Berawal dari sini

17.1K 428 7
                                    

Dear Bio.

Bio, gue suka sama lo sejak kelas satu di SMA ini. Nggak tahu gimana ceritanya, gue favorit buat perhatiin lo dari ujung kantin sana. Gue selalu perhatiin lo dari ujung lapangan pas lo main basket. Gue suka lo nggak tahu gimana bisa.
Nggak ada harapan gue buat lo jawab pernyataan gue karena gue nggak lagi nanya. Gue cuman bilang aja jadi, lo nggak perlu jawab apa-apa. Gue nggak berharap lo bales perasaan gue, Bio. But at least, lo tau aja perasaan gue ke lo.

Kylie Lee, XII IPS 3

OK, KAYLI. Pertama, gue gak peduli perasaan lo ke gue. Kedua, gue paling benci sama cewek bodoh.


Bio kini menghampiri tiga orang cewek yang mana itu adalah Sarah, Stefy dan Kylie yang utama. Ia menyerahkan kembali sepucuk surat kepada sang pengirim. Bisa di bayangkan seorang cowok ganteng, cerdas sesekolahan menghampiri seorang Kylie which is cewek yang kadang ceroboh, pecicilan dan tapi pintar—walaupun hanya sedikit, tapi masih ada embel-embel pintar juga not bad.

Dengan semangat dan berpikiran positif, ia membuka surat miliknya itu dan membacanya. Berbeda dengan ekspresi Bio. Tangannya ia masukkan kedalam saku celana, menatap datar perempuan di hadapannya. Perlahan senyum di wajah Kylie berubah menjadi murung. Matanya agak berkaca-kaca setelah membaca tulisan Bio.

OK, KAYLI. Pertama, gue gak peduli perasaan lo ke gue. Kedua, gue paling benci sama cewek bodoh.

Barang hanya selang beberapa menit saja, tulisan Bio sudah terngiang jelas di otaknya. Hatinya mencelos, matanya menjadi perih seketika. Dan jelas, ia baru menyadari jika sekelilingnya di kerumuni murid-murid lainnya lantaran penasaran dengan Bio yang baru pertama kali menghampiri seorang perempuan.

"Udah baca kan?"

Dengan berat hati ia menganggukkan kepala dengan menunduk dalam-dalam karena malu. Air matanya sudah hampir jatuh sekarang.

"Gue harap lo bisa terima apa yang gue tulis di situ. Dan gue tekenin sekali lagi, gue nggak suka cewek bodoh." Bio pergi meninggalkan mereka bertiga, memisahkan diri dari kerumunan siswa-siswi di sana.

"Bakal gue buktiin kalo gue nggak sebodoh yang lo kira!" Seru Kylie keras-keras karena marah.

Laki-laki tersebut berbalik mengintimidasi Kylie dari tatapan tajamnya. "Jangan cuman ngomong doang." Dan Bio pun benar-benar pergi dari sana. Menjauh. Menghilang dari kerumunan yang kini juga mulai menghilang.

Di koridor sekarang berdiri Kylie dan dua sahabatnya yang sedang mengusap-usap punggungnya dengan sabar. "Gue... malu." Kylie memukul-mukul dadanya keras sambil menangis. Sarah dan Stefy memeluknya bersamaan, berupaya menghilangkan rasa sakit hati yang baru di terima sahabat karibnya itu.

"Udah, udah. Kay, lo tenang ya." Kata Stefy mengelus ujung kepala Kylie prihatin.

"Lo, kita, pasti bisa lewatin semuanya. Kita kan sahabat?" Sarah mempererat pelukannya kepada kedua orang itu. "Kita bakal bantuin lo buat buktiin itu ke Bio, Kay."

×××

"Ma, aku mau les pelajaran, Ma!" Ujar Kylie di dalam telepon.

"Kamu ada apa kok tiba-tiba minta les? Biasanya juga kamu cuek aja di sekolah?"

"Pokoknya aku mau les, Ma. Ya? Aku cari sendiri deh guru lesnya. Mama tinggal transfer uang doang." Gagang teleponnya ia jepit di antara bahu dan pipinya sedang kedua tangannya sedang memegang tab, mencari guru les privat untuknya.

"Ya udah, kamu cari aja ya guru lesnya, deal-nya berapa kamu nanti kabarin Mama ya." Dan sambungan dari ujung sana pun terputus sepihak. Cewek blasteran bule itu pun melempar sembarang hape di sampingnya.

OK, KAYLI. Pertama, gue gak peduli perasaan lo ke gue. Kedua, gue paling benci sama cewek bodoh.

Perkataan itu lagi. Beberapa hari setelah kejadian itu entah mengapa otaknya terseting otomatis untuk mengingat kata-kata pedas Bio. Hidupnya semakin susah saja kala ia baru sadar kalau ujian tengah semestar sebentar lagi akan di mulai. Kurang dari seminggu tepatnya, mana mungkin ia bisa menemukan guru secepat itu?!

GURU LES PRIVATE
JAM/HARI BISA DI TENTUKAN SENDIRI
RP 450.000/BULAN (NEGO)
MINAT HUBUNGI:
081123456789

Kylie segera menyambar ponselnya di dekat bantal dan menghubungi nomor tersebut. Sibuk. Sekali lagi menghubungi. Butuh beberapa detik untuk menyambungkan dengan si pemilik telepon tersebut.

"Halo?" Terdengar suara bariton laki-laki mengawali telepon.

"Halo, benar ini yang pasang iklan untuk les privat?" Tanyanya dengan penuh hati-hati.

"Iya benar, di web bukatoko. Ada yang bisa saya bantu?"

"Apakah masih bisa untuk les? Aku lagi butuh les privat soalnya, seminggu lagi ada ujian tengah semester."

Laki-laki di ujung sana bergumam mengerti. "Masih ada slot kosong, kebetulan murid aku cuma ada 3 sama kamu. Kalau boleh tau kamu kelas?"

"Oh, aku kelas 3 SMA. Jadi kapan kita bisa ketemu?"

Terdengar suara lawan bicaranya sedang membolak-balikkan sehelai kertas. "Besok sore jam 4 boleh. Nanti aku sms dimananya."

"Oke, makasih ya." Dan ia pun memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu.

Fiuh... Lega. Awas aja lo Bio! Tunggu nilai gue naik!

Omelnya dalam hati masih sebal dengan kelakuan Bio kepadanya beberapa hari yang lalu.

Selang setelah beberapa menit setelah Kylie mematikan telepon dengan calon guru les privatnya, ia menepuk jidat keras-keras. "Kenapa gue nggak nanya nama!?"

×××

Kalo reading sama votenya sampe 15, aku update cerita lagi yah💕💓

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang