"Kalau begitu genggam lebih erat tanganku. Jangan dilepas. Kalau perlu pejamkan matamu."
Mesinnya pun mulai berjalan. Roller coaster itu setahap demi setahap berjalan. Lisa sudah mengenggam erat tangan Jungkook. Jari-jari mereka saling bertautan.
Lisa memejamkan matanya dan meremas kuat tangan Jungkook dengan jari-jarinya sampai buku jari-jarinya pun memutih.
Ada gemuruh dalam hati Jungkook saat jari Lisa menyentuh tangannya.
Gadis itu memutuskan untuk menyembunyikan teriakannya, agar ketakutan itu segera pergi. Perlahan roller coaster itu terjun, membuat perut Lisa seakan jatuh.
"Buka matamu, Lalisa!"
Perutnya serasa merosot dari tempatnya.
Lisa masih ingin memejamkan matanya. Dia hanya menggeleng cepat dengan mulut yang terkatup rapat—menahan teriakan untuk keluar.
"Buka matamu! Tak apa, ada aku!"
Kelopak mata itu perlahan terbuka. Pandangannya beralih ke Jungkook yang menatapnya tersenyum mengejek.
Roller coaster berlangsung kurang dari 3 menit.
Lisa menghela nafasnya, lega karena akhirnya usai. Lagipula wahana besar mana yang sangat lama durasinya.
Mereka pun turun dari wahananya. Bergantian dengan orang-orang yang mungkin mengantri hampir dua jam.
Jungkook menangkap paras Lisa yang sedikit berantakan. Rambutnya yang tidak tertata rapi, berbeda dengan sebelumnya. Tangannya refleks merapihkan rambut coklat itu, yang mendapat reaksi bingung dari Lisa.
Seperti melodi yang terbang diantara hati mereka. Siapapun orang yang melihat mereka pun akan menyadari kalau mereka sedang menjadi Romeo dan Juliet. Tidak tidak, itu berlebihan.
Rintik-rintik pun mengenai wajah Lisa dan Jungkook pun menyadarinya.
"Ayo berteduh!" ajak Jungkook tanpa disadari mengenggam tangan Lisa dan menariknya. Namun yang diajak pun menolaknya.
Lisa menoleh pelan pada laki-laki itu.
"Jeon Jungkook-ie, kenapa harus berteduh? Hujan bukan sesuatu yang harus ditakutkan." Kini Lisa membawa Jungkook untuk berlari kencang dan menembus hujan yang semakin deras.
Lisa hanya tertawa, seperti anak kecil.
Tapi hal-hal kecil dari Lisa yang kadang membuat seorang Jeon Jungkook yang entah siapa dia dan bagaimana kehidupan sehari-harinya mulai peduli padanya.
Lisa terpeleset.
Dan itu adalah hal yang memalukan saat kau harus terjatuh didepan mata seorang lelaki. Oh, itu sungguh memalukan.
Seperti itulah Lisa kalau sudah mengenal seseorang. Dirinya terbuka.
"Lisa-ya, sebaiknya kau pulang."
***
Lisa membuka pintu rumahnya.
"Darimana saja kau? Apa kau tau diluar sana banyak para kriminal berkeliaran? Apa kau ingin eomma larang kau keluar rumah?"
Lisa menunduk. "Maafkan aku."
Lisa langsung menuju kamarnya diatas. Dan segera membersihkan diri. Setidaknya itu pesan Jungkook sebelum mereka berpisah. Jungkook tidak mengantarkannya, kau tau kan seperti apa sifat Jungkook.
Ya walau beberapa jarak dia agak memerhatikan Lisa.
Ponselnya mendapat notifikasi dari seseorang yang tak dikenal. Tapi bisa dia tebak, Jeon Jungkook. Siapa lagi? Tapi sisi evil Lisa menghinanya terlalu percaya diri.
Dan benar saja itu adalah Jungkook dengan tulisan 정국 전 (Jeongguk Jeon)
Jungkook
Hubungi aku kalau itu sangat perlu. Jangan buang waktuku.Lisa hanya mengembungkan pipinya. Kalau seperti ini untuk apa dia menambahkan Lisa ke kontaknya. Dasar aneh.
PRANG!
Jantungnya serasa terkenyos ketika bunyi pecah piring terdengar dan teriakan lengking ibunya yang membuat Lisa segera bergegas kebawah karena khawatir.
Namun yang ia temukan hanyalah ruang tamu yang kacau. Jangan lupakan fakta bahwa dapur lebih kacau, terutama seluruh jenis benda tajam tergeletak sembarang disana.
Gadis itu berusaha menghubungi BamBam namun tidak ada jawaban. Lisa teringat akan Jungkook. Kalau itu penting, hubungi aku. Dia pun menghubungi Jungkook dan bergegas merapihkan benda-benda tajam itu.
"Apa kau gadis itu?"
Baru saja Lisa akan mengumpulkan benda-benda tajam itu, suara pria datang dari belakangnya. Bulunya bergidik ngeri. Dia membayangkan hal-hal di film pembunuhan yang pernah ia tonton.
Ia menjatuhkan ponselnya. Hal itu sontak membuat ketiga manusia termasuk dua pria asing itu terkejut. Betapa beruntung ponsel itu tetap utuh walaupun tadi terjatuh akibat terperosot dari genggaman Lisa.
Lisa mundur beberapa langkah, lantas ia merasa menginjak sesuatu. Ia segera mengambil benda tersebut ketika menyadari betapa penting benda tersebut. Ia menodongkan pisau dapur pada salah satu dari dua pria itu. "Siapa kau!"
Ya Tuhan, selamatkan aku. Batinnya.
Pria itu terkekeh, membuat Lisa semakin geram dan semakin ingin menenggelamkannya di samudra (jika saja itu tak mustahil).
"Katakan padaku siapa kau!" pekiknya takut dengan tangan yang bergemetar menodong pisau yang ketajamannya mungkin tidak melebihi tajamnya lidah para penggibah.
Seseorang membekap mulutnya dari belakang menggunakan sapu tangan. Alhasil gadis itu kehilangan kesadarannya karena sebenarnya kain itu telah dicampurkan obat bius.
Tanpa gadis itu sadari, sedari ia menjatuhkan ponselnya Jungkook telah menjawab panggilannya. Dan laki-laki itu mendengar seluruh yang terjadi disana, tapi dia diam mendengarkan.
"Lalice, apa kau masih disana?"
Dan saat tidak ada jawaban apapun, Jungkook memutuskan untuk beraksi esok pagi.
© chainsther
KAMU SEDANG MEMBACA
Fugitive
Fanfiction[ WRITTEN IN INDONESIA ] Lisa hanya ingin kehidupannya kembali sederhana. Namun ia terlanjur masuk ke dunia Jeon Jungkook. Tentang Jungkook, dia bukan orang biasa dan dia tidak lemah. Masalah semakin rumit dengan Lisa yang tidak bisa berhenti menci...