Chapter 19 : Mask

1.6K 87 6
                                    

Naruto terbangun dari tidur pulasnya, tubuhkan terasa begitu pegal karena selama perjalanan ia tidur dengan posisi duduk, setelah kesadarannya pulih ia mulai mncari sosok yang selama perjalanan ada di sampingnya, siapa lagi jika bukan Minato, ayahnya.

" Tuan muda sudah bangun ? " sapa Seorang pramugari pada Naruto.

" Kemana perginya Ayahku ? " tanya Naruto tho the point.

" presdir Minato langsung berangkat pagi tadi, dia bilang akan menyusul anda ke mansion Hyuga setelah menyelesaikan urusan lain, dan ini..." jelas si pramugari smabil mengeluarkan sebuah kartu master kredit kepada Naruto." beliau berpesan agar saya memberikannya pada anda, dan dia juga perpesan agar anda bisa menggunakan nya dengan bijak."

Naruto tersenyum senang, jarang sekali ayahnya memberikan kartu kredit miliknya, itu berarti dia bisa menggunakannya sesukannya.

" ini bayaran yang pantas, karena dia sudah meninggalkanku. kalau begitu, terimakasih. " ucap Naruto sambil berlalu meninggalkan pramugari tersebut dan keluar dari pesawat.

Aroma bandara tercium jelas oleh indra penciuman Naruto, akhhirnya dia bisa menginjakan lagi kakinya di tokyo, tanpa mengambil waktu yang lama, Naruto langsung memberhentikan sebuah Taksi dan pergi meninggalkan bandara menuju kediaman Hyuga.

dua jam perjalanan ia tempuh untuk sampai ke mansion Hyuga. naruto memandang sengit pada karangan-karangan bunga yang berjajar di gerbang masuk utama Hingga pintu utama kediaman kekasihnya.

taksi mengantar sampai pintu utama dan Naruto di sambut oleh tatapan aneh dari semua orang yang berpakaian Hitam yang berdiri dan mengobrol dengan rekannya.

perlahan Naruto berjalan melewati pintu utama, melewati dan mengabaikan tatapan aneh dari semua orang yang memandanya.

" Naruto ? " ucap seorang pelayat dan menghampirinya." Naruto, bagaimana kau bisa kesini ? "

" Sa-sasuke, Ap-apa yang sebernarnya terjadi, ke-kenapa Foto Hinata di pa-pajang disana ? " Tanya Naruto lemas dan tergagap-gagap sambil memegang lututnya yang mulai melemas.

" Kau, harus sabar. Ini kenyataanya."

Naruto tak memperdulikan jawaban dari sahabatnya, bukan jawaban seperti itu yang dia inginkan. Naruto berjalan lebih dekat menuju altar yang terdapat peti yang di hiasi bungan-bunga krisan di sekitar peti.

" Naruto ? " ucap sakura yang terkejut dengan kedatangan Sahabatnya yang tiba-tiba. Neji yang sedari tadi berdiri di samping peti jenazah Adiknya menatap Naruto dengan pandagan khawatir.

neji sudah sepenuhnya memaafkan Naruto karena ia sadar jika kejadian ini bukanlah kesalahannya dan hatinya bertambah bersalah saat Ia mengunjungi Hidan di penjara dan Hidan memberikan sebuah buku catatan yang di tulis Hinata selama ia di sekap oleh Hidan.

Naruto memandang isi peti yang terbuka,disana terbaring sang kekasih yang terlihat nyaman, tangan Naruto hendak membelai wajah Hinata, tapi di tahan oleh Neji yang sudah berada di sampingnya dan menepuk pundaknya memberikan kekuatan pada Naruto agar ia mampu melewati semua ini.

" Ke-kenapa kau biarkan Adikmu tertidur disini ? " ucap Naruto dengan suara yang paruh menahan tangis.

" Kau harus bisa melepaskannya, Kami-sama tertalu sayang padanya. biarkan dia pergi. mungkin ini yang di inginkan Hinata. ia akan pergi ke tempat yang lebih baik dan bahagia disana."

" bicara apa kau Neji ? adikmu .. masih Hidup. Hinataku masih Hidup ! aku yakin dia hanya orang yang mempunyai ciri fisik yang sama dengan Hinata ! aku tahu Hinata masih Hidup, karena disini masih berdebar. hatiku mengatakan jika Dia masih hidup !!! " Sangkal Naruto sambil ambuk tak kuat menahan beban tubuhnya.

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang