13-Already Gone

3.8K 142 0
                                    

“And it’s cuts me like a knife when you walked out of my life”
—Cry.

#########

Setelah menikmati liburan panjang seusai Ujian Nasional—sembari menunggu hasil tes Universitas dan hari masuk kuliah—hari ini telah tiba hari pertama Kylie dan teman-teman lainnya masuk menjadi mahasiswa dan mahasiswi. Cewek itu sendiri memilih masuk di jurusan DKV. Sarah dan Stefy sekampus dengan Kylie, masuk di jurusan yang sama yaitu Menejemen. Dan cowok itu? Sejak hari itu Bio mengantar pulang ke apartemennya, dirinya tak muncul sama sekali di hadapan Kylie hingga saat ini. Meskipun tetap ia mencari-cari dimanakah Bio berada dan kuliah dimana.

"Gimana? Udah nemu Bio?" Tanya Sarah setelah meneguk air minumnya dalam botol hingga tersisa setengah isi. Kylie menggeleng pelan lesu.

Stefy menepuk pelan punggungnya. "Sabar ya. Pasti muncul kok. Kalo jodoh pasti ketemu juga."

Kylie menghela nafas panjang. "Iya kalo jodoh. Kalo enggak gimana? Kapan ketemunya?"

Kedua temannya tak menyahut lagi. Sudah sibuk dengan tugas yang sedang mereka kerjakan di laptop masing-masing sambil istirahat makan siang. Sarah menggeliat kuat di tempat duduknya karena punggungnya pegal-pegal akibat terlalu lama duduk. Kedua matanya yang sedikit perih ia kedip-pejamkan agar kembali normal. Semua ini akibat dari tugas kuliah yang baru saja masuk sudah menumpuk. Sepasang mata Sarah menangkap bayangan yang tak asing di seberang mereka—cukup jauh untuk menyadari kehadiran orang tersebut—memperhatikan mereka bertiga. Ia menyikut lengan Kylie pelan agar dirinya ikut memperhatikan arah matanya.

"Bi..."

Kini giliran Stefy memutar arah kepalanya ke belakang mengikuti arah pandang dua temannya. "Kay?"

"Lo harus hati-hati mulai sekarang, Kay." pesan Sarah masih terus saling memperhatikan orang itu yang tiba-tiba tersenyum licik kepada ketiganya, terutama Kylie.

Jantung Kylie berdegub keras saat cowok itu menghampiri meja tempatnya mengerjakan tugas. Semakin mendekat, pria itu semakin memperlihatkan sorot mata tajamnya yang sedang menyeringai pada Kylie.

"Halo, Princess." Sapa cowok itu. Masih mengenakan jaket yang sama seperti malam waktu dirinya dan Bio kedatangan tamu tak di undang di apartemen. Membuat kesan garang dan juga arogan melekat pada pria tersebut.

"Mau apa lo?" Pria itu adalah Billy.

Billy tertawa pelan hampir seperti mengejek Kylie entah apa yang sedang ia ejek. "Kemana cowok lo? Bian? Brian?" Tanyanya mencoba menebak-mengingat nama Bio.

"Setau gue nggak ada urusannya dia sama lo, Bil. Ngapain nyari cowok gue?" Kylie berbicara dengan lantang, menantang mata elang itu.

"Ya jelas ada dong, Sayang. Siapa pun yang berhubungan sama kamu, dia dalam jangkauan aku juga karena udah nyentuh apa yang udah jadi punyaku." Jawabnya melantur.

"Guys, ringkesin barang kalian. Kita pergi dari sini." Kylie lebih dulu berdiri beranjak pergi dari sana.

"Kamu nggak akan bisa lari kemana-mana, Kylie! Aku ingetin itu." Teriak Billy di balik punggung Kylie.

Cewek itu terus berjalan meninggalkan laki-laki gila itu menuju kelasnya yang sebentar lagi akan di mulai.

×××

Hari-hari yang Kylie lewati terasa sangat membosankan lantaran tak ada hadir Bio yang turut mewarnai hari-harinya. Sepanjang satu minggu ia lewatkan hanya dengan bangun tidur-masuk kelas-makan-pulang-BAB-tidur. Begitu terus sampai hari demi hari berganti. Cowok itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Kylie sudah lelah mencari-cari kemanapun. Nomornya juga tak bisa di hubungi, tak tersambung. Mungkinkah Bio ganti nomor? Informasi yang Kylie dapatkan sangat minim sekali. Bio tinggal dimana dengan siapa, tak ia dapatkan sedetail itu. Hanya mendengar kabar bahwa Bio sedang tidak ada di tempatnya berada. Meskipun begitu masih sangat ambigu menurut Kylie. Maksud dari sedang tidak ada di tempatnya berada itu dimana? Di Jakarta? Rumahnya? Atau mana?

Kylie mengusap wajahnya frustasi kemudian mengacak rambutnya sendiri. Tangannya meraih sebuah gantungan kunci yang di berikan Bio sewaktu hari terakhir mereka bersama dan bertemu. Bentuk boneka Teddy Bear. Sesekali hidungnya menciumi gantungan boneka tersebut yang kini mulai memudarkan wangi parfum Bio.

Kemana kamu, Bio?

Seharusnya bukan cewek yang mencari. Seharusnya bukan cewek yang mengusahakan. Seharusnya bukan cewek yang memulai. Seharusnya cowok.

"Bio..." Panggilnya lirih. Suasana hening apartemennya terasa semakin mengikatnya. Memori yang kemarin seperti terlihat kembali di kedua matanya. Seperti sedang memutar film di masa lalu.

"Kay, bisa jaga diri kan?"

"Kenapa? Lo beneran mau pergi?"

"Gue cuman mastiin aja. Seharusnya lo emang bisa jaga diri sendiri."

Kylie memeluk Bio erat di sofa. "Kalo lo mau pergi tolong jangan jauh-jauh. Tolong balik lagi setelah itu. Gue janji bakalan baik-baik aja, kuliah bener, bakal usahain lo."

Bio mengusap kepalanya pelan sekilas. "Mana bisa lo usahain gue? Bukannya cowok yang harus usahain cewek?"

"Gue yakin lo nggak ada perasaan sama gue, jadi gue yang usahain lo."

Memori otak Kylie  memutar kejadian sebelum Bio beranjak pergi dari tempatnya waktu itu.

"Andai gue kenal lo lebih lagi, Bi. Mungkin gue tau lo bakal kemana." Ucapnya lemah.

×××

Sori ya dikit banget part ini. Hehehe masih buntu nihhhh ckcckk keep reading guys💕😍😀😉

TBC.

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang