Chapter 34 : Lies Revealed.

1.6K 78 13
                                    

Kelopak mata yang sebelum nya terpejam, dan pikiran masih bergulat dengan mimpi tiba-tiba harus berhenti dan kembali kepada kesadaran yang langsung sepenuhnya kembali saat indra pendengaran nya menangkap dengan sangat jelas sebuah Igauan dari seseorang yang tidur bersamanya.

Dengan harus menahan kantuk nya Naruto membuka perlahan kelopak matanya yang terasa berat untuk di buka saat mendengar sang Isteri mengigau dengan suara yang terdengar kesakitan, dengan keadaan lelah, Naruto langsung mengontor keadaan Hinata yang terlihat pucat dan terdapat bayak keringat yang keluar di tubuhnya di tengah-tengah tidurnya, tangan tan milik nya terangkat seraya mencoba mengenyampingkan rambut-rambut yang keluar dari ikatan.

" Emh..." Lenguh Hinata dengan kerutan di dahinya." Thou-sama, Hinata sakit..." Igau Hinata dengan ekspresi kesakitan di tengah-tengah tidur pulasnya.

" Thou-sama, kuatkan Hinata.. Hinata mohon..." Igau Hinata lagi

Sementara pria pemilik iris shapire yang sedari tadi memperhatikan hanya bisa mengerutkan dahinya, mencoba menebak mimpi apa yang sedang singgah dalam tidur sang isteri.

Keringat dingin terus bermunculan disela-sela pori-pori kecil di dahi Hinata, dan beberapa bagian baju Hinata sudah mulai cukup basah hanya dengan keringat nya saja.

Melihat keadaan sang isteri yang terlihat sangat tersiksa, Naruto berinisiatif untuk membangunkan Isterinya, berniat menghentikan ketakutan yang tercetak jelas di wajah Hinata, atau sekedar mengganti pakaian nya yang sudah cukup basah oleh keringat nya sendiri untuk mencegah takut-takut jika sang Isteri masuk angin.

" Hime, bangunlah.." Ucap Naruto sambil membelai wajah Hinata sambil menyeka sebagian keringat yang timbul dengan ujung bagian selimbut besarnya yang di bagi dua dengan sang isteri " Hinata,aku ada disini.. Hinata... "

Untuk beberapa saat Hinata hanya mengerutkan dahi, pendengaran nya merespons ucapan Naruto. Namun tubuhnya seakan tidak bisa di gerakan, ia seakan terjebak dalam mimpi yang terasa menakutkan itu, Namun dengan berusaha keras kembali kedalam alam sadar nya, dengan perlahan Hinata membukakan matanya, dan sepasang mata Amnesty miliknya langsung di sambut oleh hangatnya sepasang mata beriris Shapir.

" Naruto-kun..." Ucap ragu namun setelah iya yakin jika apa yang  di hadapan nya sebuah kenyataan ia, langsung menyerbu kedalam pelukan Naruto.

Naruto yang tidak siap dengan tindakan sang Isteri yang tiba-tiba memeluknya itu hanya bisa mematung dengan tangan yang terangkat di belakang pundak Hinata yang terlihat basah.

" Naruto-kunhh.. Naruto-kun.. hah... Ini nyata bukan ? " Ucap Hinata lagi dengan terenggah-enggah.

Naruto yang tahu keadaan sang Isteri langsung menarik kedua tangan nya untuk membalas pelukan sang Isteri, dan mulai mengelus punggung dan surai Hinata bersamaan.

" Tentu saja ini Kenyataan, memangnya apa yang kau impikan sehingga kau menganggap jika suami mu ini hanya sebuah bayangan ? kaumengeluarkan banyak keringat, apakah itu mimpi buruk ? " Tanya Naruto dan hanya di balas anggukan oleh sang Isteri dalam pelukan nya.

" seberapa buruk mimpi itu hingga Isteriku sampai ketakutan dan menerjang memeluk ku seperti ini ini hmmm ? " Ucap Naruto lagi mencoba mencari tahu mimpi yang di alami Hinata.

" Mimpi itu terasa sangat menakutkan Hingga terasa enggan bagiku untuk mengingatnya kembali, aku takut..." jawab lirih Hinata dengan eratan pelukan nya pada sang suami.

" Apapun yang kau impikan, aku akan tetap ada disampingmu Hinata. Jadi jangan takut, lagipula itu hanya sekedar mimpi, jangan terlalu di pikirkan. Sebaiknya kau kembali tidur, ini masih terlalu dini untuk bangun dan beraktifitas." Ucap Naruto sambil mencoba melepaskan pelukan sang Isteri dan mencoba membujuknya untuk kembali tidur.

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang