34

11K 552 87
                                    

Saat berangkat menuju markas Hyoyeon, Jungkook dan Taehyung menggunakan mobil Taehyung. Tapi mobil itu kini telah hilang, mungkin anak buah Hyoyeon yang mengambilnya. Mereka akhirnya pulang menggunakan mobil jeep koleksi Hyoyeon. Taehyung yang menyetirnya, Lucian duduk di sampingnya.

Sementara Hyoyeon diapit oleh Jungkook dan Lisa. Akan lebih aman kalau Lucian dan Hyoyeon tidak duduk berdampingan, kan?

"2 Kilometer lagi kita akan sampai di rumahku," ucap Taehyung sambil melihat GPS.

Di kala suasana damai itu, mendadak sebuah peluru terlontar ke arah mereka. Beruntung, tembakan itu meleset. "Apa-apaan itu?!" pekik Hyoyeon tersentak.

"Itu pasti anak buahmu!" tuding Jungkook pada Hyoyeon.

"Bukankah tadi kau bilang sudah kau habisi semua?" tanya Hyoyeon meninggikan suaranya.

"Kami menggunakan bom! Mungkin saja ada beberapa dari mereka yang selamat!"

Hyoyeon menoleh, mencoba melihat sang penembak. "Sudah kuduga, mereka bukan anak buahku!"

"Lalu?"

"Entahlah, aku tidak tahu! Seluruh mobil diisi oleh para gadis."

"Argh, kalau begini ya tentu saja serang balik." Jungkook mengambil senjata SIG SHR 970 di sampingnya.

"Lisa, kau bisa bantu aku?" tanya Jungkook sibuk menargetkan.

"Tentu saja!" seru gadis itu bersemangat. Ia mengambil pistol revolver di sakunya dan mengisi ulang peluru. Walaupun pistol itu tidak bisa terlontar jauh, setidaknya gadis itu sudah berusaha membantu.

"Tembak bannya."

"Sedang kucoba."

Lisa tiba-tiba mematung di tempat.

"Lisa, cepat tembak! Kenapa kau dia saja?"

"M-mereka.. teman-temanku."

Jungkook mengerutkan dahinya. "Apa? Untuk apa mereka di sini?"

"Pastinya ingin menjemput pacarmu itu," celetuk Hyoyeon seraya memutar kedua bola matanya.

"Kenapa mereka tidak berhenti menembak? Mungkinkah mereka tidak melihatmu?"

"Mungkin saja."

"Taehyung, bisa kau berhenti di suatu tempat? Aku perlu berbicara dengan mereka."

Taehyung yang mendengar itu pun membanting setirnya, memutar balik arah. Pemuda itu menginjak pedal gas lebih kuat dari sebelumnya. "Di depan sana ada desa kecil, kita cari tempat yang jauh dari masyarakat agar tidak terjadi keributan."

***

Taehyung memberhentikan mobil mereka di balik pohon besar. Lisa menyenderkan tubuhnya di batang pohon itu sambil melipat kedua lengannya di depan dada. Taehyung dan Jungkook menjaga Lucian dan Hyoyeon yang tidak beranjak dari mobil.

"Apa kalian sangat meragukanku?" tanya Hyoyeon tak percaya sekaligus kesal. "Lepaskan borgol ini, tanganku pegal tau!"

"Tenang saja nanti akan kulepas lenganmu sekalian dari tubuhmu," ucap Taehyung sadis. Hyoyeon mencebikkan bibirnya lalu berucap, "menyebalkan."

Lucian membuka suara. "Kurasa mereka sudah berhenti menyerang." Semua orang di sana hanya menatapnya sejenak, lalu kembali pada pikiran masing-masing. Betapa malangnya Lucian, tidak ada yang menggubris opininya.

Suara deruman mobil mulai terdengar. Lisa keluar dari persembunyiannya di balik pohon besar itu, menampakkan diri. "Teman-teman! Ini-"

Gadis itu berhenti bicara.

Jungkook yang hanya bisa melihat punggung Lisa pun keheranan. "Ada apa, Lalice?" Pemuda itu turun dari mobil jeepnya dan menghampiri Lisa yang terdiam membeku.


