8 (1)-My Roller Coaster

4.6K 179 0
                                    

I think you're my rollercoaster because you can control my mood to swing up and down faster than i thought.
—Kylie Lee.

#########

"SUMPAH LO CIUMAN BIVHIR HAMA VHIO?!" Kylie buru-buru membungkam mulut ember Sarah yang heboh karena mereka saat ini sedang ada di toko buku untuk menemani Stefy membeli novel. Beberapa pasang mata menengok ke arah mereka berdua yang sedikit gaduh. Merasa tak enak hati, Kylie hanya cengingiran sebagai permintaan maaf.

"Lo diem kali, Sar! Punya mulut heboh banget sih!" Bisik Kylie mengomel.

Sarah tertawa cekikikan. "Tapi gimana bisa lo..." Kedua tangannya mengerucut memperagakan orang yang sedang berciuman.

Kylie menunduk malu mempercepat langkah kakinya. "Ya dia gitu..."

"Gitu gimana???"

"Ya gitu, Sar..."

"Ya gimana?????"

"Ngapain sih ribut-ribut?" Stefy muncul dengan membawa satu kantung plastik berisi beberapa novel yang sudah di belinya barusan sambil membetulkan letak kacamata yang agak menurun ke pangkal hidung. Sarah berbisik pelan di telinga Stefy. Dilihat dari ekspresinya sekarang, dengan mata melebar, bibir setengah tersenyum Sarah pasti sudah memberitahukan pokok inti cerita kepada Stefy.

"Kok bisa??" Giliran Stefy yang kini menggebu-gebu Kylie untuk bercerita secara detail.

Ia hanya mengangkat kedua bahunya sambil terus tersenyum lebar. "Ya pokoknya gara-gara gue ajakin Aldo, dia narik tangan gue kan tuh ke gedung sebelah kan sepi. Nah abis gitu kita debat bentar, gue bilang gue nyerah sama dia gitu-gitu deh. Nah abis gitu..." Kata-katanya menggantung di udara.

"Abis gitu apa?" Sarah bertanya dengan antusias.

"Dia maju duluan nyium gue!" Pekik Kylie menahan teriakannya dengan membungkam mulutnya sendiri, takut dirinya tiba-tiba berteriak di tengah perjalanan menuju food court. Mereka berdua—Sarah dan Stefy—getol menggoda sahabatnya yang sedang kasmaran, terlebih karena Bio sudah memberikan lampu hijau pada Kylie. "Kalian tau nggak sih, kemaren lusa kan gue keluar tuh sama si Aldo. Nah si Bio tiba-tiba sms gue mau ngajakin keluar. Lo tau? Dia ngerebutin gue sama Aldo!"

"Terus-terus??" Tanya mereka berdua sangat antusias.

"Yaaa, setelah itu sikapnya gak kaya biasanya. Gue kan nonton tuh, nah Bio tiba-tiba gandeng tangan gue terus ngerangkul pundak gue biar nyender ke dia gitu loh!" Kylie memperagakannya dengan merangkul Sarah sambil terus berjalan. "Terus pulangnya, gue di anter sampe depan pintu kan. Dia kaya nyebelin gitu kan, gue bilang kalo dia bikin gemes pengin gue cubit pipinya. Eh dia beneran ngasih pipinya biar gue cubit bayangin! Terus-terus ini adegan romantisnya." Stefy dan Sarah menjepitkan rambut mereka ke sisi telinga, mendengarkan tamat-tamat. "Dia... meluk gue sebelum pulang!" Lanjut Kylie.

Kedua sahabatnya itu melotot tak percaya dengan cerita Kylie. "Sumpah lo? Kok dia gitu sih?" Kylie menaikkan kedua bahunya tak mengerti. "Yakin sih dia jeles sama Aldo. Ye gak sih Stef?"

Stefy mengangguk setuju. "Terus setelah itu kalian gimana kalo ketemu? Kalian chatting nggak?" Ia menyeruput minuman tehnya.

Kylie menggeleng lemah. "Kita kalo ketemu kaya everything doesn't matter on us. Dan dia tetep dingin, kita juga nggak chat."

"Ya udah pikirin nanti aja Bio. Kita makan dulu aja yuk."

Mereka bertiga mulai berpencar mencari jejeran makanan sedang ramai-ramainya. Kylie mencari nasi lalapan kesukaannya letaknya berada di ujung sana. Susah payah ia harus berdempet-dempetan dengan pengunjung yang berlalu lalang di hadapannya.

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang