1-Dunia itu Sempit!

8.3K 328 3
                                        

"Lagi-lagi Bio yang jadi peringkat pertama." Kata Stefy seusai meniti 100 nama di peringkat bulanan sekolah mereka.

Kylie tersenyum sendiri mendengar sahabatnya. "Bio emang pinter kan? Udah ganteng, pinter lagi!" Pujinya dengan wajah berbinar-binar sambil menerawang ke langit-langit membayangkan sesuatu di sana.

"Giliran Bio sarap lu kambuh, Kay." Celetuk Sarah. Mereka bertiga satu kelas sejak di bangku menengah pertama hingga sekarang, bangku menengah akhir. "Kay, Kay, ada Bio, Kay!" Lengannya menyikut keras-keras Kylie.

Sedetik kemudian, cewek itu sudah memperhatikan cowok itu sedang makan di kantin dengan gerombolannya. Bio Niagarawan. Cowok pinter, ganteng, keren, cool. Entah bagaimana lagi ia mendeskrispikan Bio. Cowok itu sanggup membuat Kylie jatuh bangun mengejarnya dari kelas satu hingga sekarang.

Mata Bio dan Kylie bertemu sesaat, namun seperti biasanya, ia melengos ke arah lain sedangkan Kylie malah tersenyum bodoh sebelumnya. Poor, Kylie.

Bahunya merosot kebawah melihat respon Bio yang selalu saja cuek padanya. Padahal dari dulu sudah terang-terangan Kylie menunjukkan perasaannya. Ya, walaupun dalam proses itu nggak sedikit yang selalu membuatnya terlihat bodoh dan tak jarang malah mempermalukan dirinya sendiri di depan umum. Di depan Bio!

"Kenapa sih, gue harus jatuh cinta sama Bio?" Tanyanya tanpa sadar. Tangannya mengaduk-aduk kuah baksonya kental berwarna merahnya dengan wajah setengah di tekuk.

Stefy mengelus pundaknya dengan sabar dan menyemangatinya. "Usaha lo nggak bakalan sia-sia kok, Kay. Gue yakin itu."

"Hm-m! Gue setuju sama Stefy. Lo pasti bisa dapetin Bio, Kay! Ada gue sama Stefy yang bakalan bantuin lo dari belakang." Sambung Sarah dengan nada antusias. Hanya dengan kalimat-kalimat positif dari teman-temannya saja sudah membuat sedihnya menguap begitu saja.

Bener kata Stefy. Gue pasti bisa. Bio, gue nggak yakin lo bakalan kuat nahan perasaan lo nanti!

×××

"Bio, mau pulang bareng?" Kylie sejak tadi menunggu cowok itu selesai kelas karena adanya pelajaran tambahan. Ya sekitar dua setengah jam yang lalu.

"Nggak."

Kylie berdiri tepat di hadapan Bio dengan tiba-tiba. Yang mau tak mau keduanya bertabrakan sekilas, tapi bisa membuat cewek pendek itu terjatuh di atas tanah.

"Nyusahin banget sih lo?" Bio mengulurkan tangannya sekilas dan segera menarik Kylie begitu kedua tangan mereka bersatu.

"Bio, ya?"

"Enggak. Gue bilang enggak ya enggak."

Wajah Kylie berubah suram. Langkahnya terhenti dua langkah di belakang Bio membuat cowok itu mau tak mau berhenti juga namun tak sama sekali berbalik ke belakang. "Ya udah. Maaf gue gangguin lo terus. Gue balik sendiri ya. Dah, Bio." Kylie berjalan melewati tubuh tinggi tegap berisi Bio dengan langkah pelan.

Seperti biasanya, ketika Kylie menerima penolakan dari Bio, langkahnya menjadi gontai dan kedua bahunya menurun. Di tambah kepalanya yang tertunduk otomatis walaupun ia sedang berjalan seperti sekarang.

"Lo balik naik apaan?" Bio berteriak dari belakang punggung Kylie. Wajahnya berubah senang kembali ketika kedua telinganya menangkap suara Bio. Ia berbalik menghampiri cowok itu dengan wajar berbinar. "Gue cuman nanya. Nggak ada niatan gue buat balik bareng lo."

Judes lagi. Hmm...

Bahunya kembali lagi merosot seperti semenit yang lalu. "Gue bisa naik taksi." Jawabnya sambil menatap kancing baju Bio yang segaris dengan pandangan matanya.

"Ya udah, gue balik."

Mulut Kylie terbuka lebar dengan mata setengah melotot karena terkejut dengan perkataan Bio.

"Bio!! Lo kok nyebelin sih?!" Kylie menghentak-hentakan kedua kakinya di tanah dengan kesalnya. Ketika ia berbalik, laki-laki itu sudah tak terlihat lagi punggungnya. "Bio!!!!!" Dan semua orang memperhatikannya dengan wajah bertanya-tanya ketika suara Kylie melengking tinggi.

