomba bela diri.
Jungkook memutar balik keadaan. Dengan mudahnya ia memelintir balik Lisa hingga kini perempuan itu yang kesakitan. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Lisa, serta berbisik dari belakang dengan suara serak, "kau ingin bermain denganku? Bermainlah diatas ranjang, itu lebih mengasyikkan."
Lisa yang mendengarnya pun serasa tersambar oleh petir. "Banyak kamera keamanan tersebar di rumah ini. Kau kabur, aku akan mendapatkanmu terlebih dahulu. Jadi, lebih baik bermain diatas ranjang saja, bagaimana?"
Jungkook melepaskan tangan Lisa yang ia genggam, mendorong tubuhnya hingga jatuh pada ranjang. Dan kau tau bagaimana tampilan Lisa? Ia masih dengan kaos kutang dan hot pantsnya, sulit bagi Jungkook menahan hasratnya.
Lisa memundurkan tubuhnya tatkala lelaki itu maju mendekatinya. Jemari Lisa telah menyentuh kerah kemeja Jungkook, tapi lelaki itu seperti singa yang ingin menerkam mangsanya, maju setahap demi setahap.
Ketika punggungnya telah mencapai kepala kasur, Lisa memejamkan matanya. Dia tau apa yang akan Jungkook lakukan, tentu saja perlakuan yang lelaki itu buat persis seperti tadi malam.
Tapi yang ia rasakan kini berbeda.
Lelaki itu malah mencium leher jenjang Lisa, menghirupnya pelan, menikmati bagaimana dia dapat menghabiskan waktunya bersama sang Juliet. Hingga sang pria berhasil menanggalkan tanda kepemilikan disana.
"Aku tak bisa menahannya. Biarkan aku bersatu padamu."
Tangan Lisa menahan dada Jungkook, meremas kemejanya. Lelaki itu tak berhenti menciumi leher jenjangnya. Hingga bibir tipisnya beralih pada bibir Lisa. Rasanya nikmat, sangat menggairahkan.
Sedangkan tangannya yang lain meremas seprainya. Ia tak mampu menahannya, ia tak mampu menahannya, ciuman panas yang Jungkook berikan mengobarkan api amarah dalam dirinya.
Dengan kasar Lisa menyingkirkan wajah Jungkook semampunya. Ia tak dapat membiarkan seseorang menyentuhnya. Itu berarti Jungkook takkan mengelabuinya, karena perempuan itupun telah menjaga jarak.
"Stay away." Tiliknya memandang Jungkook yang memuakkan. "Stay away from me," lirihnya. "I'm not yours, you're not mine."
Ucapan Lisa sangat menohok hatinya, tapi itu terdengar benar. Walaupun begitu, Jungkook takkan pernah berhenti memberikan seluruh rasa sayangnya pada gadis itu—Lalisa Manoban.
© thaeryn
KAMU SEDANG MEMBACA
Fugitive
Fanfiction[ WRITTEN IN INDONESIA ] Lisa hanya ingin kehidupannya kembali sederhana. Namun ia terlanjur masuk ke dunia Jeon Jungkook. Tentang Jungkook, dia bukan orang biasa dan dia tidak lemah. Masalah semakin rumit dengan Lisa yang tidak bisa berhenti menci...