"Gawat kenapa?" tanya Ara sedikit panik karena melihat kedua temannya seperti itu "Tarik nafas dulu deh biar enak ngomongnya,"
"Kak Arick," Pelangi menarik nafas lalu membuangnya perlahan "Kak Arick kecelakaan sekarang di bawa ke rumah sakit Medika Jakarta," Lanjut Pelangi
Tak tahu kenapa rasanya tubuh Ara menjadi lemas saat mendengar itu "Please, lo berdua jangan bercanda," Ucap Ara dengan keringat dingin dan air mata yang mulai jatuh.
Ara tidak tahu harus apa? Antara pulang atau ke rumah sakit, tapi jika dia terus berpikir, ini mungkin akan memakan waktu.
Ara menghiraukan sahabatnya yang terus memanggilnya dia langsung berlari dan mencari ojek, karena kalau naik kendaraan roda empat itu sudah pasti akan kejebak macet.
***
Setelah tibanya dirumah sakit Medika Jakarta, Ara melihat Marcella, Citra, Sisil, dan teman Arick lainnya. Ara tidak perduli apa resikonya jika dia kesini sendirian dan bertemu Citra cs, yang dia pikirkan adalah bagaimana keadaan Arick sekarang?
"Kak Rey, gimana keadaan Kak Arick?"
"Gue juga nggak tau, sekarang dia lagi ditangani dokter,"
Kak Arick pembohong! Kakak dulu pernah janji sama gue bakal terus jagain gue, pantau gue, sekalipun itu dari jauh dan meskipun kita udah nggak pacaran lagi.
Marcella berjalan mendekat kearah Ara "Lo bukan siapa-siapa Kak Arick lagi," ucap Marcella mendorong Ara "Kak Arick itu selalu sial kalau deket lo!" Ara hanya diam mematung ketika lagi-lagi Marcella mendorong tubuh Ara hingga terhuyung kebelakang.
"Lo bisa diem nggak?!" tegas Dani salah satu teman Arick.
Marcella mendekatkan bibirnya pada telinga Ara "Gue nggak suka lo disini dan lo nggak usah sok perduli sama keadaan Kak Arick!" Setelah berbicara pada Ara kini Marcella menjauh dan menghampiri Citra dengan Sisil.
Ara hanya diam, bukannya dia tidak berani tapi dia tidak ingin ada keributan.
Dokter beserta perawat pun keluar dari ruangan itu "Gimana keadaan Kak Arick?" Tanya Ara bersamaan dengan Marcella
"Gimana keadaan Kak Arick?" Tanya Marcella bersamaan dengan Ara"Alhamdulillah.. pasien sudah sadar tapi cedera pada bagian kakinya memang cukup parah usahakan agar pasien tidak berjalan dulu selama kurang lebih dua minggu dan kalau kalian ingin menjenguk sebaiknya maksimal 3 orang, kalau gituh saya permisi dulu,"
Marcella dan Ara tanpa berbicara langsung masuk kedalam ruangan dimana Arick di rawat.
"Yaampun Kak Arick nggak kenapa-napa kan? Mana yang sakit? Ngomong sama aku kak?" tanya Marcella memperhatikan Arick.
Namun Ara yang sama juga berada di sebelah Arick diam saja tanpa berbicara sepatah kata pun, hanya buliran air mata yang jatuh dari kelopak matanya.
"Ar... Ara?" ucap Arick pelan.
Apa gue harus terluka parah dulu? Supaya lo ada di dekat gue?
"Cell?" Panggil Arick pelan
"Iyah Kak?"
"Gue boleh minta tolong nggak?" Pinta Arick
"Ya bolehlah, kenapa? Kakak mau aku ambilin minum?"
Arick menggeleng pelan "Gue minta lo jelasin semuanya ke Ara sejelas mungkin soal yang Ara pikir kita selingkuh," Marcella bungkam.
"Cell?" Panggil Arick namun Marcella masih tetap diam "Cell, please?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE
Teen Fiction[END] Kamu adalah alasanku tersenyum. "Aku milikmu, tapi aku sendiri tidak bisa memilikimu." -Ara "Kamu milikku, selamanya." -Aldin Copyright, 2016.