Bagian 3

25.9K 980 5
                                    

"Ril...kamu sudah siap?" Tanya kak Ashlan ketika masuk kekamarku.

"Sudah kak...".

"Kita turun ya ril, om Dermawan dan lainnya sudah nungguin kamu."

***

Ketika sampai diruangan keluarga. Kulihat om Dermawan sedang berbicara pada kak William. Ada seorang wanita yang seumuran dengan om Dermawan dan ku yakin dia adalah istrinya om Dermawan, kalau tidak salah kata kak Ashlan namanya tante lucy. Dan disebelah tante lucy ada seorang pria yang mungkin seumuran dengan kak William.
Mungkin dia adalah anaknya om Dermawan atau lebih tepatnya calon tunanganku.

Aku memegang tangan kak Ashlan ketika kami menghampiri mereka. Gugup, ya...aku sangat gugup. Tapi kak Ashlan juga memegang tanganku karena dia tau aku sangat gugup dan mengelus pundakku seolah dia menjawab 'tenang saja, semuanya akan baik-baik saja'.

"Maaf om kami lama. kenalkan om ini cheril, adik perempuan kami."
Kata kak Ashlan memperkenalkanku pada keluarga om Dermawan.

Aku mendekat kearah om Dermawan dan tante Lucy lalu mencium punggung tangan mereka bergantian.

"Kenalkan ril, ini anak tante?"
Kemudian tante Lucy memperkenalkan anaknya.

"Hai..saya david.."

"Cheril.."

Kemudian kami bersalaman sambil memperkenalkan nama masing-masing.

"Mari om..kita makan malam dulu sebelum mengobrol?"
Ajak kak Ashlan kepada keluarga om Dermawan.

Kami semua menuju ruangan makan, dimana semua makanan sudah disiapkan oleh bibi megi dan lainnya untuk acara makan malam ini. Kak Ashlan mempersilahkan om Dermawan duduk dikursi utama yang biasa diduduki oleh kak Ashlan sebagai Kepala Keluarga. Karena kak Ashlan sangat menghormati om Dermawan yang lebih tua diantara kami semua.
Disisi kanan meja duduk tante lucy dan anaknya. Dan disisi kiri meja duduk Kak Ashlan, ka William dan aku. Kami semua menikmati makanan yang disuguhkan oleh bibi megi.

***

Setelah makan malam, kami semua kembali keruangan keluarga.
Dan memulai pembicaraan serius dan topiknya adalah tentang perjodohan ini.

"Bagaimana nak cheril, apa kamu menerima perhodohan ini?"
Tanya om Dermawan pada ku. Jujur aku ga tau harus jawab apa. Rasanya kegugupanku mulai muncul lagi. Kulirik sekilas kak William disampingku berharap kak William dapat membantuku menjawab. Tapi kenyataannya tidak, kak William tidak melihat melirikku untuk sekilas.

"Ma...maaf om. Kalau cheril terserah sama om saja."
Akhirnya aku bisa menjawab walau sedikit terbata-bata.

"Lho...koq terserah sama kami ril, kan kamu yang akan menjalankan kehidupan kalian nantinya."sambung tante lucy.

"Maksud cheril. Cheril akan jalani pesan dari almarhum papa dan mama tante. Dan Cheril yakin ini yang terbaik".

"Oohhh..begitu. kalau dari kami sangat setuju ril."

"Baiklah nak Ashlan, karena kedua pihak sudah setuju. Bagaimana kalau pernikahannya kita adakan seminggu lagi?"
Sahut om Dermawan memberi usulan.

"Baiklah om, kami setuju." Jawab kak Ashlan.

Kulihat wajah om Dermawan dan tante lucy senang dengan keputusan kak Ashlan. Tapi berbeda dengan david, wajahnya sulit kuartikan. Dia tidak kelihatan senang dengan keputusan ini.
Berbeda dengan perasaanku. Gugup. Ya...kata yang tepat untuk ekspresi wajahku.

***

"Non cheril...bangun non?".
Suara bibi megi membangunkanku yang masih berat untuk membuka mata.
Karena acara tadi malam aku agak larut tidurnya.
Sebenarnya keluarga om Dermawan pulang sekitar pukul sebelas malam tapi setelah itu aku sulit untuk tidur karena keadaaky masih gugup.

My Love Is You (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang