TUJUHBELAS

47 6 0
                                    

***

Bel pulang sekolah berbunyi sangat nyaring hari itu membuat semua murid terasa terbebas. Aneta berjalan menuju gerbang, namun tiba-tiba sekelompok orang menyeretnya kedalam gudang sekolah. Terlihat 3 orang perempuan yang sudah tak asing bagi aneta, siapa lagi kalau bukan clara dan teman-temannya, mantannya firman.

"harus berapa kali gue bilang kalo firman masih milik gue!" sentaknya sambil mendorong aneta sampai terjatuh.

"apaan sih?" ucap aneta kebingungan.

"emang lo pikir gue gak tau apa? Kemarin lo jalan kan sama firman? So kecantikan banget lo, najis!" ucapnya dengan tamparan keras mendarat di pipi aneta.

"lo denger ya, gue gak akan segan-segan buat bikin lo gak nyaman di sekolah ini kalo lo masih deketin firman" ancamnya.

"sayangnya ancaman kalian sama sekali gak buat aku takut, dan satu lagi, kayaknya kakak salah paham deh, bukan aku yang deketin firman tapi firman yang deketin aku" tutur aneta menahan amarahnya.

"mau so cantik lo? Lebih cantik kemana-mana gue lah di banding lo!" sentaknya.

"udah deh clar, kita apain nih cewek?" timpal salah satu temannya.

"kita iket aja, biar semalaman dia di kunci di gudang!" ucap clara.

"jangan kak, aku bisa laporin kakak ke kepala sekolah, ini bisa jadi kasus pembulian" ucap aneta.

"gue gak peduli!" clara dan teman-temannya langsung mengikat aneta di sebuah kursi dengan membungkam mulutnya dengan menggunakan sapu tangan lalu menguncinya di dalam gudang.

Aneta kehabisan akal untuk bisa melepaskan diri dari dalam gudang, tubuhnya sangat lemas, suasana gudangpun mulai gelap, aneta sangat ketakutan. Namun tiba-tiba seseorang membuka kunci pintu dari luar gudang, saat pintu terbuka terlihat penjaga sekolah yang sedang mengecek sekolah berlari menghampiri aneta.

"astagfirullah neng ngapain?" ucap penjaga sekolah itu sambil berusaha membuka tali di tangan dan kaki aneta. Sedangkan aneta, tubuhnya sudah lemas sampai ia tidak bisa merasakan apapun dan tak sadarkan diri.

___

Saat terbangun, kepalanya terasa sakit, tubuhnya pun terasa linu terlebih pipinya yang mungkin memar akibat tamparan keras clara.

"syukur kamu udah sadar net" ucap bibinya terlihat khawatir.

"kok aku ada dirumah sih bi?" ucap aneta memegang kepalanya.

"semalam kamu tuh di anterin sama penjaga sekolah katanya kamu di sekap di gudang, kok bisa sih net? Kenapa?" jelasnya.

"ceritanya panjang bi"

"yaudah, kamu istirahat aja ya"

"tapi bi, seharusnya kan aku sekolah"

"bibi udah kasih surat ijin ke guru kamu, terus bibi juga udah laporin ke kepala sekolah tentang penyekapan kamu di gudang"

Aneta hanya terdiam.

"yaudah kamu istirahat ya, kalau mau apa-apa bilang ke bibi" aneta hanya mengangguk.

Sedangkan di sekolah sedang ramai di bicarakan tentang kasus penyekapan aneta oleh ketiga kakak kelasnya sampai terdengar di telinga revania dan juga firman.

"heh firman, gue kan udah bilang sama lo jagain aneta, tapi sekarang? Sampai clara mantan lo berani nyekap aneta di gudang, kalau aja malam itu gak ada penjaga sekolah, gak tau deh aneta gimana" celoteh revania.

"emang lo pikir gue tau apa kalo jadinya bakal jayak gini? Kalo gue tau juga gue bakalan dateng sebelum aneta di sekap sama clara" ucap firman terlihat emosi.

"seharusnya lo bisa jelasin sama clara kalo lo udah gak suka sama dia, emang lo nya aja yang so kegantengan"

"kok lo jadi nyolot ke gue sih?"

"gue gak nyolot ya, cuma emang gue gak suka aneta di giniin, kalo lo emang gak bisa jagain aneta, udah!"
Namun firman malah meninggalkan revania, masih dengan keadaan marah.

Sepulang sekolah, firman pergi kerumah aneta untuk menjenguk aneta. Sesampainya dirumah aneta, bibinya mempersilahkan masuk dan terlihat aneta sedang berbaring di atas kasur tempat tidurnya. Firman menghampiri aneta pelan agar tidak membangunkan aneta lalu duduk disamping aneta. Menatap wajah aneta yang luka memar di pipinya akibat tamparan clara.

"clara memang kurang ajar" batin firman sambil mengelus lembut rambut aneta namun membuat aneta terbangun.

"net.." ucap firman lembut. "maafin aku ya, gara-gara aku kamu jadi gini, andai aja hari itu aku bareng kamu, mungkin kamu gak bakal kayak gini, tenang aja clara dan geng nya itu udah di DO dari sekolah" ucapnya kembali, namun tak ada jawaban dari aneta.

"net katakan sesuatu, pliisss"

"aku gak mau ketemu sama kamu lagi" ucap aneta menyingkirkan tangan firman dari rambutnya.

"tapi net aku..."

"pergi"

"jangan net, plis aku mohon, aku minta maaf"

"pergi!" nada suara aneta meninggi walau sedikit parau.

"net aku gak akan pergi dari sini" ucap firman berlutut di hadapan aneta "sebelum kamu mau maafin aku, plis net maafin aku, aku mohon"

"firman aku minta kamu pergi sekarang"

"aneta"

"firman!"

"pliiss"

"pergi! PERGI FIRMAN!"

"ok aku pergi" ucap firman tak bisa melawan lagi, aneta benar-benar terlihat marah padanya, dan mungkin dia butuh waktu, setelah itu aneta akan memaafkannya.

Tergores hati ini man, aku baru merasakan rasanya bahagia lalu seseorang merampasnya dari ku dengan cara membuatku tak berdaya di depanmu.

Dia & Egoku [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang