Pipi Lisa rasanya sudah memanas. Tamparan demi tamparan ia dapatkan dari bajingan itu. Ia meludahi pria tersebut seakan menganggapnya sebagai sampah.
Sekali lagi tamparan ia peroleh.
Wajah Lisa menunduk, poninya menutupi matanya. Tangan kanan pria itu mencengkram keras rahang Lisa. Membuat sebuah lipatan di pipinya.
Ia menjauhkan wajah Lisa lantas meninggalkannya sendirian di ruangan gelap.
Pintu terkunci. Lisa tak dapat melihat apapun lagi. Karena ruang itu gelap total. Hanya suara hewan malam yang setia menemaninya.
Tak lebih dari sejam, pintu yang terkunci beberapa waktu lalu kembali terbuka. Kini terlihat bayangan seorang laki-laki, ia membawa pisau di tangannya. Cairan kental menetes melalui ujung pisaunya.
Lisa hanya dapat memejamkan matanya rapat-rapat. Berharap seseorang akan datang menyelamatkannya detik itu juga.
"Ayo pulang, Lisa."
"Kau.."
"Apa? Ayo pulang,"
Lisa masih tidak percaya.
Kalau orang yang ada dihadapannya adalah-
Dia adalah-
Kim Mingyu.
***
Mingyu mengobati pipi Lisa yang bersemburat merah. Gadis itu tak habis pikir dimanakah Bambam ketika ia membutuhkannya.
Maksudnya, mereka berteman sejak kecil. Wajar jika ia akan menghubungi Bambam pertama kali ketika ia tak bisa menghubungi ibunya-layaknya seorang adik yang membutuhkan kakaknya. Walau Lisa lahir terlebih dulu sebelum BamBam.
"Terima kasih." Lisa membuka mulutnya pada akhirnya setelah keheningan menyelimuti keduanya. Mingyu hanya menatap teduh Lisa, lalu kembali seperti semula.
Lisa mengembuskan nafas panjang. "Sebenarnya aku tak ingin membicarakan ini sekarang. Tapi aku sungguh ingin tahu." Mingyu menaikkan alisnya mendengar nada bicara Lisa yang terdengar serius.
Ia melanjutkan. "Bagaimana kau tahu keberadaanku? Dan juga, melewati para penjaga di pintu utama? Aku yakin kau takkan mampu menghabisi seluruhnya. Bahkan aku yang telah mempelajari sedikit ilmu bela diri, kalah dengan mereka."
Lisa tidak ingin berbohong pada dirinya sendiri. Tapi hati kecilnya benar-benar mengharapkan Jungkook terlibat dalam rencana penyelamatan dirinya. Dia memikirkan laki-laki itu-selain BamBam.
Ya, karena hanya Jungkook seorang yang Lisa hubung i setelah BamBam. Dan entah kenapa hatinya mencelos setiap kali terbayang akan wajahnya.
Tapi tentu dia tidak akan jatuh cinta-sadar akan dirinya, batasannya. Lagipula ia harus memikirkan tentang ibunya, dia belum ditemukan.
Entah siapa yang dengan bodohnya ingin menculik ibunya. Sungguh, tidak bermanfaat. Mereka tidak memiliki harta karun, atau segudang lembaran uang dirumah mereka. Lisa dan ibunya hanyalah orang sederhana.
Ia tumbuh dengan kehidupan sederhana. Namun baginya itu lebih dari cukup.
Tapi itu tidak menjadikan bocah itu sebagai gadis yang syahdu. Sejujurnya ia adalah gadis yang penuh tingkah. Terutama ketika bertemu dengan kawannya.
"Itu tidak penting. Sekarang pikirkan bagaimana menemukan ibumu, Lisa. Pikirkan siapa orang yang berani membawa ibumu pergi darimu."
Rasanya antara tidak percaya dan senang karena lelakj ini sedikit memerdulikannya. Lisa benar-benar tidak tahu siapa. Dia mengingat siapa saja yang ia dan ibunya kenal.
Bibi Jieun, Tuan Changwook, Nyonya Goeun, Kakak Euntak. Dari sekian banyaknya orang yang ia kenal, tidak ada pelaku yang mencurigakan. Ralat, tidak ada yang bisa menyakiti ibunya.
Mereka semua hanyalah orang biasa yang sangat mustahil bagi mereka menyewa sekumpulan pria berbadan besar.
"Tidak bisa. Pelakunya bisa jadi seseorang yang lain. Seseorang yang mungkin belum kukenal."
Mingyu menaikkan salah satu alisnya lalu membentuk seulas senyum tipis. "Bagaimana jika seseorang di masa lalu?"
"Apa maksudmu?"
Mingyu menyunggingkan senyum.
"Aku kenal seseorang. Dia bisa membantumu, mengembalikan ingatan-ingatanmu yang hilang."
"Apa kau bilang? Apa kau memakai ilmu hitam? Apa kau penyihir?"
"Dasar aneh. Dia adalah seorang dokter. Dan dia bisa membantumu."
"Dimana keberadaannya?"
"Tidak jauh."
"Siapa namanya."
"Kau terlalu banyak tanya," komen Mingyu memutar bola matanya.
"Kalau begitu tak usah."
"Jika itu maumu."
"E-eh baiklah. Aku akan mengikuti perkataanmu. Tapi aku akan menghubungi Bambam. Kau, diamlah disini."
"Waktuku tidak banyak. 5 menit."
"Dasar cerewet."
"3 menit."
Lisa langsung menekan kontak Bambam di ponselnya. Tapi yang ia dapatkan hanyalah pesan suara. Dia akhirnya menghubungi Bibi Kocharkorn-ibu Bambam, tapi hasil sama, hanya sebuah pesan suara.
Dia baru saja akan menghubungi Jungkook.
"Waktu habis." Pupilnya membesar saat waktunya habis-seperti yang Mingyu katakan. "Kau bisa menghubungi dia, setelah sampai disana. Sekarang, kita pergi."
Gadis itu membeku, diam di tempat.
Lisa memejamkan matanya rapat-rapat. Lalu membuka suara. Dan mengutarakan perasaan dan keputusannya. "Aku tak ikut. Sebelum seseorang menjawab panggilanku. Aku dapat mencari bantuan dari orang lain. Tapi sungguh tak ada kepercayaan untukmu, Kim."
© chainsther
KAMU SEDANG MEMBACA
Fugitive
Fanfiction[ WRITTEN IN INDONESIA ] Lisa hanya ingin kehidupannya kembali sederhana. Namun ia terlanjur masuk ke dunia Jeon Jungkook. Tentang Jungkook, dia bukan orang biasa dan dia tidak lemah. Masalah semakin rumit dengan Lisa yang tidak bisa berhenti menci...