Semua siswa-siswi sudah dipulangkan karena sudah bel dari tadi namun masih saja banyak murid yang masih berkeliaran disekitar sekolah.
Terlihat dari kejauhan Rama berlari kecil menghampiri kekasihnya, siapa lagi kalau bukan Rani. "Lari-larian kayak anak TK, Jatoh baru nyaho!" Ledek Rani melunjurkan lidahnya.
Rama tiba-tiba mencubit gemas pipi Rani oleh tangannya diikuti dengan tawanya. Rani yang merasa sedikit kesakitan mendorong Rama "Aw.." Ucap Rani mengusap pipinya yang merah karna cubitan Rama "Oh gituh? Mau maen KDRT nih sama aku?" Lanjut Rani menyilang kedua tangannya didepan dada lalu menaikkan sebelah alisnya.
Karena merasa terlalu tinggi dari Rani, Rama sedikit membungkuk dihadapan Rani "Aku punya puisi nih buat kamu," kata Rama membuat Rani menyelipkan helai-an rambut kebelakang telinganya pertanda siap mendengarkan.
Ku tak pernah menyangka
Takdirku adalah dirimu
Meski jarak dan waktu menjadi pembatas kita
Ku percaya..
Tuhan selalu mempertemukan kita dengan caranya sendiri
Detak jantung ini terasa begitu cepat saat bersamamu... Maharani....Mereka berdua masih saling bertatapan. Rani memberikan senyuman manisnya pada Rama begitupun Rama yang membalas senyuman kekasihnya itu, tanpa sadar, Ara, Pelangi, dan Sesil sudah berada di samping mereka sejak tadi. Sesil akhirnya berdeham "Ekhmm..." Membuat Rani dan Rama salah tingkah
"Eh, hai Ara?" Sapa Rama
Pelangi? Dia udah nggak marah lagi? Kok bisa?
Pelangi mendekat kearah Rani.
Kenapa Pelangi nyamperin gue bikin serem lagi mukanya. Apa dia masih ada rasa cemburu? Atau dia belum bisa move on? Jangan-jangan dia mau nampar gue lagi terus sambil marah-marah
Tiba-tiba saja Pelangi memeluk Rani dengan erat "Maafin gue Ran, gue tau tadi di kantin gue egois, gue sama sekali gak ada perasaan cemburu sama lo. Tapi gue cuma kesel aja ngeliat lo ataupun Sesil lebih memprioritaskan pasangan dari pada kita sahabat kalian,"
Rani membalas pelukan Pelangi "Santai aja kali, emang gue yang salah ko. Gue juga egois,"
Pelangi melepaskan pelukannya perlahan lalu tersenyum simpul menghadap Rani, begitupun Rani yang membalas senyuman tulus dari Pelangi. "Eh btw," ucap Sesil yang berhasil membuat semua menengok kearahnya "Ada yang liat doi gue nggak?" Lanjut Sesil
Ara menyerngitkan dahi, kedua tangannya memegang tali tas gendong di depan lalu tersenyum sinis "Doi lo siapa Sil?"
"Siapa lagi kalau bukan My Aldin yang uuunch," Ucap Sesil dengan mata celangak-celinguk
"Idih 'My Aldin' geli gue dengernya." kata Pelangi memicingkan matanya
"Eh, gue duluan balik ya, bye.." Ara mendadahkan ke sahabatnya lalu berlari kecil ke parkiran "Jadi obat nyamuk terus dah gue nasib jomblo,"
Baru saja Ara membuka pintu mobil miliknya sudah ditahan lengannya "Ngapain kakak kesini?" Sinis Ara
Arick memegang kedua bahu Ara "Ra, dengerin dulu penjelasan gue. Gue sam--" Ucapan Arick terpotong oleh mulut Ara
"Nggak ada yang perlu dijelasin lagi, semuanya udah jelas kak,"
Arick menghela nafas kasar menahan kesalnya "Tapi itu semua nggak kaya yang lo pikir, gue sayang lo Ra,"
Ara menyilang kedua tangannya didepan dada menatap tajam Arick "Basi! Lima bulan kita jalanin hubungan tapi kakak malah ngehianantin semuanya," Ara membuang pandangannya ke lain arah "Udahlah kak, kita temanan aja,"
Tapi Arick malah memegang kedua tangan Ara dan berlutut dihadapan Ara "Please, I still love you," Ucap Arick membuat Ara tidak enak di lihat murid yang lainnya sambil berbisik-bisik
Ara segera melepaskan tangannya dari genggaman Arick lalu memegang bahu Arick untuk berdiri "Maaf kak, tapi gue nggak mau ngulangin kesalahan yang kedua kalinya," Ara segera membuka pintu mobil dan menancap gas lalu pergi.
.-.
TBC
Maret 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE
Teen Fiction[END] Kamu adalah alasanku tersenyum. "Aku milikmu, tapi aku sendiri tidak bisa memilikimu." -Ara "Kamu milikku, selamanya." -Aldin Copyright, 2016.