YM - 27

2.8K 82 0
                                    

Pagi hari dimana siswa-siswi sedang memenuhi parkiran, lapangan, koridor, kantin, ataupun kelas. Hari ini Ara kesekolah di antar oleh supir Pak Ryan, jadi hari ini dia tidak membawa mobil ke sekolah tapi ini juga bukan pertamakalinya Ara tidak membawa mobil, dia juga terkadang malas menyetir dan terpaksa naik kendaraan umum. Kali ini Ara bukan tipikal cewek yang manja lagi.

Dengan santainya dia berjalan dari parkiran sekolah menuju koridor, saat Ara hampir sampai di lapangan tiba-tiba dia melihat pot bunga dari lantai atas yang tidak seimbang sepertinya akan jatuh lalu Ara mencari sasaran ke bawah kira-kira pot bunga yang bisa dibilang cukup besar ini akan mengenai siapa? "Marcella" Gumam Ara "Ngapain coba dia diem disitu? nanti kalau sampai pot itu jatuh kan bisa masuk rumah sakit," Ara berdecak kesal "MARCELLA JANGAN DISITUH," teriak Ara sekencang mungkin agar Marcella mendengarnya.

"APASIH LO GAJE, GUE LAGI NUNGGU KAK ARICK," Teriak Marcella.

Pot yang lumayan cukup besar itu sudah hampir ingin jatuh, Ara cepat-cepat berlari dan mendorong Marcella agar pot bunga itu tidak mengenai Marcella.

Tepat tempat tadi Marcella berdiri pot bunga itu hancur belah dan tanah tersebar kemana-mana. Untung ada Ara, kalau tidak hari ini Marcella mungkin sudah terbaring di rumah sakit.

Salah satu dari mereka tidak ada yang terluka, hanya saja mereka terjatuh karena dorongan Ara yang lumayan keras, karena kejadian itu sekarang mereka menjadi pusat perhatian di lapangan. Seluruh siswa ataupun siswi berkumpul melihat keramaian di lapangan.

Ara berdiri sambil membersihkan roknya yang agak kotor, setelah mulai bersih, Ara mendongak melihat seluruh murid sedang berkumpul dan memperhatikannya. Jujur Ara paling tidak suka di jadikan pusat perhatian apalagi di lapangan seperti ini "KENAPA LO SEMUA PADA NGELIATIN?" Semua murid diam tidak ada yang menjawab "KALIAN PIKIR INI TONTONAN?" Semua murid hanya diam dan masih memperhatikan Ara maupun Marcella yang masih duduk dan meniup-niup luka di sikutnya "BUBAR SEMUANYA!" Ara mengibaskan tangannya di udara menyuruh murid-murid untuk bubar "LO PADA BUDEG YA? GUE BILANG BUBAR!!!" Ara berkacak pinggang melirik semua orang yang ada dilapangan "BUBAR LO SEMUA!!! PADA PUNYA KUPING GA SIH,"

"Yeh B aja dong," Sahut salah satu siswi

"Gausah teriak-teriak juga kale," tambah salah satu siswi.

Akhirnya semua siswi ataupun siswa menghindari lapangan terkecuali Ara dan Marcella, dan ternyata tanpa mereka berdua sadar Arick, Sisil, dan Rani ada di antara siswa-siswi tadi.

Ara menengok kearah Marcella yang masih terduduk dibawah dan meniup-niup luka di sikutnya, berniat memberikan uluran tangannya.

Marcella terdiam saat Ara mengulurkan tangannya, dia mendongak ke wajah Ara. Ara mendekatkan lagi uluran tangannya diwajah Marcella. Namun Marcella menepis lengan Ara "Nggak usah sok-per-du-li sama gue," Tegas Marcella lalu bangun sambil membersihkan roknya yang sedikit kotor "Dan lo," Marcella mendorong tubuh Ara dengan telunjuknya "Nggak usah ngarep kalau gue bakal bales baik sama lo!" Namun Ara tidak melawan ataupun menjawab semua kata-kata Marcella, dia hanya diam mematung bahkan setelah Marcella pergi.

Dari belakang seseorang menepuk bahu Ara membuat lamunannya buyar, Ara pun menoleh ke belakang.

"Lo ngapain diri di lapangan sendirian?" tanya orang tersebut.

"Kepo," Ketus Ara

"Ngeyel anak ti-kus!"

Ara menyilang kedua lengannya di depan dada "Lo bilang apa? Anak tikus?"

Orang itu hanya manggut-manggut menjawab ucapan Ara.

Nih cowok minta gue gampar kali ya? sok akrab banget lagi.

"Nama lo Rara kan?" Tanya orang itu

"Ara bukan Rara," Ucap Ara membenarkan

"Yah sama aja, intinya ada kata Ra,"

Ara melirik orang itu dari atas hingga bawah, dia tau ini orang siapa? Cuma hanya saja Ara lupa namanya "Kok, lo bisa tahu nama gue? Gue kan nggak ngenalin ke elo?"

"Nebak aja,"

"Tuti dasar, ngomong-ngomong nama lo siapa? Gue lupa,"

Arya mengulurkan tangannya "Arya Gilang Ramadhan, orang tertampan diantara semua cewek,"

Ara diam, tidak membalas uluran tangan Arya "Oh,"

"Lo panggil gue Arya,"

"Nggak mau!"

Arya pergi tanpa sepatah katapun meninggalkan Ara, namun dengan badan mungilnya Ara berjingkrak-jingkrak kegirangan sembari melambaikan tangan "Sampai nanti Aang,"

Arya berhenti lalu menoleh saat Ara memanggil namanya dengan panggilan 'Aang'.

"Bagus lo nengok itu artinya lo setuju kalo gue panggil Aang," Ara melambaikan tangannya dengan cengengesan "Sampai nanti Aang," Tanpa berpikir lagi Ara berlari kecil menuju kelas karena takut jika Arya marah.

***

Kringgg.. Kring... Kriiinggg....

"Baik anak-anak, untuk hari ini bapak akhiri dulu sampai disini, silahkan kalian pulang," ucap guru tersebut lalu berjalan keluar kelas

"Ra, belajar kelompok mau nggak?"

"Boleh tuh, kapan? dimana?"

"Sama Kak Alda aja, dia pinter lho Ra,"

"Kak Alda siapa?"

"Itu lho kakaknya Aldin,"

"Aldin punya kakak?"

"Lho pikir dia anak tunggal?"

"Gue pikir gituh, karna gue nggak pernah liat kakaknya,"

"Eh tapi gituh-gituh Aldin takut tau Ra sama kakanya,"

"Oh ya?" Ara dan Rani terkekeh kecil "Lucu dong,"

Rani menganggukan kepalanya.

Ara maupun Rani sudah selesai memasukan alat tulis dan buku pelajaran kedalam tas.

Arya tiba-tiba saja ada di hadapan mereka "Wah cerita apa nih? Kayaknya seru sampe ketawa-ketawa,"

"Eh mantan anak IPS," Jawab Rani tersenyum.

"Eh Aang," Tambah Ara dengan senyum jailnya.

Rani menyerngit heran "Eh, nama dia kan Arya kok jadi Aang?"

"Panggilan sayang kayaknya," kata Arya menaik-turunkan alis pada Ara.

Ara memutar bola matanya malas "Najis,"

"Apa? Manis?" Jawab Arya sedikit mendekatkan telinganya pada Ara

"Ayo Ran kita pulang, gila kayaknya pindahan kelas IPS," tanpa perduli jawaban Rani, Ara langsung menarik tangan Rani keluar kelas.

Setelah sampai di luar kelas terlihat Pelangi dan Sesil berlari menghampiri Ara dan Rani "Ra.." Ucap Sesil di selingi dengan ngos-ngosan "Gawat Ra," Sesil berusaha mengatur nafasnya agar tidak ngos-ngosan

"Urgent Ra..." Tambah Pelangi dengan nafas yang tidak beraturan.

.-.

TBC

YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang