14-Teman Baru!

3.7K 132 1
                                    

Kylie berjalan menuju lorong kampusnya hendak pergi ke ruangan administasi seorang diri. Sarah dan Stefy hari ini jadwal mereka masuk siang. Jadi mau tak mau dirinya sendirian setengah hari ini. Sebelah tangan perempuan itu repot membawa setumpuk buku pelajarannya yang baru di pinjam di perpustakaan. Sampai di tikungan lorong, bahunya di tabrak dari belakang oleh seseorang yang sedang berlari kencang. Membuat Kylie terjatuh dan buku-bukunya berserakan di lantai juga beberapa lembar kertas yang bertebangan.

"Selalu gue di tabrak, heran." Kylie ngedumel pada diri sendiri sambil memunguti semua barang-barangnya dengan cepat. Tak ambil pusing soal orang yang menabraknya, awalnya Kylie berpikiran kalau orang terserbut cuek bebek menghilang tanpa membantunya. Tapi tiba-tiba ada sebuah uluran tangan yang menyerahkan sebagian buku dan kertas miliknya tepat di depan arah pandangnya. Kylie mendongak berniat untuk melihat wajahnya, namun tiba-tiba suara Sarah berteriak memanggil namanya. Membuat otomatis kepala Kylie menoleh ke belakang.

"Lo apaan sih teriak-teriak di liatin kan tuh!" Omel Kylie ketika sahabatnya berada di dekatnya. Kylie bangkit berdiri setelah sebelumnya kedua pasang mata miliknya mencari-cari sosok tersebut yang ia yakini itu adalah seorang laki-laki. Tadi tanpa sengaja, matanya menatap sepasang sepatu berukuran besar, juga jeans belel khas cowok. Pria misterius itu segera meletakkan buku Kylie di atas tumpukan bukunya yang sudah ada di tangan lalu pergi begitu saja tanpa meminta maaf.

"Lo tadi ngapain jongkok-jongkok, Kay? Buku lo kenapa jatoh semua tadi?" Mereka berdua berjalan beriringan.

Kylie menggeleng pelan enggan untuk menceritakan. "Lo katanya masuk siang? Ngapa bikin heboh kampusnya sekarang?"

Sarah cengingisan tanpa sebab. "Gue di panggil dosen. Gak tau deh suruh ngapain. Lo mau kemana nih?"

"Eh iya gue mau ke ruang administrasi. Gue duluan ya! Dah!" Kebetulan mereka berdua melewati ruang administrasi, Kylie pun berbelok ke kanan.

Suasana ramai mendominasi ruangan tersebut membuatnya harus menunggu beberapa waktu sampai giliran antrian Kylie di panggil petugas. Ia kemudian duduk—di samping seorang cowok—di bangku panjang yang hanya tersisa untuk satu orang saja. Pria itu beberapa kali melihat jam tangannya gelisah. Terlihat jelas dari raut wajahnya seperti orang terburu-buru. Tak sengaja, Kylie menatap sepatu dan ujung celananya saat hendak mengambil selembar kertasnya yang lagi-lagi jatuh tepat disamping kaki laki-laki itu.

"Lo yang nabrak gue tadi kan? Yang di koridor!" Kylie berkata dengan frontal, sedikit menaikkan nadanya. Butuh beberapa detik untuk ia mencerna kata-kata Kylie hingga saat dirinya tersadar, cowok itu membelalakkan matanya.

"Sori, sori. Gue tadi gak maksud nabrak lo. Gue buru-buru." Wajah cowok itu merasa sangat bersalah juga malu saat tertangkap basah oleh yang di tabrak.

Kylie menyipitkan matanya, menatapnya sinis. "Lo maba juga?"

Cowok berparas oriental tersebut mengangguk beberapa kali. "Lo?"

"Sama. Nih gue lagi ngurusin keuangan."

"Oh ya, gue Davin. Lo?" Davin mengulurkan tangan membuka perkenalan mereka berdua.

Kylie dengan senang hati menjabat tangan teman barunya sambil tersenyum. "Gue Kylie. Gue jurusan DKV. Lo jurusan apa?"

"Wah sama dong! Gue juga DKV. Kita sejurusan dong ya?"

"Tapi gue seminggu ini nggak pernah lihat muka lo. Lo baru masuk hari ini ya?"

Davin mengangguk. Mereka berdua asyik berbincang satu sama lain sampai salah satu di antara mereka berpamitan untuk menuju ke kelas karena hampir di mulai.

