Chapter 20 : Mask 2

1.4K 78 8
                                    

2 Years letter ~~~~

Quebec, Kanada.

Hinata berdiri di depan sebuah toko makanan cepat saji sambil menunggu Ino asistennya keluar dari toko setelah menyuruhnya untuk membelikanya sebuah burger. Hinata menatap sebuah bangunan yang ada di sebrang jalan tempat ia berdiri, sebuah bangunan yang cukup besar dan beberapa orang ber jas Hitam keluar dari bangunan itu, saat Hinata membaca papan nama dari bangunan itu, ia langsung tahu jika bangunan itu merupakan Bar atau Club malam.

" Shion-sama, saya sudah membeli apa yang anda inginkan " ucap Ino yang sudah berada di sampingnya.

"A-ah ya, Ino-san. apa nanti malam,kita bisa keluar ?" tanya Hinata takut.

" Hn, jadwal malam mu hanya sampai Rin-san menyampaikan pembelajaran terakhir, mungkin jam 8 malam, kau sudah bisa beristirahat Nona " ucap Ino santai

" hanya jadwal pembelajaranku bersama Rin-sensei ya? kalau begitu, apa tidak apa -apa kalau kita pergi kesana ? " tunjuk Hinata pada bangunan yang tadi ia lihat.

mata Ino menyipit mencoba membaca papan tulisan di gedung itu, setelah ia berhasil membacanya, ino langsung menggeleng dan tidak mengizinkan permintaan Hinata.

" Tidak, Shion-sama. kau tidak boleh ke sana, bahaya." tolak Ino

"Ino-san, Ayolah ... aku ingin kesana, aku ingin tahu dalaman sebuah club malam itu seperti apa.." rengek Hinata pada Ino asistennya.

" Tidak Shion-sama, anda tidak boleh kesana, banyak hal-hal negatif terdapat pada tempat itu. Lagi pula, apa anda yakin anda bisa meminum Alkohol ? mereka hanya menyediakan Alkohol untuk sajian disana. pokoknya tidak " tolak Ino

"Ayolah, aku ingin mencoba pergi kesana, mungkin sebelum aku kehilangan ingatanku, aku suka bermain disana, lagi pula apa salah nya jika aku ingin tahu tentang club malam itu, mungkin saja aku pernh meminum alkohol, karena aku kehilangan ingatanku, aku ingin sekali mengecap rasa Alkohol yang sellau di bicarakan Rin sensei. aku hanya sekedar ingin tahu saja bagaimana rasanya. Kau tahu sendiri, menurut ibu, kepribadianku sangat tomboy, aku yakin aku pernah dan bisa meminum alkohol, oleh karena itu, rasanya aku ingin mencobanya..." rengek Hinata sekali lagi " ayolah Ino-saaaan, aku mohon satu tegukan saja, setelah itu kita pulang "

" jika anda hanya ingin mencoba rasanya saja, lebih baik kita lakukan di rumah saja Nona, kita tidak usah pergi kesana,bagaiamana jika ada seseorang yang berniat jahat pada kita. Atau pria Hidung belang yang menggoda kita ? aku tidak mau pergi kesana Nona" tolak Ino

"iiishh kau ini, aku lihat di interet orang-orang biasa berjoget dan itu bisa membantu kita mengatasi stress berat yang sedang kita alami, kau tahu bukan, selama beberapa bulan kebelakang ini ibu menyuruhku untuk berkutik dnegan dokumen sialan itu, hingga kau tahu juga jika aku tidak bisa menatap bahkan merasakan dunia luar seperti ini jika aku sudah berkutit dengan Dokumen. Ya Sudah ! kalau begitu aku pergi sendiri saja Nanti malam." Rajuk Hinata

" ja-jangan ! bagaimana jika Nyonya Besar tahu ? aku bisa kena marah karena membiarkan mu sendirian. "

" kalau begitu, temani aku."

" baiklah, tapi sebentar, aku akan meminta izin dulu pada Shoya-sama...."

" He-hey ! Jangan ! Ibu pasti takan mengizinkan kita untuk pergi. Kita pergi tanpa memberi tahu ibu saja. " potong Hinata.

" la-lalu bagaiamana kita bisa mengatasi Tuan Orochimaru yang selalu mengikuti kita Nona ? " ucap Ino sambil menatap lurus pada orang yang berjalan menghampiri ke arah mereka berdua.

Hinata mengikuti arah pandang Ino dan terkejut saat seseorang yang ia kenal sebagai pamannya beberapa bulan ini berjalan ke arahnya sambil menatap tajam ke arahnya dengan membawa beberapa berkas di tangannya

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang