David povAku segera membuka pintu mobil ketika sampai dirumah sakit. Mobilku parkirkan tepat didepan pintu UGD. Begitu cheril keluar, beberapa perawat membawa kursi roda untuk cheril dan segera membawa cheril keruangan persalinan. Tentunya dengan diikuti mama dan aku.
Aku dapat melihat cheril menahan setiap rasa sakitnya. Aku selalu disampingnya. Mengelus badan dan perutnya ketika rasa sakit itu muncul. Tak berapa lama dokter yang selalu menangani kandungan cheril setiap bulannya datang. Beliau memegang perut cheril.
Dan tak berapa lama seorang perawat membawakan alat USG kearah cheril. Dokter langsung memeriksa kandungan cheril. Sedikit dengan raut wajah yang sulit kuartikan.
"Pak, salah satu janin dalam posisi sungsang. Sebaiknya kita melakukan operasi untuk persalinan ibu cheril. Karena resiko untuk lahiran normal sangatlah besar..." kata dokter menjelaskan ketika selesai memeriksa cheril.
"Lakukan yang terbaik untuk isteri dan anak-anak saya dokter.." jawab david cepat.
"Baiklah pak..."
Kemudian dokter tersebut memanggil beberapa perawat untuk menyiapkan ruang operasinya, dan seorang perawat untuk membantuku meyelesaikan administrasinya dan surat lainnya.
Tak berapa lama pakaian cheril sudah berganti. Aku dapat melihatnya begitu kesakitan ketika para perawat itu memasang infus dan menyuntikkan cheril obat bius dibebarapa bagian tubuh cheril. Aku menangis melihat cheril berjuang untuk kelahiran anak-anak kami.
"Sayang, kamu tidak boleh sedih. Kamu harus semangat agar cheril juga semangat..." mama menghampiriku memberikan dukungan.
Benar juga yang dikatakan mama. Aku harus semangat, cheril tidak boleh melihatku seperti ini.
"Maaf pak, ibu cheril akan dipindahkan keruangan operasi. Apa Bapak ingin menemani ibu cheril didalam?" Kata seorang perawat.
Aku mengangguk, lalu perawat itu memberikan aku pakaian untuk masuk keruangan operasi. Semuanya harus serba hijau.
"Ma, doakan david dana cheril ya ma?" Pintaku sebelum meninggalkan mama.
"Pasti sayang, tetaplah disamping cheril ya. Mama akan menunggu kalian diluar."
Aku tersenyum lalu pergi meninggalkan mama. Aku dapat merasakan papa dan kedua kakak cheril sudah tiba ketika aku sudah memasuki ruangan operasi.
Disinilah aku, diruangan operasi menemani cheril. Ada banyak perawat dan beberapa dokter menangani proses operasi cheril.
Aku duduk tepat disamping cheril. Aku memberikan semangat kepada cheril ketika dokter memulai proses persalinannya. Hanya ada tirai kecil yang menutupi antara wajah dan perut cheril.Cheril tidak dibius total, jadi dia bisa merasakan para tim dokter memulai prosesnya. Aku terus melantunkan doa kearah cheril ketika proses operasi berlangsung. Tentunya dengan perasaan yang masih campur aduk.
Tak berapa lama sebuah tangisan bayi mulai terdengar. Aku dapat melihat dokter mengangkat bayiku lalu memberikannya pada dokter disampingnya. Dan itu adalah dokter anak. Kemudian dokter anak langsung melakukan tugasnya. Tak berapa lama tangisan bayi kedua kami terdengar lalu tak berapa lama lagi tangisan bayi ketiga kami juga terdengar.
Tanpa sadar air mataku keluar ketika melihat ketiga bayi kami sedang dibersihkan badannya. Aku juga melihat cheril menangis haru ketika mendengar tangisan bayi kami. Ketika dokter sedang menyelesaikan operasinya, seorang dokter dan dua perawat membawa bayi kami kearah kami.
Mereka mendekatkan ketiga bayi kami kearah wajah cheril. Kemudian dengan air mata yang masih menetes cheril mencium ketiga bayi kami bergantian. Entah perasaan apa yang sedang aku rasakan. Bahagia, senang, terharu berbaur jadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (Complite)
RomansaCheril hidup dan tinggal pada kedua kakak laki-lakinya sejak orangtua mereka meninggal karena kecelakaan. Hingga suatu saat dia kehidupannya penuh suka cita ketika dia dijodohkan pada anak teman almarhum mamanya. Dan itu salah satu pesan almarhum pa...