DUAPULUH

45 6 0
                                    

***

Di cafe seperti biasa aneta dan utari mengobrol tentang hari-harinya di sekolah barunya. Sesekali mereka menyesap coklat panas yang cocok di minum saat gerimis sepert ini, cuaca belakangan ini memang sering turun hujan karena memang sedang musim penghujan. Gelak tawa mereka terdengar ketika menceritakan masa smp nya.

Masa-masa dimana aneta begitu menggilai doni sampai ia hampir saja di hukum guru karena tidak memperhatikan pelajaran ketika guru sedang mengajar dan yang lainnya.

"gue mau tanya sesuatu deh" ucap aneta mengalih topik pembicaraan.

"tanya apa?" utari berusaha mengatur nafasnya setelah tertawa terbahak ketika ia menceritakan hal-hal konyol itu.

"lo ngasih tau doni tentang gue suka sama dia?"

"iya, soalnya gue kira memang harus untuk doni tau, dan ternyata respon doni itu mengejutkan, awalnya dia marah karena gue baru kasih tau sekarang"

"terus gimana?"

"kenapa tiba-tiba nanya soal itu?"

"semalem gue ketemuan sama doni"

"beneran? Kok bisa sih?" utari tampak antusias.

"soalnya gue sempet ketemu disini kemarin, terus doni ngajak ketemuan malemnya, dan payahnya lagi dia malah bahas soal itu terus, gue kan malu" wajah aneta terlihat memerah.

"terus gimana? Dia nembak lo? Emang lo belum punya pacar dibandung?"

"mampus gue, kenapa utari nanya itu sih? Duh jawab apa ya?" umpatnya dalam hati.

"kok malah ngelamun sih?"

"nggak kok, doni gak nembak"

"bohong"

"ih beneran"

Satu pesan masuk dari firman.

"maaf ya sayang, aku baru ngasih kabar, soalnya aku baru selesai futsal"

Isi pesan itu membuat aneta sangat lega, itu membuktikan bahwa firman gak marah karena telponnya semalem gak diangkat. Aneta pun segera mengetikkan balasan.

"gak papa kok sayang, istirahat aja dulu, takutnya kamu kecapean"

Tak lama balasan firman muncul.

" nggak kok, aku kangen nih, vicall ya"

"nanti aja vicallnya ya, aku lagi di jln, nanti aku hubungi lagi"

___

Malam hari begitu dingin, suasana rumahnya sangat sepi karena orang tuanya harus menghadiri undangan dari kantor papanya. Aneta sibuk berkutat dengan laptopnya, di sampingnya ada beberapa cemilan. Tiba-tiba dua notif pesan muncul di handphone nya, aneta pun segera melihat handphonenya itu, dan begitu kagetnya ketika ia melihat dua notif pesan satu dari firman dan satunya dari doni.

Firman: "malem sayang, aku ganggu gak?"

Doni: "malem net, sorry nih ganggu"

"kenapa bisa barengan gini sih?" ucap aneta.

Tentunya aneta membalas isi pesan dari firman duluan, lalu membalas pesan dari doni.

"kenapa sih doni harus dateng di saat yang tidak tepat? Disaat gue udah sama firman, ini gak adil" gerutu aneta. Lalu dua pesan kembali muncul di layar handphonenya.

Firman: "kok aku kayak punya pirasat gitu ya? Kamu gak papa kan di sana?"

Doni: "besok jalan yu!"

"aduh..." anet Menepuk jidatnya. "asli gue bener-bener bingung, gue harus gimana? Kalo sampai firman tau, dia pasti bakal marah banget" aneta berfikir keras.

"tapi kan firman di bandung dan gue di jakarta, saat gue di bandung berarti gue pacarnya firman, tapi kan ini jakarta, gue bebas dong sama siapa aja, asalkan firman jangan tau" fix itu adalah pemikiran bodoh yang terlintas di pikiran aneta.

Keesokan harinya, terlihat aneta sudah memakai pakaian rapi sebelum merengek minta di beliin handphone baru sama papanya.

"pah anet minta handphone baru ya" rengek aneta.

"ada apa tiba-tiba kamu minta di beliin handphone baru? Memangnya handphone kamu yang lama kenapa?" ucap papanya yang sedang bersiap pergi ke kantor.

"udah jelek pah, beliin yang baru ya"

"iya nanti papa beliin, tapi jangan sampai menghambat proses belajar kamu ya"

"siap pah"

"sekarang kamu mau kemana?"

"mau jalan-jalan"

"jalan-jalan mulu, bukannya diem di rumah bantuin mama kamu"

"ya deh, tapi besok"

"memangnya mau kemana? Sekalian sama papa aja"

"gak usah pa, anet naik taxi aja, bye"

Sesampainya di cafe biasa, aneta memesan segelas jus jeruk untuk mendinginkan hati dan pikirannya sebelum doni datang menemuinya.

"keduluan deh" ucap doni duduk di kursi depan aneta.

"baru kok" ucap aneta.

"net, habis ini kita ke toko buku yu, gue harus beli buku buat si tom sepupu gue"

"tom?"

"tomi, dia sekarang tinggal di rumah gue, dia dari samarinda, anak kelas empat"

"ouh yaudah.

Entah dengan apa ku gambarkan perasaan ku sekarang, semuanya akan baik-baik saja kan?

Dia & Egoku [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang