19

4.4K 445 17
                                    

Tang Tang Tang! Fingertip nae mameul duryeonae🔫



Bukan update-an.


Tapi boong

— —
Seorang pria pekerja keras berlari-lari dengan nafas terengah-engah menuju ruang peristirahatan si Bos. Dia membuka kenop pintu dengan tidak tenangnya. "Ketua, Lapor. Musuh telah memulai aksi mereka. Segera ambil tindakan untuk ini."

Dia, si Bos, bangun dengan rasa remuk hampir di seluruh tubuhnya karena terlalu lama berbaring dan rasa sakit di bagian pundaknya. Ya, kemarin saat tindakan seorang pria asing itu, dia meleset, tembakannya meleset. Dan ya, beruntung si Bos selamat.

"Kalau begitu, beritahu pada Irene agar teamnya untuk segera menjalankan misi. Aku sedang dalam keadaan tak baik, aku mengandalkanmu, Mino."

Pria bernama Mino itu mengangguk patuh dan segera melaksanakan tugas yang bosnya berikan. Dia kembali berlari lagi, hingga mencapai ruangan para petarung perempuan. Dia membuka kenop pintunya dan langsung memanggil Irene.

"Persiapkan pasukanmu. Misi akan segera dimulai." Mino berkata seperti itu, padahal seluruh anggotanya sedang duduk melingkar dengan sebuah jenga di tengah-tengahnya. Lisa juga termasuk disitu.

Pria itu menutup kembali ruangannya, karena dia tau mereka membutuhkan privasi dalam mengganti kostum mereka. If you know what i mean.

"Semuanya berdiri," perintah Irene pada para anggotanya.

"Persiapkan senjata, pakaian, dan alat-alat yang telah diberikan. Dan Lalisa, kau ikut denganku. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu."

Irene mengawal Lisa pada sebuah gudang persenjataan. Sesampainya disana, dia memberikan sebuah tongkat baseball padanya. "Yang benar saja? Tongkat baseball?" tanyanya sedikit tidak terima.

"Hey, itu adalah tongkat yang dipakai untuk membunuh zombie tatkala di masa depan." Lisa mengamati tongkat yang sedang ia genggam.

"Kalian percaya pada zombie juga?"

"Setidaknya kami percaya pada suatu yang logistik. Berbeda dengan vampir, ataupun werewolf, kami tak percaya dengan hal-hal semacam itu." Irene menjelaskan. "Tapi yang termuda, Kim Yeri, kau kenal diakan, dia gemar membaca kisah para pemburu bayangan."

Irene merebut tongkat baseball dari tangan Lisa, dan menaruhnya kembali pada tempat sebelumnya. Dia melangkahkan kakinya.

"Kenapa dikembalikan?" Lisa bertanya sambil mengikutinya.

"Karena aku tidak akan memberimu itu, bodoh. Mana bisa kau menjalankan misi dengan tongkat baseball yang tampak menarik perhatian." Irene berhenti pada perkumpulan pistol-pistol dari zaman ke zaman.

Dia mengambil salah satunya.

"Pistol FN 57 asal Belgia. Hampir sama dengan FN P90, senjata ringan berbahan polimer, kapasitas magazin yang besar, mudah digunakan dengan tangan kiri atau kanan, recoil yang rendah, dan dapat menembus baju anti peluru menggunakan jenis peluru terbentuk."

Irene memasukkan pelurunya dan mempraktekannya pada sebuah baju zirah yang jaraknya lumayan jauh, yang ditampilkan sebagai salah satu koleksi organisasi mereka. Alhasil baju zirah itu pun tidak sempurna seperti sebelumnya. Dan Irene telah merusak koleksi milik organisasinya sendiri.

"Keren, bukan? Aku memakainya saat diriku masih sekecil ini," Irene mensejajarkan tangannya dengan pinggangnya.

"Ayahku dulu seorang tentara, ibuku seorang peretas. Kau tau, dulu mereka bermusuhan, karena ibu adalah peretas negara asing yang ingin membobol data negara ini. Namun takdir sudah tertulis, mereka bertemu dengan cara yang aku tidak tahu karena dia tidak menceritakannya."

FugitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang