Tanpa berfikir lagi Ara langsung saja menghampiri mereka dan duduk disamping Pelangi "Girls, sorry gue telat."
"Santai Ra, gue juga baru sampe ko." kata Rani mengehala nafas sebentar
Eh si Rama kenapa ikut lagi. Dan
Aldin?
Ngapain dia disini?"Wih kue nya keren Sil," ucap Rani memecahkan keheningan
"Makasih, kan ada yang pilihin," Sesil tersenyum dan sekilas melirik Aldin.
Eh Sesil udah jadian bukan sih, kok lengket banget? Tapi si Aldinnya keliatan biasa aja.
"Lo berdua udah jadian?" Tanya Ara menatap Aldin dan Sesil secara bergantian.
"Otw." Ucap Sesil melengkungkan bibirnya
"Gue sama dia cuma temenan aja, sama kayak ke kalian." Aldin menatap Ara
"Ra, gue tadi chat ke elo malah ga ada respon?" kata Pelangi menanyakan
Ara mencari ponselnya di dalam tas "Masa sih? Coba gue-" Ara terus mencari-cari ponselnya dan menengok ke semua teman-temannya "Eh handphone gue nggak ada, gimana ini?"
"Ceroboh lo jadi orang!" kata Aldin meledek
Ara melunjurkan lidahnya "Rese lo!"
Mampus gue pulang sendiri dong ah! Kenapa bisa seceroboh ini sih Ra?! Bego bego!
Setelah selesai acara potong kue untuk perayaan dan makan-makan, Sesil memanggil pelayan dan meminta bill lalu mereka bangkit dan keluar dari Cafe.
"Eh Ran, mau gue anter nggak?" tanya Aldin yang memulai percakapan duluan pada Rani
"Nggak! Gue mending pulang bareng Rama naik mobil dari pada dibawa ngebut sama lo," Canda Rani
"Jahat lo Ran sama orang paling ganteng."
Rani menyerngit "Idih PD lo gede banget Al." dan menggenggam tangan Rama "Gue balik duluan ya girls, bye" Rani mendadahkan pada sahabatnya dan pergi menaiki mobil dengan Rama.
Tinggal Ara, Aldin, Sesil, dan Pelangi yang masih berdiri di depan Cafe
"Ra, lo balik di jemput?" tanya Pelangi karena melihat Ara kebingungan.
Ara mengigit bibir bawahnya setengah menyerngit karena bingung dia harus pulang nebeng sama Pelangi yang beda arah atau Sesil yang juga berbeda arah, kalau Aldin sih nggak mungkin.
"Gue nebeng sama lo ya Pel?" jujur saja Ara takut pulang sendiri karena ini sudah larut malam.
"Rumah kita kan beda arah? Gimana dong? Gue takut kalau nanti pulang dari rumah lo ke kosan gue kemaleman," kata Pelangi yang agak merasa bersalah.
Pelangi memang nge-kost sendiri, karena ibu dan ayahnya tinggal di kampung halamannya di bandung.
"Yaudah lo nginep aja dirumah gue Pel, lagian kan dikosan juga lo sendiri."
"Besok gue sekolah gimana Cereliara? Kan baju seragam, buku pelajaran gue ada dikosan."
"Yah, gue juga lagi nggak bawa mobil ra, maaf yah?" ucap Sesil sebelum Ara meminta nebeng.
"Tau aja kalau gue mau minta nebeng," kata Ara miris "Terus lo pulang bareng siapa Sil?"
Sesil langsung melirik ke arah Aldin "Al, gue pulang bareng lo yah?"
"Udah gini aja," Pelangi menarik tangan Sesil yang tadinya berada di sebelah Aldin menjadi pindah ke sebelah Pelangi "Rumah kita kan searah Sil, jadi lo pulang bareng gue aja biar si Aldin anter pulang Ara, kasian kan Ara udah malem gini perempuan lagi masa pulang sendiri?"
Si Pelangi apaan sih kenapa cowok tengil yang anter gue pulang, Argh!
"Gak! gak! gak!" kata Ara dengan penekanan "Gue nggak setuju!" Ara menyilang kedua tangannya di depan dada "Gaenaklah sama Sesil,"
"Lagian siapa juga yang mau pulang bareng lo!" Kata Aldin menatap wajah Ara dekat lalu menjauh.
"Lhoo, kok, gue?" Ucap Sesil sedikit kaget menatap Ara
"Yailah si tengil ini kan doi lo, masa iya nganter gue pulang?" Ara membuang arah pandangannya sembarangan "Udahlah nggak pa-pa gue pulang sendiri aja,"
"Lagian Ra, si Aldin juga nggak akan mau anterin gue karna kan ini udah malem dan rumah gue jauh beda arah lagi."
Ara menatap Sesil "Lah, apa bedanya sama gue? Gue juga jauh kali Sil."
Gue merasa munafik, padahal kata hati pengen banget dianterin karna gue juga takut pulang sendirian. Tapi mulut pengennya ngomong yang lain.
.-.
TBC
Maret 2k17
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE
Teen Fiction[END] Kamu adalah alasanku tersenyum. "Aku milikmu, tapi aku sendiri tidak bisa memilikimu." -Ara "Kamu milikku, selamanya." -Aldin Copyright, 2016.