***
Aneta pulang dengan wajah yang kusut. Pertama sekolah lagi seharusnya ia lebih semangat, apalagi ia harus mengejar nilai untuk masuk sekolah impiannya itu.
"Assalamu'alaikum, mah anet pulang" ucap aneta menghampiri mamahnya di dapur lalu mencium tangannya lantas pergi ke kamarnya.
Membuka sepatu dan kaos kakinya lalu merebahkan tubuhnya di ranjang tempat tidurnya. Pikirannya melayang ketika saat pertama ia melihat cowok berjambul yang membuat aneta langsung jatuh hati padanya. Bisa di bilang mungkin cinta pada pandangan pertama, dan aneta baru benar-benar merasakannya saat bertemu dengan doni.
Lalu saat pikirannya terus melayang kedalam masalalu yang membuatnya terjebak dalam perasaan, kisah yang rumit, dan bahkan ia pun ingin segera meninggalkan kisah rumit ini, tiba-tiba suara ketukan pintu kamar memecahkan lamunannya. Aneta mendengus kesal.
"Anet, makan siang dulu yu! Mamah udah bikinin makanan kesukaan kamu" suara mamah aneta dari balik pintu kamar aneta.
"Iyah mah, aneta ganti baju dulu" ucap aneta bangkit dari tidurnya lalu pergi kekamar mandi.
Tidak lebih dari lima menit aneta sudah siap dan pergi ke meja makan, terlihat di meja makan tersaji makanan-makanan kesukaannya.
"Tumben mah, mamah masakin masakan kesukaan aneta banyak banget, ada apa? Pasti ujung-ujung minta sesuatu kan?" Ucap aneta sambil mengambil nasi dan Rendang kesukaannya.
"Emangnya kamu" ucap mamahnya.
Aneta hanya tersenyum lebar sambil mulut dipenuhi dengan makanan."Permintaan seorang ibu itu hanya ingin melihat anaknya sukses"ucap mamahnya kembali, menatap anaknya yang tanpa sadar kini sudah beranjank dewasa.
"Aneta pasti kok jadi orang sukses, semua orang juga pasti pengen sukses, salah satunya mamah sudah sukses membesarkan aneta sampai sekarang" ucap aneta sambil melahap makanannya.
"Jadi kamu mau lanjutin sekolah kemana?" mamahnya mengalihkan topik pembicaraan.
"Anet gak tau, bingung mah, anet takut gak keterima"
"Kalau gitu kamu ikut bibi kamu aja sekolah di bandung yah"
"Anet gak serumah sama mamah papah dong, terus anet bakalan jauh sama temen-temen anet? Anet gak mau"
"Ya nggak papa dong, kamu tuh harus belajar mandiri, apa-apa harus di kerjain sendiri jangan minta tolong mamah terus, kapan dewasa nya coba?"
"Aneta juga lagi dalam proses menuju dewasa kok mah"
"Ah kamu bisa aja, udah habisin dulu makannya"
Aneta hanya mengangguk.
***
Jam menunjukkan pukul delapan malam, Malam itu terlihat aneta sedang video call dengan utari yang tampak membicarakan masalah yang serius.
"Jadi lo di suruh lanjut sekolah ke bandung sama nyokap lo? Terus gimana sama gue net" ucap aneta terlihat wajahnya berubah murung.
"Ya gue sih bilangnya gak mau, lo tau sendiri kan gue paling gak bisa jauh dari nyokap" ucap aneta yang tidak kalah murungnya.
Sebenarnya aneta tidak masalah harus sekolah kemana saja. Karena semua sekolah itu sama. Hanya saja, aneta adalah orang yang paling sulit dengan hal-hal yang baru, termasuk lingkungan dan teman baru.
"Lagian kayak gak ada sekolah bagus aja disini"
"Iya, apalagi gue gak bisa jauh sama doni" ucap aneta nyengir kuda.
"Yeleh, bilang nya mau move on dari doni"
"Bercanda gue"
"udah malem, gue tidur duluan ya net, ngantuk nih"
"Yaudah deh, good night"
"Good night too"
Aneta pun mengakhiri video call dengan utari dan menyimpan laptopnya di atas meja belajar. Setelah itu merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang empuk, membenarkan posisi tidurnya sebaik mungkin. Namun matanya seperti enggan tertutup, meskipun beberapa kali ia berusaha menutup matanya.
"Aduhhh.. kenapa gue gak bisa tidur sih?" Ucapnya sambil berusaha menutup matanya dengan boneka doraemon kecil kesayangannya.
"Beneran gue gak bisa tidur" ucap aneta lalu mengambil hpnya. Dilihat ada satu pesan WA belum terbaca, kaget aneta melihat satu pesan itu dari doni.
"Udah malem, masih belum tidur?" pesan yang membuat nadinya seakan berhenti sesaat, tubuhnya mendingin namun mengeluarkan keringat. Aneta lupa mematikan data ponselnya.
"Bales gak ya? tapi gak enak kalo gak di bales" ucap aneta. Lalu mengetikan pesan..
"Haha...iyah, sendirinya juga belum tidur" lalu menekan kirim, pesan pun terkirim. Lama doni membalasnya sampai ia melihat di layar hpnya "sedang menulis pesan" lalu pesan muncul di layarnya.
"Iyah nih, gak bisa tidur, mungkin banyak pikiran"
"Mikiran apa hayo...jangan sampai mikiran aku ya..."
"Hahaha...nggak juga, ngomong-ngomong kamu mau lanjut SMA kemana?"
Agak sedikit nyesek sih baca balesan yang ini, tapi nggak papa deh, yang penting ini hatu seneng, pikir aneta.
"Hmmm...nggak tau, rencana sih mau ikut bibi ke bandung, tapi itu juga masih rencana"
"Oh.."
Eh buset dah, gue ngetik panjang lebar cuma di bales oh? Batinnya. Emang dasar cowok!!
Doni, cowok yang setahun yang lalu menjadi teman sekelasnya. Tubuh yang tinggi, warna kulit sawo matang, mata sayu, senyum manis dan sopan. Bisa membayangkan? Sudah lama aneta mengaggumi sosok doni, namun sedikitpun ia tak mau perasaannya di ketahui oleh orang lain termasuk doni, kecuali utari, karena memang utari yang selalu mendengarkan curhatan aneta.
Tapi jika nanti dia tahu?
Aku harap saat dia mengetahuinya, dia tidak perlu lagi melihat wajahku, karena aku akan sangat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia & Egoku [end]
RomanceDan pada akhirnya aku tidak pernah mendapatkan siapapun... . . [selesai di revisi jika masih menemukan typo atau kebingungan dengan ceritanya, harap maklum] . . Happy reading😘