×××

Kemarin Kylie ada janji untuk menemui calon guru lesnya di sebuah cafe sekitar Kemang sana. Sore ini suasana lagi mendung, sangat tidak mendukung maka dari itu tadi ia meminta Sarah untuk menemaninya ke cafe. Jadilah mereka berdua disini. Duduk di dekat kaca adalah favorit mereka bertiga-Kylie, Stefy, dan Sarah. Karena selain bisa melihat pemandangan luar, mereka bertiga bisa melihat bermacam-macam orang yang berlalu lalang disana. Tak jarang dari mereka mengomentari atau justru membuat bahan lelucon ketiganya.

From: Calon Guru Les
Aku udah di cafe. Km di meja nomer berapa?

To: Calon Guru Les
Di deket kaca, ada 2 cewe make kaos hitam.

"Gimana calon guru les lo? Udah dateng belum?" Tanya Sarah sekilas melirik jam tangan kesayangannya.

Kylie mengangguk. "Udah disini, kok."

"Permisi..."

Keduanya menoleh ke arah sumber suara itu. "LO!!" Mereka bertiga berseru bersamaan sampai-sampai pelanggan yang lainnya serempak menoleh ke arah mereka.

"Jadi guru lesnya lo?" Tanya Kylie tak percaya dengan situasi sekarang ini. Kepalanya benar-benar tidak habis pikir jika...

"Jadi murid gue nanti elo?" Ya, dia Bio. Jadi calon guru les Kylie nanti adalah Bio.

Perempuan bule itu memijat pelipisnya karena mendadak kepalanya sakit. Bagaimana mungkin Bio, orang yang ia benci sekaligus ia sukai akan menjadi guru les privatnya? Ini mimpi bukan? "Lo masih mau ngajar gue nggak? Kalo engga gue telepon yang lainnya nih." Nada suaranya menjadi jutek.

"Ya terserah. Kalau lo nggak mau juga gue gak pa-pa." Ucap Bio dengan santainya masih berdiri.

Kylie menarik nafas panjangnya untuk menyabari dirinya sendiri. Alamat gue gak konsen sama gak bisa move on nih! Batinnya sekilas. Tak ada pilihan lagi karena selain waktu yang kian lama kian mendekati hari ujian, ia pun mempersilahkan Bio untuk duduk satu bangku kosong di hadapannya.

"Jadi kapan kita bisa mulai les?" Tanya Kylie tanpa basa-basi, menatap lurus-lurus Bio yang masih menatapnya santai. Sebenarnya apa sih yang cowok itu mainkan dengan matanya? Tadi di sekolah matanya jutek, mukanya judes. Sekarang matanya santai, mukanya juga ramah. Apa-apaan sih?!

"Sebelumnya lo mau nego nggak?" Melihat Kylie menggeleng cepat, ia pun mengeluarkan brosur dari dalam tasnya. "Lo isi itu. Itu tanda lo bakal matuhin perjanjian pas gue jadi guru privat lo."

Kedua mata Kylie dan Sarah membaca peraturan nomor satu sampai lima. Sedikit sih, cuman mampu nggak ya si Kylie? Tanpa pikir panjang lagi, cewek itu menandatangani surat perjanjian itu, begitu juga dengan Bio.

"Kita mulai les besok, jam enam sore sampai jam delapan malem. Ini yang les lo aja atau sama temen lo?"

Sarah merasa tersinggung karena walaupun ada dirinya, namanya pun tak disebutkan oleh Bio seakan tak di anggapnya ada di antara mereka berdua.

"Gue aja."

"Oke, ada pertanyaan?" Kylie menggeleng cepat. "Kalau gitu, sampai jumpa besok. Smsin alamat lo. Gue buru-buru sekarang." Dan sosok laki-laki itu menghilang dari pandangan mereka berdua.

"Lo yakin bisa belajar bareng Bio, Kay? Konsen?" Tanya Sarah sepeninggal Bio.

Lawan bicaranya hanya menghembuskan nafas pasrah, kepalanya tertunduk dan menggeleng lemah. "Gue takut nggak konsen belajar malah gue konsen liatin yang ngajar, Sar."

Tangan temannya menggetuk jidat Kylie keras. "Lo tuh ya. Konsen belajarnya. Justru karena Bio jadi guru lo, lo harus bisa buktiin ke dia juga secara eksklusif. Biar dia mau sama lo. Heran gue bego amat sih?!"

"He-he-he, iyaya." Cengingiran Kylie.

×××

Kalo reading sm votenya jd 10 aku update lagi yaaa😍

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang