Ara berjalan di koridor dan tidak sengaja melihat Aldin di depannya, Ara pikir Aldin akan berhenti dan menyapanya tapi ternyata justru Aldin malah melewati Ara tanpa sepatah katapun. Karena sepertinya kabar tentang Ara dan Arick sudah menyebar.
"Ara," Panggil Rani sambil merangkulnya dari belakang.
Rani sebenernya gue pengen tanya sama lo. Kenapa Aldin gak nyapa gue pagi ini? Kenapa dia cepet berubah? Ah! gak ding alay mungkin dia amnesia!
Ara tersenyum simpul "Gimana kabar lo Ran?"
Rani menempelkan punggung telapak tangannya di dahi Ara "Hah? Lo sehat Ra? Perasaan gue sekolah terus deh dan kita sekelas kan?" Ara tersenyum lagi seakan tidak ada beban apapun dalam pikirannya.
"Udah ah yuk ke kelas!" ucapnya tersenyum dan merangkul balik Rani.
***
Ara sengaja bolos pelajaran terakhir hari ini dan berniat menunggu seseorang di parkiran sekolah.
Dengan perasaan kesal dan pegal karena lama menunggu Ara tetap sabar demi orang yang ditunggunya.
"Lo ngapain di depan motor gue?" Tanya seseorang dari arah belakang
"Eh," Reflek Ara dan langsung menengok "Ada yang pengen gue omongin sama lo,"
"Sepenting itu ya? Sampai lo bolos pelajaran terakhir?" Tanya seseorang tadi dan kini dia sedang berhadapan dengan Ara.
Sungguh jantung Ara saat ini berdetak melebihi ritme yang telah ditentukan "Gue kesini mau minta maaf karena gak bisa pegang janji gue buat nunggu lo!"
Aldin tertawa miris "Nunggu gue? Kenapa harus nunggu gue?"
Ara sungguh tidak mengerti dengan teka-teki Aldin saat ini "Bukannya lo waktu itu nyatain cinta kan sama gue? Iya kan? Lo nggak lupakan?"
"Ini nih yang bikin gue nggak suka sama lo," Aldin tersenyum simpul dengan mengalihkan pandangannya "Ngarang lo kepedean!" Ketus Aldin di depan wajah Ara.
Ara melongo tidak percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulut Aldin dan tidak mungkin dia tuli ketika Aldin berbicara, dia sungguh ingat dan menyimak semua perkataan yang keluar dari mulut Aldin "Lo bohong! Gue tau lo pernah ngomong suka sama gue! Iyakan Aldin?!" ucap Ara sedikit berteriak.
Disisi lain ternyata Sesil sudah mendengar percakapan Ara dengan Aldin sedaritadi, dia berniat untuk pergi dari tempat tersebut, dan sedikit mundur tetapi setelah berbalik badan, dia bertubrukan dengan seseorang dan membuat Sesil terjatuh "Aw," Refleknya berteriak sehingga membuat Ara dan Aldin menengok.
"Sesil?" Panggil Ara sedikit teriak namun dengan perasaan kaget.
Sesil yang mendengar samar-samar suara Ara langsung bangun dan berlari ke luar parkiran. Ara pun mau tidak mau harus mengejar Sesil dan menjelaskan semuanya karena Ara tahu pasti Sesil sudah salah paham "Sesil tunggu!" Teriak Ara.
Mobil dari kejauhan melaju cepat dan Sesil sedang berada di jalan tersebut, sepertinya Sesil belum melihat mobil tersebut "Sesil Awas!" Teriak Ara dan secepat mungkin dia berlari dan mendorong Sesil hingga kepalanya terbentur trotoar di jalanan sehingga Ara yang di tabrak oleh mobil tadi. Sesil maupun Ara tidak sadarkan diri.
Gelap. Hanya itu yang Ara rasakan sekarang.
***
"Al lo lihat si Sesil gak sih? soalnya tumben ntuh anak gak nongol daritadi," tanya Pelangi yang sedang duduk memakan es krim dengan Rani di taman samping sekolah.
"Tadi sih gue lihat lagi kejar-kejaran sama si Ara," Jawab Aldin cuek dan santai seperti tidak ada yang terjadi.
"What? Kejar-kejaran?" Reflek Rani.
Aldin hanya mengangguk sambil memainkan game di ponselnya.
Seorang siswi berlarian dari jauh kearah dimana Rani, Aldin dan pelangi sedang duduk.
Setelah sampai, siswi tadi sedang mengatur nafasnya yang terengah-engah "Lo kenapa La?"
"Yah gue capelah!" Kata siswi tadi polos dengan nafas yang tak beraturan.
"Kenapa La?" Tambah Pelangi
"Ya kan gue tadi abis lari,"
"Terus lo ngapain lari kesini?" Tanya Pelangi dengan sengaja.
"Oh iya kenapa gue kesini ya?"
"Nah lo," Tambah Pelangi tertawa kecil diikuti oleh Rani
"Gue lupa, yaudah gue balik lagi aja," Lala berbalik badan dan berjalan, kemudian dia teringat sesuatu, apa tujuan dia bertemu dengan good girls. Barulah dia membalikan badannya lagi "Eh, si Ara sama Sesil kecelakaan,"
"Hah? Serius lo?" Tanya Rani membulatkan matanya.
Lala hanya mengangguk "Tadi mereka di gotong orang banyak terus dibawa ke Rumah Sakit Medika Jakarta.
"Boong ya lo?" Tuduh Pelangi menunjuk kearah Lala dengan menyipitkan matanya "Gak mungkin ke rumah sakit di gotong orang banyak terus jalan kaki,"
"Aduh beneran gue liat mereka digotong terus di bawa kedalam mobil, kata si Raras gue suruh kasih tau Rani sama Pelangi kalau mereka di bawa ke rumah sakit medika jakarta." Jelas Lala.
Tidak menunggu lama, Aldin langsung berlari menuju parkiran tanpa menanyakan Rani akan pulang dengan siapa. Dia sudah tidak perduli, karena yang dia pikirkan sekarang adalah bagaimana mungkin Ara bisa kecelakaan sampai di bawa kerumah sakit dan dia sangat merasa bersalah atas kejadian tadi.
***
Aldin berlari di koridor rumah sakit setelah mengetahui kamar rawat Ara. Dia melihat Papa nya Ara dan Arick? Itu sudah pasti, karena sekarang Arick adalah pacar Ara.
Aldin mencium punggung tangan Pak Ryan "Gimana om keadaan Ara?"
"Om gimana keadaan Ara?" Tanya Rani setelah berlarian dan masih mengatur nafasnya yang terengah-engah
"Iya om, keadaan Ara gimana?" Tambah Pelangi
Takut di kira tidak sopan Rani dan pelangi pun mencium punggung tangan Pak Ryan
"Kalian teman Ara?"
"Iya om kita temannya," Jawab Pelangi.
Rani mengangguk.
"Om belum tahu karena masih ditangani dokter."
"Sesil dimana ya Ran?" Tanya Pelangi sedikit panik.
"Sesil didalam lagi ditangani dokter juga," Jawab Arick "Oh iya, orangtua Sesil udah tau?"
"Kita gak punya nomor orangtua nya Sesil kak, lagian kan orangtua Sesil lagi diluar kota," Kata Rani
Tak lama dokter keluar "Gimana dok keadaan anak saya Ara?"
"Ara sepertinya mengalami luka yang cukup parah karena pembuluh darah di bagian kepalanya sudah pecah sehingga menyebabkan pendarahan yang terus menerus, kita hanya bisa berusaha dan berdo'a untuk kedepannya, sedangkan Sesil mengalami benturan yang cukup keras pada bagian saraf dikepalanya sehingga mengenai saraf mata dan menyebabkan kebutaan. Kita harus cepat-cepat mendapatkan donor mata untuk Sesil," Kata dokter "Kalau gitu saya permisi dulu." Lanjutnya
Aldin sungguh sangat menyesal atas kejadian tadi.
.-.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE
Teen Fiction[END] Kamu adalah alasanku tersenyum. "Aku milikmu, tapi aku sendiri tidak bisa memilikimu." -Ara "Kamu milikku, selamanya." -Aldin Copyright, 2016.