bagian 1

58.3K 1.1K 7
                                    


"Apa!!! Aku tidak mau dijodohkan kak? Aku belum siap untuk menikah kakak. Kumohon??" Kata ku memelas...

"Dengar Eril, kami berdua memilihkan jodoh yang terbaik untukmu. Dan kakak yakin pria yang kami pilihkan akan bisa menjaga dan melindungimu nanti". Jelas kak William.

"Tapi kak..."ucapan ku terpotong karena kakak pertamaku ikut bicara.

"Eril, kami sangat menyayangimu melebihi diri kami sendiri. Kami hanya ingin melaksanakan wasiat papa dan mama, karena usiamu sudah cukup untuk kami beritahu. Jujur, sebenarnya kami berat melakukan ini. Tapi demi almarhum papa dan mama, kami akan melakukannya. Dan kami yakin keputusan papa dan mama memberikan wasiat itu pasti ada maksud yang baik untuk kamu ril...."cerita kak Ashlan panjang lebar.

Aku menundukkan kepala ku, mengenang 10 tahun lalu. Dimana papa dan mama meninggal karena kecelakaan. Disaat aku masih duduk dibangku SMP. Mereka sempat dirawat di Rumah Sakit selama 2 hari, tapi Tuhan lebih menyayangi mereka dan memanggil mereka terlebih dahulu. Aku hidup bersama kedua kakak laki-lakiku. Yang pertama kak Ashlan Smith dan kedua kak William Smith. Mereka benar-benar menyayangiku dan menjaga diriku. Hingga mereka berjanji tidak akan menikah sebelum aku menikah. Itu semua demi menjaga diriku.

Sejak orang tua kami meninggal kak Ashlan meneruskan perusahaan papa yang dibantu om Dika. Karena pada saat itu perusaahaan papa lagi berkembang maju. Dan kak Aslhan kebetulan baru tamat sekolah. Jadi om Dika benar-benar membantu kak Ashlan menjalankan perusahaan papa secara berlahan hingga kak Ashlan benar-benar mahir dalam menjalankan bisnis papa.
Kak Ashlan juga kuliah sambil bekerja. Dan dia menjadi workholic sekarang.

Kak William sekarang punya perusahaan sendiri. Itu juga berkat kerja keras dia sendiri dan sedikit bantuan dari kak Ashlan. Tapi kak William tidak menjadi worcholic. Dia selalu meluangkan waktunya untuk ku. Mulai dari antar jeput aku ketika kuliah. Belanja barang keperluanku dan lainnya.

Kadang-kadang dia sengaja menyuruh bodyguard mengikutiku jika aku jalan-jalan bersama temanku shasa dan caca, hanya demi memastikan aku baik-baik saja. Itupun jika dia sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Mereka mengantikan posisi kedua orangtua kami untuk ku. Dan aku sangat menyayangi mereka.

Air mataku akhirnya keluar juga ketika mengingat itu semua. Aku harus melakukan ini demi almarhum orang tuaku dan demi kedua kakakku. Kuhembuskan napasku pelan seraya menghapus sisa air mataku.

"Kak, aku percaya dengan pilihan kakak. Baiklah kak, aku menerima perjodohan ini"kataku pelan sambil mengurangi tangisanku.

Kulihat kedua kakak ku tersenyum sambil memandangku. Kemudian memelukku erat secara bergantian. Kurasakan ada rasa kelegaan pada perasaan kakak ku. Jujur, aku berat menerima ini. Tapi aku juga ingin melihat kedua kakak ku bahagia dengan mengurangi sedikit beban dari wasiat papa dan mama.

"Ya sudah sebaiknya kau istirahat ril, karena besok kakak akan bicara pada keluarga Dermawan tentang keputusanmu menerima perjodohan ini" kata kak Ashlan seraya melepaskan pelukannya.

Aku berjalan ke kamarku yang letaknya disebelah kamar kak Ashlan. Kubaringkan badan ku dan berusaha menutup mataku. Berharap ini semua mungkin hanya mimpi.

Ashlan dan william pov

"Kak, apa sebaiknya kita menyelidiki dulu siapa calon Cheril?" Tanya kak William pada kak Ashlan.

"Kenapa kau berkata seperti itu wil? Apa kau meragukan pesan almarhum papa tentang keluarga pak Dermawan?". Tanya balik kak Ashlan

"Tidak kak, kita sudah tau kalau pak Dermawan adalah teman almarhum papa dan mereka sangat baik pada kita. Tapi kita belum mengenal anak semata wayangnya kan sejak dia kuliah di New York."

"Kau benar wil, kita juga harus memastikan kalau anak pak Dermawan adalah jodoh yang tepat untuk cheril. Baiklah, terimakasih untuk saranmu wil. Sebaiknya kau istirahat juga".

***

Drttttt...drt....
Berat rasanya membuka mata, kucari handphone ku yang kuletak entah dimana. Aku masih setengah sadar ketika meraih handphoneku ketika ku lihat di nama yang tertera adalah Shasa. Sejenak aku berpikir ada apa shasa meneleponku sepagi ini. Dengan malas aku menjawab telpon darinya.

"Ya sha....ada apa?"tanyaku pada shasa.

....

"Baiklah nanti aku akan kesana? "

...

"Bye....".

Kututup pembicaraan pada Shasa dan duduk diatas ranjangku untuk mengembalikan semua kesadaranku. Kutarik napas panjang dan membuangnya dengan lemas. Pikiranku masih tentang perjodohan yang dikatakan kedua kakakku tadi malam. Apa bisa aku menerima perjodohan ini sementara aku belum mengenal sama sekali siapa pria itu. Jangankan membayangkan wajahnya, membayangkan sifatnya saja aku sudah pusing. Apakah sebaik yang dikira kakakku atau sebaliknya.

Kuhempaskan napasku kasar, seraya berjalan menuju kamar mandi dan bersiap sarapan dengan kedua kakakku.

***

Aku turun dari kamar menuju meja makan untuk sarapan. Kulihat kak Ashlan sedang menikmati kopinya sambil menelepon seseorang. Dari wajahnya kulihat ini pembicaraan serius. Aku menyapanya pelan sambil duduk disebelah kanan kursinya. Dan mengambil nasi goreng sesuai porsiku. Dan tak berapa lama kak William juga duduk disebelah kiri kak Ashlan. Kulihat kak Ashlan mengakhiri pembicaraannya setelah tau kami semua sudah berkumpul.

"Kak Ashlan, cheril nanti siang mau ke ketemuan sama teman-teman ya kak?"

"Shasa sama caca?".

"Iya kak..."

"Ya sudah, nanti kamu diantar sama pak bimo saja."

"Ehhh...ga usah kak, aku mau ajak cheril kekantor pagi ini. Jadi nanti siang aku aja yang antar cheril." Sambung kak william setelah meminum jusnya.

"Untuk apa kamu ngajak cheril kekantor mu wil?".

"Mmm...tidak ada kak. Kemarin cheril ingin ikut aja. Karena katanya dia bosan dirumah. Jadi ku pikit aku akan jadikan dia asisten pribadiku aja dulu untuk sementara."

Kulihat kak Ashlan melihatku
Seolah meminta kebenaran tentang penjelasan kak William tadi. Aku hanya mengangguk membenarkan penjelasan kak William.

"Baiklah. Ya sudah ril, kalau begitu kakak kekantor dulu ya?"

"Iya kak. Hati-hati ya kak?".

Kemudian kak Ashlan beranjak dari meja makan kemudian mencium ujung kepalaku sekilas dan meninggalkan aku dan kak William.

"Kak, aku memang minta ikut kekantor kakak kemarin. Tapi bukan untuk bekerja kak?"

"Udah..kamu ikut aja. Buruan cepat ganti baju kamu. Kakak tunggu diteras."

Aku hanya pasrah ketika kak William bicara. Kuhabiskan susu coklatku Kemudian berjalan kekamar untuk mengganti pakaianku.

Aku hanya mengenakan dress selutut dan kupikir ini cocok jika kupakai kekantor kak William. Aku segera menghampiri kak William yang sudah menungguku diteras. Kemudian kami memasuki mobil yang sudah di siapkan pak bimo. Dan tak lama mobil berjalan menuju kantor kak William.
.
.
.
.

Pekanbaru, 19 maret 2017.

Hai...saya pendatang baru diwattpad ini. Semoga suka novel pertamaku ya....

Vote dan komen juga saya perlukan ya teman-teman.. 😊😊
Terimakasih....

My Love Is You (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang