Apa yang dipikirkan papi mami? Kenapa Curt ada disini? Apa papi dan mami ingin menghancurkan semuanya? Usaha yang papi mami lakukan hingga mencapai di titik atas sekarang?
Gue ga ngerti sama sekali. Mungkin gue memang masih kecil bagi mereka, tetapi gue tau kehadirannya membahayakan keluarga kami. Apalagi jika ia balas dendam. Apa papi mami ga sadar hal itu?
"Lara. Ayo peluk kakakmu" meskipun suaranya halus, tetapi gue tahu jika itu perintah untuk gue. "Saudara kamu kan baru keluar dari rumah sakit"
Kakak? Huh! Jadi sekarang dia kakak gue? Papi mami juga ga bilang sebelumnya kalau ia jadi kakak gue! Dia ga akan pernah jadi kakak gue! Ga akan pernah menggantikannya!
Lagian semua orang tau kalau dia berbeda dari kami. Kami pribumi asli sedangkan dia campuran. Rambutnya saja coklat gelap dan kulitnya putih seperti ibunya yang keturunan Indonesia, Inggris dan Jepang. Mana ada orang yang percaya?
Mau gue menolak pun semua percuma, kan? Gue harus ikut jatuh ke lumpur bersama-sama orang tua gue. Toh, gue juga menikmati hasilnya.
Gue turun dari tangga dan berjalan ke arahnya. "Selamat datang, kak" gue memeluk Curt yang lebih tinggi dari gue. Jika dua tahun yang lalu, mungkin gue akan senang setengah mati bisa memeluknya. Tetapi sekarang tidak ada sedikitpun yang gue rasakan kecuali waspada.
Gue melepaskan pelukan dengan senyum yang pura-pura bahagia "Aku senang kakak sudah boleh pulang"
"Kamu siapa?" Tanyanya bingung menatap gue. Wajar. Ia kehilangan ingatan. Itu yang gue dengar dari papi. Bukan hanya sementara tetapi semua memori yang ia miliki dulu hilang selamanya.
"Aku Lara, kak. Adik kakak satu-satunya" gue memegang kedua tangannya. Meyakinkannya agar percaya.
"Adik?" Tanyanya lalu terdiam lama dengan wajahnya yang masih bingung menerima satu kebohongan lagi. Tentu masih banyak kebohongan yang akan kami berikan lagi padanya.
"Iya, adik. Kakak sekarang melupakanku. Tetapi aku yakin kakak pasti ingat padaku" Yah, ingat aja sampai otak lo jungkir balik. Gue bukan adik lo sebenarnya.
"E, aku rasa tidak. Dokter bilang memoriku tidak akan kembali lagi" ia mengusap perban dikepalanya.
"Ah, sayang sekali" tentu saja gue berpura-pura sedih. Memang lebih baik kalau ia ga ingat apapun.
"Lara, nanti lagi kamu bicara dengan kakakmu. Mami mau membawa Niko ke kamarnya" potong mami ga ingin Curt lama-lama dengan gue.
"Ke kamarnya?" Ah! Tanpa sadar gue keceplosan! Mami memberikan membelalakan matanya.
"Iya ke kamarnya. Niko perlu istirahat. Kesehatannya belum pulih" mami pintar sekali mengendalikan kekacauan yang gue buat.
"Ayo Niko. Mami tunjukin kamar kamu" mami mengandeng lengan Curt diikuti pelayan yang membawa koper.
Hah, hampir aja ketahuan. Lain kali gue harus berhati-hati ngomong. Bisa bahaya kalau ia sadar bukan salah satu keluarga ini.
Agh! Lagian Mami papi juga punya rencana aneh! Kenapa malah jadiin dia anak keluarga ini sih! Kenapa ga jadiin pelayan aja! Seenggaknya itu bisa membalaskan semua perlakuannya ke papi dulu!
Ck! Papi terlalu baik! Padahal si Curt ga pernah sopan ke papi! Ia bahkan menatap rendah gue di sekolah! Bodohnya gue dulu pernah suka dengannya. Menyatakan perasaan gue yang dibalas dengan penolakan yang mengerikan. Mempermalukan gue di depan semua orang di sekolah. Mematikan perasaan konyol gue kepadanya.
Hah! Ia pikir kalau ia pangeran yang memiliki segalanya! Yang bisa seenaknya mengejek orang-orang lewat tatapan matanya! Merendahkan semua orang yang tidak selevel dengannya!
![](https://img.wattpad.com/cover/102807032-288-k974372.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
Romance"Tinggal bersama salah satu pembunuh orang tuaku. Kehilangan identitas sebagai ahli waris Narendra. Hanya dengan rahasia ini aku dapat hidup" Curt "Berpura-pura menjadi adiknya, hanya satu-satunya agar mengawasinya. Walaupun itu semua gue lakuka...