"Gue kelas dulu ya." Pamit Kylie sambil tersenyum hingga matanya menyipit.

"Oke. Sampai ketemu lagi!" Ujarnya.

Ia lalu berjalan menuju kelas yang tidak terlalu jauh dari ruang administrasi. Lalu duduk di bangku nomor dua sebelah kiri di dekat jendela besar. Beberapa menit kemudian, dosen masuk ke kelas bersama seorang cowok menenteng tas, yang mana itu adalah Davin. Orang yang dikenalnya saat membayar keuangan. Matanya bertemu dengah mata Davin yang kala itu meneliti mahasiswa-mahasiswi lainnya. Senyum cowok itu merekah saat melihat Kylie yang juga meresponnya dengan tersenyum. Segera saja seusai perkenalan di depan kelas, dirinya duduk di sebelah bangku Kylie yang kebetulan kosong.

"Kita ketemu lagi, Kay." Bisiknya pelan mengedipkan sebelah matanya.

Cewek berkuncir kuda tersebut cekikikan pelan. "Jodoh kali, Dave."

×××

"Kata Sarah lo tadi di kelas duduk sampingan sama cowok, Kay? Siapa sih?" Tanya Stefy penasaran duduk di bangku mereka seperti biasanya.

"Iya, temen sekelas gue baru. Davin namanya. Ganteng lo!" Kata Kylie membuat kedua temannya penasaran.

"Masa sih, Kay? Kenalin dong! Kenalin!" Kata Sarah heboh. Sahabatnya yang satu ini memang paling tidak bisa mendengar kata ajaib 'ganteng', 'keren', dan 'tajir'.

"Dave!" Kylie tiba-tiba memanggil nama singkat Davin di balik punggung Stefy dan Sarah dengan melambai sekilas. Cowok yang ia panggil menghampiri Kylie sambil merekah senyum menawannya. Sarah benar-benar tak bisa berpaling dari senyuman Dave saat itu. "Gabung kita aja." Ia menggeser bokongnya sendiri mempersilahkanya duduk dengan mereka bertiga.

"Gak pa-pa nih?" Tanyanya tak enak hati.

"Santai aja. Kenalan nih sama sahabat gue. Ini Sarah." Kylie menunjuk Sarah terlebih dahulu yang sudah lebih dulu mengulurkan tangan kenalan dengan senyuman manis ala Sarah. "Ini Stefy." Baru setelah itu Stefy mengulurkan tangan dan tersenyum sewajarnya.

"Lo mau kemana?" Tanya Kylie sekali lagi beralih menutup laptop miliknya.

"Sebenernya sih gue udah selesai kuliah. Jadi niatnya mau langsung pulang sih."

"Eh rumah lo dimana emang, Dave?" Cerocos Sarah. Sikapnya memang yang paling tidak bisa di tutupi serapat apapun itu.

"Gue daerah Grogol, Sar. Lo daerah mana?"

Mata Sarah seketika berbinar-binar seperti mendapatkan jimat keberuntungan. "Gue... juga daerah Grogol juga, Dave..." Kini kedua tangannya digunakan untuk menyangga kepala sambil terus menatap Dave memuja. Sarah apaan sih malu-maluin!

"Lo dimana Kay?" Kylie menatap Davin bertanya menaikkan sebelah alisnya tinggi-tinggi. "Rumah lo."

"Oh... gue di apartemen deket sini kok."

Ponsel Kylie berbunyi beberapa kali, sebuah pesan masuk. "Sori gue ada urusan. Gue balik duluan ya. Dah!" Kylie melangkah buru-buru menuju parkiran mobil. Kepalanya mencari-cari sosok yang selama beberapa minggu ini dicarinya. Bio. Narasumber terpercayanya memberitahu kalau Bio ada di kampusnya. Ada perlu apa dirinya ke kampus Kylie? Beberapa kali kakinya terus melangkah celingak-celinguk mencari cowok itu. Sia-sia. Tak ada tanda-tanda Bio ada disana.

Tangannya menempelkan benda mungil tersebut ke telinga, menunggu beberapa saat sebelum mulai berbicara. "Ngaco lo. Gue nggak nemuin siapa-siapa disini... Ya udah, ya udah. Makasih informasinya." Ia memutuskan sambungan dengan cepat kemudian masuk ke dalam mobilnya sendiri, menjalankannya pulang.

"Lo dimana sih, Bio?" Katanya frustasi sesekali mengacak rambut.

×××

Tbc.

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang