3-Sad Day I've Ever Had.

5.4K 230 3
                                        

"I love you but it's not so easy to make you here with me"
—When Someone You Love

#########

Bio baru datang ke rumah Kylie saat jam makan malam, bertepatan dengan selesainya cewek itu memasak makan malam.

"Gue baru selesai masak. Lo udah makan malem belum?" Tanya Kylie menyiap-nyiapkan makanan di atas meja makan.

Bio berjalan menuju ruang makan dan melihat masakan Kylie. Ada sayur bening, lauk dadar jagung, tempe dan tahu goreng. Di tambah sambal terasi. "Lo bisa masak semua ini?" Bio terdengar tidak yakin dengan apa yang ia lihat meskipun sebenarnya tidak bisa dipungkiri dirinya sangat tergiur dengan hasil masakan Kylie, terlebih memang Bio belum sempat beli makan malamnya.

Kylie mengangguk beberapa kali. Tangannya memberikan sebuah piring dan sendok garpu ke Bio menyuruhnya makan bersama. Dengan senang hati saat itu ia terima tawaran Kylie.

"Selamat makan, Bio!" Serunya segera melahap makanannya sendiri. Suasana ruangan menjadi hening, hanya terdengar suara kunyahan dan dentingan piring dan sendok garpu beberapa kali.

"Lo kenapa nggak tinggal di rumah sendiri? Kenapa di apartemen?" Bio meletakkan piring makannya ke dalam bak cuci piring. Kemudian menegak minuman dalam tiga kali tegukkan.

Di susul Kylie yang baru meletakkan piring makannya dan piring kosong lainnya ke bak cucian. Ia menggeleng sekilas sambil mencuci piring. "Gue tinggal jauh sama orang tua, Bio."

"Kenapa?"

Tak ada sahutan dari Kylie. Bio hanya berpikir sewajarnya yang mana mungkin adalah Kylie memang tipe cewek yang lebih suka merantau jauh dari orang tua daripada dekat dari jangkauan mereka.

"Keluarga gue udah nggak sempurna, Bi. Makanya gue milih jauh dari orang-orang sana."

Sebenarnya kalimat yang Kylie ucapkan baru saja sangat membingungkan namun pria itu lebih memilih untuk hanya sekedar mengangguk mengerti. Mungkin terlalu sensitif untuk orang lain tahui tentang keluarga.

Mereka berdua pun belajar dalam diam. Tak ada rengekan dari Kylie seperti hari-hari sebelumnya.  Cukup membingungkan, tapi ia juga lebih nyaman dengan Kylie yang pendiam walaupun sejenak.

"Bio, ajarin yang nomor ini." Bahkan nada bicara Kylie pun berubah menjadi lebih tegas, seakan-akan dirinya sedang malas sekali berbicara dengan siapa-siapa termasuk Bio. Sang guru pun mengajari cara-cara cepatnya dalam waktu beberapa menit saja lalu Kylie kembali berkutat ke soal-soal.

"Kalo emang mood lo lagi nggak bagus, gue harap lo nggak buang itu semua ke orang yang nggak tau apa-apa." Celetuk Bio setelah dua puluh menit kemudian, masih sambil berkonsentrasi dengan buku bacaannya.

Kylie mengerutkan alisnya bingung. "Maksudnya?"

"Kerjain, sekarang udah hampir jam sepuluh."

"Apapun itu maksud pernyataan lo, gue lagi nggak bad mood. Dan terlebih kalo lo mikir gue jutekin lo karena mood gue, bukan itu. Ujian tinggal beberapa hari lagi, gue mau lebih konsen les dengan nggak lagi ngeluh juga nggak lagi bawel nuntut ke lo." Jelasnya panjang lebar. Bio terkejut mengerjapkan kedua matanya tak habis pikir dengan keseriusan belajar Kylie yang ia pikir selama ini dirinya tidak akan bisa tenang saat ngelesin Kylie.

Setelah setengah jam kemudian, mereka berdua baru selesai les juga baru saja usai berkemas buku masing-masing. "Lo balik naik apa?" Tanya Kylie saat ia mengantarkan Bio di depan pintu. "Lo nggak lagi ngantuk kan?"

"Gue naik mobil, kok. Agak ngantuk sih, cuman gak pa-pa gue masih bisa nyetir."

Kylie pergi berlari menuju dapur tanpa aba-aba. Sedang Bio masih berdiri di depan pintu, bingung ia akan melakukan apa lagi sekarang mau tak mau, Bio masuk ke dalam kembali sekedar menengok apa yang Kylie lakukan di dapur.

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang