30

4.3K 426 70
                                    

yang ga komen jodohnya gapunya tytyd :DDD

___

Perlahan dua gadis tersebut menuruni kaki jenjang mereka turun dari mobil.

Momo berjalan angkuh dengan kacamata hitam yang bertengger apik di puncak kepalanya. Lisa hanya mengibaskan rambutnya, namun outfit yang ia kenakan kali ini sudah pasti menarik perhatian siapapun yang melewatinya.

Mereka harus mampu bersandiwara layaknya gadis-gadis kaya yang akan menikmati malam indah mereka dengan segelas soju dan lampu remang yang menghiasi club sampai kesetiap sudutnya.

"Okay, girls. Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan. Fokus."

Earzoom telah tersedia sebagai alat komunikasi khusus antara mereka dan Hyoyeon.

"Name?" tanya seorang wanita di depan pintu utama club. Dikawali oleh empat bodyguard berdiri gagah.

"Senoritta," sebut Lisa sembari melilitkan ujung rambutnya dengan jari telunjuknya.

"And you?" Tatapan wanita tersebut beralih pada Momo yang tengah menguyah permen karet, lantas meletuskannya.

"Hikari."

Wanita itu sibuk mencari nama mereka pada daftar pengunjung yang ia bawa. Bola matanya bergerak turun, mencari nama yang telah disebutkan oleh Lisa juga Momo.

Tatapannya tertuju pada dua nama yang tertera disana. Senyum terpatri di wajahnya. "Come in." Ia membuka lebar pintu masuk dan membiarkan keduanya bergabung.

Mereka mengambil langkah lebar dan memasuki tempat yang paling diminati oleh para pendosa.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, orang-orang yang memenuhi koridor teralihkan pikiran mereka karena kehadiran keduanya.

Club ini bukan sekedar club yang biasa ditemukan di mesin pencari, atau yang biasa orang-orang gosipkan. Tempat ini khusus untuk orang-orang kaya, dan para penghiburnya pun sangat mahir dalam membuat senang para pengunjung.

Hyoyeon bahkan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk menyelundupkan empat anak buahnya. Hanya untuk mengincar pria berumur empat puluh tahun-yang dapat membawa perubahan besar bagi negeri ginseng ini.

"Jadi? Dimana kita akan memulainya? Langsung menuju belakang panggung?" Momo bertanya.

"Arah jam dua belas." Perintah Hyoyeon.

Lisa mematuhi perintah Hyoyeon, mengikuti arahannya. Disana terdapat tempat, memang benar jauh dari kata ramai. Namun Lisa tak bisa menempatinya. Pasalnya, tempat itu telah diduduki.

"Ada dua lelaki," ujar Lisa memberitahu Hyoyeon melalui earzoom yang bertengger apik di daun telinganya.

"Tenang saja. Itu Ten dan Bambam."

Momo yang ikut mendengarkannya menaikkan kedua alisnya, ia tak menyangka.

Dua pria itu dapat menghirup harum semerbak yang sangat dikenalinya. Lisa dan Momo tiba dihadapan mereka. Lantas Momo mulai angkat bicara. "Bisakah kami duduk, Mr-"

"Chittaphon dan Khunpimook," Hyoyeon menyahut di seberang sana.

"-Mr Chittaphon dan Khunpimook?" lanjut Momo.

Nama macam apa itu. Batin Momo.

Kedua pria itu tersenyum, lalu menggeserkan tubuh mereka, memberi ruang pada dua gadis yang akan menjalani misi.

Lisa dengan segera mendaratkan bokongnya pada sofa empuk. "Akhirnya aku bisa duduk."

Momo menunjukkan sebuah lipstick yang ia selipkan di sakunya pada Lisa. "Apakah kau yakin benda konyol ini akan bekerja?"

FugitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang