song Fict :
Ali- Hurt
***
Shoya menyeret Hinata ke dalam toilet wanita dengan kasar, setelah ia memastikan jika tidak ada orang lain selain dirinya dan Hinata, Shoya langsung mengunci toilet itu dari dalam.
" Kaa-san , aku ...."
#plak
sebelum Hinata menyelesaikan perkataanya, Shoya terlebih dahulu menamparnya.
" apa kau sudah gila ? apa yang kau pikir kan heh ?! " bentak Shoya emosi.
" Maaf... " ucap Hinata lirih menahan tangis karena sakit dibagian wajahnya.
" Maaf kau bilang, lalu apa yang akan kau lakukan sekarang ?! Gara-gara kau, Lihat, Neji sekarang sudah berani memulai memerintah kita ! dulu, atau sekarang kau nasib mu memang malang ! baru saja kau bertemu dengannya, kau sudah bisa di perintah. bagaimana kau bisa merebut perusahaan itu jika kau mau saja menjadi kacung heh ?!"
" apa maksud ibu ?! "
" Neji sekarang menyuruh kita untuk tinggal bersamanya ! itu berarti dia akan lebih mengawasi kita ! "
" bukankah lebih baik jika kita tiggal disana ? akan lebih mudah untuk kita memantau semua hal tentang nya. Kita juga akan lebih mudah untuk mencuri beberapa dokumen penting yang kita perlukan nanti. Ibu, ini kesempatan kita ... "
" kau pikir akan mudah ? saat ekting tadi saja kau sangat jauh di katakan bagus atau baik. kau mengacaukan sekenarion yang sudah ku susun. Sudah ku bilang,Neji ! Hyuga Neji yang kau anggap sebagai kakak itu sangat tidak mudah untuk di taklukan, aku jamin setelah ini, kau akan segera ketahuan, jika sebenarnya kau kembali hanya untuk merebut semuanya. percuma saja aku membuang uangku untuk membuatmu pintar, jika kenyataanya meskipun kau mendapatkan pelajaran yang baik dari guru yang terbaik kau tetap saja BODOH ! " ucap Shoya lantang.
Hinata tak kuasa menahan tangisnya, Cacian Shoya membuat hatinya seakan tersayat-sayat. sesalah-salahnya seorang anak, bagaimana seorang ibu bisa berkata seperti itu pada putrinya ?
" Lalu, setelah ini terjadi. dan aku mengakui kesalahan ku ... Hiks " Hinata menyeka air matanya " Ibu ingin aku bagaimana sekarang ? "
" ingin aku bagaimana sekarang ? " ejek Shoya." pikirkan saja Hidupmu yang menyedihkan ini, kau bahkan tak mendengar apa yang ku perintahkan, untuk apa aku harus memberitahu dan menyuruhmu untuk mendengarkan ku lagi ? Hidup saja sebagai bayang-bayang Hinata sialan itu, Hiduplah dengan kesakitan hati yang takan pernah ada obatnya, sepanjang hidupmu kau akan terus merasakan kesakitan itu, Hingga kau mati. bersikaplah sesukamu, maka , Kau akan tetap menjadi bayang-bayangan orang lain, dan jika cara itu yang akan kau pilih. jangan pernah datang dan menemuiku lagi. karena aku tak ingin mempunyai putri yang hanya hidup sebagai bayangan orang lain. lebih baik ku anggap putriku sudah tak ada dari pada aku harus menyaksikannya menjadi orang lain, hanya untuk memanfaatkan kehidupannya di dunia ini ! " Ucap Shion dan berjalan pergi meninggalkan Hinata setelah menyelesaikan ucapannya.
Hinata langsung menggapai kaki Shoya yang hendak melangkah, ia memeluk kaki Shoya, membiarkan sebagian bajunya basah karena lantai Toilet yang sedikit basah.Hinata terduduk sambil memeluk kaki Shoya yang terus mencoba melangkah.
" lepaskan ! aku tak ingin lagi bertemu dengan gadis bodoh sepertimu.. " Ucap Shoya sambil terus mencoba melepaskan cengkraman Hinata di kakinya. " ... setidaknya.. Putriku yang dulu, sedikitnya akan mendengarkan ucapanku... Le-lepas ! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask
FanfictionRasanya ingin sekali bersembunyi di balik tirai Hitam yang bisa menutupi semua Keluh kesahku... Bukan ku ingin melarikan diri, Hanya saja Perasaan ini Terlalu berat Untuk di Pertontonkan ..