"Lalice? Sungguh, ada apa?"" panggil Jungkook. Gadis itu perlahan membalikkan tubuhnya. Jungkook melihat Lisa tersenyum lebar padanya.

Pandangan Jungkook beralih pada tangan Lisa yang memegangi perutnya. Merah. Cairan kental berwarna merah itu membanjiri perutnya.

Jantung pemuda itu mencelos seketika. Nafasnya tertahan. Dunia seakan berhenti.

Tubuh Lisa kehilangan keseimbangan, Jungkook menangkap gadis itu dalam dekapannya, membuatnya terjatuh. "Lalice?" panggil Jungkook dengan suara tertahan. "Tidak, tidak."

"Taehyung, lepaskan borgol wanita itu! Kau tidak bisa melawan mereka sendirian!" teriak Jungkook pada temannya.

Dari belakang, Taehyung, Lucian, dan Hyoyeon yang sudah dilepas borgolnya mulai menembaki gadis-gadis di mobil itu.

Wajah Jungkook memerah, pelupuk matanya dibasahi oleh butiran bening. Jungkook meneteskan airmatanya. "Tidak, Lalice. Lihat aku, lihat aku. Aku di sini."

Lisa tersenyum tipis. "Maaf ya, aku tidak bisa menepati janjiku. Kurasa, kau harus mencari teman lain untuk bertarung." ucap Lisa dengan suara kecil.

Jungkook berusaha menahan tangisnya, namun usahanya sia-sia pula. "Lalice, lihat aku saja. Tak usah banyak bicara."

"Dengar, kita akan segera pulang dari sini, kita akan berbicara pada ayah dan ibu mengenai hubungan kita, ayah dan ibu pasti mengerti lalu menerimanya, kita akan kembali bahagia, lalu kita akan menikah, memiliki anak, melihat mereka tumbuh, hingga rambut memutih. Lalu-"

Jungkook tidak kuasa menahan tangisnya. Kepalanya tertunduk. Matanya ia pejam rapat-rapat, tapi butiran-butiran yang nakal itu tetap keluar juga.

Gadis itu memandang Jungkook berbinar. Tangannya meraih pipi pemuda itu. Jemarinya mengusap airmata yang membasahi pipi Jungkook. "Aku benci melihatmu menangis. Jujur saja, rasa sakitnya bertambah."

Jungkook menggenggam tangan Lisa yang berada di pipinya lantas mengangguk mengiyakan. Walaupun begitu, airmatanya tetap saja keluar.

Lisa meringis kesakitan.

"S-sayangku," sebut gadis itu. "A-aku akan s-segera pergi," ucap gadis itu mulai melemah. "L-lihat mataku, Jeon Jungkook. J-jangan pernah berhenti m-menatapnya. Jangan p-pernah menghapusku d-dari hatimu, ya?"

Lisa meneteskan airmatanya. "S-saat kau menemukan s-seorang wanita nanti, t-tolong sisakan t-tempat u-untukku di hatimu, ya? K-kita.. kita p-pasti akan b-bertemu lagi."

Darah mengalir melalui mulutnya. "A-aku mencintaimu, Kak. Sangat."

Gadis itu menghembuskan nafas terakhirnya, matanya tertutup sempurna. Mata Jungkook membulat. Tenggorokannya serasa mengering.

"Lalice?" panggil pemuda itu dengan suara mengecil.

"Lalice, hey, aku di sini, aku di sini."

"Lalice, buka matamu!"

"Lalice!"

"Lalice, aku tak akan membiarkanmu pergi lagi."

"Lalice, kau sudah berjanji padaku!"

Tangisan Jungkook pecah. Ia menarik Lisa ke dalam pelukannya. Begitu erat hingga ia mampu meremukkan tubuh gadis itu. "Kembalilah. Aku mohon! Jangan tinggalkan aku."

***

THE END BITJ JSJSJSNSNS 😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎😎

author tidak pandai menulis yg sad sad, maaf yaa :')

FugitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang