Ara berjalan santai di koridor menuju kelasnya dengan tas yang bertenggar di punggung, dia tidak ingin berlama-lama tinggal dirumah, jadi dia paksakan untuk pergi ke sekolah meskipun sedikit pusing di kepalanya.
"ARA," panggil Arick di belakang Ara.
Ara sempat menoleh dan ternyata Arick yang memanggilnya. Kini, Ara berjalan sedikit cepat, namun percuma saja Arick berhasil mengejar dan mencekal lengan Ara dan itu membuat Ara berhenti "Apa?" Kata Ara melepaskan genggaman lengannya yang di pegang Arick.
Arick diam sejenak melihat tangan Ara yang sudah tidak lagi dipegang "Lo kemaren kecelakaan kenapa nggak ngabarin gue?"
Siapa lagi yang ngasih tau kabar gak penting ke kak Arick.
Ara menyilang kedua tangannya di depan dada "Emang lo siapa gue?" Arick diam tidak menjawab pertanyaan Ara sedikitpun "Gak bisa jawab kan?" Ara menghela nafas "Udahlah kak, nggak usah lagi perduli sama gue, urus aja noh selingkuhan lo!"
"Ra, sumpah gue-"
"Basi." Ara memotong omongan Arick lalu berjalan ke kelasnya meninggalkan Arick yang masih mematung ditempatnya.
Maaf kak, gue nggak ada maksud nyakitin lo.
***
Aldin berjalan sambil berbincang-bincang di selingi dengan tawanya di koridor bersama Rama dan kedua temannya "Terus terus gimana?" Tanya Rama pada salah satu temannya yang sedang bercerita heboh sepanjang jalan.
"Ya gitu mau gimana lagi terpaksa gue nyuruh Tiara pulang duluan." kata Fadli memasang muka sok sedih.
Aldin menyerngitkan dahi dengan heran "Lah, kok pulang sendiri? Terus urusan bayarnya gimana?"
"Masa gue cowoknya terus nyuruh dia yang bayar, tengsin lah," Fadli menjeda omongannya sebentar "Gue nyuruh dia pulang duluan karena gue nggak mau dia tau kalau uang gue kurang, bisa malu banget gue! Mau taro dimana coba ini muka?!"
"Gaya lo anjir!" celetuk Jeno menoyor kepala Fadli.
"Terus lo bayar pake apa?" tanya Rama yang sangat penasaran.
"Cuci piring, bantuin masak, bersihin semua meja." ucap Fadli memasang wajah prihatin namun Aldin, Rama, maupun Jeno menjadi tertawa karena menurut mereka itu lucu.
"Gila," Rama bertepuk tangan "Pacar yang super baik," Rama terkekeh "Rela cuci piring demi cewek kayak Tiara yang super dingin."
Saat Aldin, Rama, Jeno, dan Fadli hampir sampai di kelasnya, Aldin melihat Ara yang sedang berjalan memasuki kelas XI-IPA3 "Eh lo semua duluan aja, gue ada urusan sebentar."
Dengan cepat Aldin berlari mengejar Ara karena takut Ara masuk kelas "ARA," Ara yang sedang berjalan dan sudah berada di ambang pintu kelas XI-IPA3 berhenti dan menoleh kearah sumber suara.
"Elo? Kenapa? Mau marah-marahin gue lagi?!"
Aldin melengkungkan bibirnya "Nggak, ini mmm.. gue mau.."
"Mau apa?" Potong Ara cepat
Aldin memijat pelipisnya karena perasaan yang dia rasakan sekarang sedang bercampur aduk "Nanti malem gue mau ngajak lo dinner dirumah gue, sama keluarga gue."
Ara menarik sudut bibirnya keatas, lalu melihat ke arah lain dan kembali menatap Aldin "Tumben? Dalam rangka apa lo ajak gue makan malem dirumah lo?!"
"Nggak ada sih, cuma.. mmm.. itu.. anggap aja permintaan maaf dari gue," Jawab Aldin singkat "Oke, jangan banyak tanya! Nanti gue jemput jam 7."
"Eh gue kan belum jawab iya atau nggak?"
Aldin berjalan meninggalkan Ara yang masih berdiri diambang pintu.
"Woy! Setan lo!" ucap Ara sedikit berteriak karena tubuh Aldin yang mulai menjauh darinya namun Aldin hanya mengacungkan satu jempol saja.
Tanpa Ara tau sebenarnya hati Aldin sedikit lega karena Ara tidak ilfeel dengannya
.-.
TBC
2017
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE
Teen Fiction[END] Kamu adalah alasanku tersenyum. "Aku milikmu, tapi aku sendiri tidak bisa memilikimu." -Ara "Kamu milikku, selamanya." -Aldin Copyright, 2016.