Bagian 14

18.8K 616 0
                                    


"Itu bukan alasankan?" Kataku.

"Itu juga salah satu alasan ril, aku akan libur dan menjagamu.."

"Dirumah kan ada bibi mia, kau tak perlu repot seperti ini. Lagi pula aku hanya kurang istirahat saja."

"Itu sudah keputusanku ril, sebagai sahabat aku harus peduli kan?"
Jujur aku sangat senang david akan menjagaku hari ini. Tapi yang kusedihkan adalah ketika kata sahabat yang diucapkannya. Aku tersenyum palsu padanya.

"Aku ingin kekamar mandi sebentar" ucapku kemudian mencoba turun dari ranjang.
Ketika aku berdiri tapi kepalaku masih sedikit rasa pusing.

"Sini aku bantu" ucap david menawarkan diri sambil memegang tanganku. Menuntunku sampai pintu kamar mandi. Aku tak menolak karena aku takut jatuh saat berjalan.

"Aku bisa sendiri.." ucapku ketika sudah memasuki kamar mandi.

"Kau yakin?" Tanyanya ragu-ragu.

Aku memandang wajahnya. Jika harus jujur aku sangat memerlukan bantuannya dikamar mandi tapi itu tidak mungkin. Walaupun aku dan david sudah menikah tapi dia masih menganggap aku sahabatnya.

"Yakin vid, aku akan berhati-hati" jawabku meyakinkan.

"Baiklah...aku tunggu disini ya?"

Aku tersenyum padanya dan menutup pintu kamar mandi. Berjalan menuju wastafel. Aku mencuci muka dan menggosok gigi sambil berpegangan pada pinggiran wastafel. Sebenarnya aku ingin mandi tapi kondisiku tidak bisa berdiri terlalu lama. 'Jika aku mandi dan tidak sanggup berdiri terus jatuh dan david masuk menolong tapi kondisiku lagi.....? Ah..tidak-tidak itu sangat memalukan.' Aku memukul kepalaku pelan.

Aku berjalan keluar dengan hati-hati. Ketika membuka pintu david langsung menyambut tanganku dan menuntunku ketempat tidur. Aku duduk kembali diatas ranjang diikuti david yang duduk disisi ranjan menghadap diriku sambil tersenyum.

Ah, senyuman yang menghangatkan hatiku. Aku membalas senyuman yang sangat tulus padanya.

Kemudian dia mengambil mangkuk dimeja yang isinya bubur. Mungkin bibi mia mengantarnya tadi ketika aku dikamar mandi.

David mengaduk sebentar bubur sambil meniup-niupnya kemudian menyodorkan sesendok bubur kearahku.

"Aaa...." perintahnya padaku agar aku membuka mulutku.

"Aku bisa sendiri vid" kataku sambil meraih sendok dari tangannya. Tapi david menjauhkan sendoknya.

"Buka mulutmu?" Perintahnya lagi.

Aku menurut saja. Aku membuka mulutku kemudian david menyuapiku makan. Setiap dia menyuapiku sebelumnya dia meniup buburnya.

Sambil memandang wajahnya terus tidak terasa bubur semangkuk telah berpindah semua kedalam perutku. Dia tersenyum kearahku kemudian menyodorkan segelas air putih kepadaku. Aku meminum setengah air nya kemudian david memberikan dua butir obat. Mungkin ini obat yang diresepkan oleh dokter tadi. Aku mengambilnya dan menelan obat tersebut satu persatu.

"Sekarang istirahatlah..." pinta david sambil mengambil gelas dari tanganku kemudian meletakkan diatas meja.

"Terimakasih vid..." ucapku tulus.

"Sama-sama..."

Cup....

Apa!!!! David mencium keningku sebelum keluar meninggalkanku. Aku masih shok tidak percaya dengan apa yang dilakukan david. Aku mencubit pipiku dan 'aww...'. Sakit. Ini tidak mimpi.

Ya Tuhan....semoga ini akan seterusnya. Aku menarik selimut dan mataku juga sudah mulai berat. Mungkin pengaruh obat.

***

My Love Is You (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang