Bagian 23

20.1K 803 5
                                    

Chril pov

Aku masih berdiri mematung setelah david tersenyum padaku sebelum berangkat. Apa yang terjadi padanya, sebenarnya aku menyukai perubahan sikap david tapi aku masih ragu pasti itu hanya modus saja.

"Non...maaf ponsel non bunyi..."
Lamunanku seketika buyar ketika bibi megi mengarahkan ponsel kearah ku.

"Eh...e...makasi bi"
Aku meraih ponsel dari tangan bi megi. Dahiku berkerut ketika nama sean yang tertera.

"Halo ril...ini aku lisa."
Sapa seorang wanita ketika aku menggeser tombol hijau. Aku memeriksa kembali ponselku memastikan ini nomor sean. Kenapa lisa menelpon menggunakan nomor sean.

"Ril...apa kau baik-baik saja?"
Ucap lisa mengagetkannku.

"Eh...lis, A...aku baik. Kenapa kau menggunakan nomor sean lis?"
Kataku penasaran.

"Ponselku lagi lowbath ril, dan aku ingin bincang-bincang denganmu. Bagaimana kabarmu ril?"

"Aku baik lis, gimana kabarmu?"

"Aku juga baik ril, kuharap kita bisa jumpa lagi ya ril..."

"Kuharap juga begitu lis.."
Kataku lemas.

"Suaramu kenapa ril? Apa ada masalah?"
Aku terdiam sebentar sebelum mengatakannya.

"Tidak lis, hanya saja dari semalam david bersikap manis padaku."

"Bukannya itu berita bagus ril..."

"Iya sih...hanya saja aku merasa aneh. Perubahannya mendadak dan aku takut dia ada maksud sesuatu."
Kataku lemas.

"Ril...jika kau merasa ragu kau bisa bicara dengan david baik-ba...."
Kalimat lisa terpotong karena tiba-tiba suara seorang pria bertanya padaku.

"Apa kau perlu bantuanku lagi ril...?"
Dahiku berkerut karena Aku terkejut mendengar suara lisa berubah.

"Apa kau sean?"
Tanyaku penasaran.

"Iya aku sean, apa kau lupa?"

"Oohh..maaf sean suaramu sedikit berubah.."

"Iya, tenggorokanku sedikit bermasalah.."

"Bagaimana dengan tawaranku tadi ril?"
Aku ragu menerima tawaran sean, aku takut kalau david marah.

"Maaf sean, aku rasa aku bisa mengatasinya sendiri."

"Apa kau yakin?"

Aku menganggukkan kepalaku meyakinkan sean. Berasa bodoh jadinya mana mungkin sean dapat melihatku.

"Baiklah..jika kau perlu bantuanku, kau jangan sungkan menghubungiku ya?"

"Terimakasih sean..."

Tiba-tiba aku kaget dan menjauhkan ponsel dari telingaku karena lisa berteriak...

"Ril...semangat ya?"
Kini lisa yang bicara penuh dengan semangat.

"Terimakasih lis..."

"Baiklah ril, aku rasa nanti saja kita bicara lagi karena ayu sudah bangun.."

"Baiklah lis, bye..."

Klik.

Aku mematikan telpon dan berjalan menuju taman belakang.

***

"Cheril.........."

Aku menghentikan kegiatanku memberi pupuk pada bunga mawar dihadapanku. Dan menoleh pada suara wanita yang berteriak memanggil namaku.

My Love Is You (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang