TIGABELAS

47 7 0
                                        

                                                      ***

Keesokan harinya, matahari bersinar begitu terangnya menyinari kamar aneta yang masih bergelung dengan selimut tebalnya.

Jam sudah menunjukan pukul 08.15, aktivitas di rumah bibinya sudah terdengar meskipun hari ini adalah hari minggu. Namun aneta terlihat tidak tertarik dan memilih untuk tetap di atas kasurnya yang empuk. Sesekali ia mengecek handphonenya melihat notifikasi yang muncul di layar handphonenya meskipun tidak ada satupun notifikasi, biasanya lufi yang pertama membangunkannya walau hanya dengan menelponnya atau mengucapkan selamat pagi lewat chat.

"net, lo mau ikut gak, sekarang gue mau ke mall, shopping" ucap sifa dari balik pintu kamar aneta yang masih tertutup rapat dengan kunci. Namun tak ada jawaban dari aneta.

"net lo masih marah nih? Gue minta maaf deh, sekarang sebagai tanda permintaan maaf gue, gue mau ajak lo jalan-jalan keliling bandung" ucap sifa, namun aneta masih juga tak menjawab.

"aneta, ayo dong" perlahan pintu kamar aneta terbuka, terlihat aneta yang masih mengenakan pakaian tidurnya. Menyembul dari balik pintu.

"lo belum mandi net? Ayo cepetan gue tunggu di bawah yah"ucap sifa lalu meninggalkan aneta yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya. Langkahnya malas menuju kamar mandi.

Setelah mandi ia pun segera pergi bersama sifa mengenakan setelan yang menutupi seluruh tubuhnya karena cuaca bandung di pagi hari begitu dingin di balut syal biru kesukaannya yang ia beli bersama utari dihari kelulusan.

Sebelumnya sifa memang sudah janjian dengan teman-temannya yang menunggunya di caffe tempat mereka nongkrong.

"akhirnya lo dateng juga" ucap dian salah satu teman sifa, salah satu cowok yang paling prontal di sekolah yang hobinya bolos, sifa memang berteman dengan banyak cowok.

"pasti dateng lah" ucap sifa, aneta yang belum terbiasa dengan suasana sifa dan teman-temannya hanya bisa menunduk.

"eh, ini kan aneta, pacarnya si lufi yang anak futsal itu kan? Tapi denger-denger kalian udah putus yah?" ucap firman seraya bangkit dari duduknya.

"eh lo, jangan di bahas deh" ucap sifa menggeplak pundak firman. Membuat aneta merasa tidak nyaman berada diantara mereka.

"sorry ya net" ucap firman.

"nggak papa kok, santai aja" ucap aneta tersenyum kecil "aku mau ke toilet dulu ya"ucap aneta lalu pergi kekamar mandi.

Beberapa menit setelah dari kamar mandi aneta pun keluar, terlihat lufi sedang berdua di meja pojok bersama dengan perempuan, dan sepertinya perempuan itu tidak asing di mata aneta.

"Rahma?" ucap aneta, rahma adalah ketua pmr di sekolahnya. "kok mereka berdua sih? Masa ia mereka pacaran, aku kan baru putus sama lufi beberapa hari lalu" ucap aneta.

Saat kembali aneta melihat sifa dan teman-teman nya begitu asyik. Tidak ini berbeda, jelas-jelas dirinya dengan sifa berbeda, sifa itu anak yang gaul sedangkan aneta?

"net sini.."ucap sifa. Aneta hanya menurut menghampiri sifa.

"sif aku pulang aja ya"ucap aneta.

"loh kenapa net? Gak betah yah?" timpal firman.

"nggak kok cuma pengen pulang aja, aku gak papa kok pulang sendiri"

"jangan, biar aku anter ya"ucap firman.

"ah gak usah, aku bisa sendiri kok" ucap aneta.

"tapi net" ucap sifa.

"udah gak papa kok, have fun ya!" ucap aneta meninggalkan cafe itu.

Aneta berjalan sepanjang jalan, langkah kakinya melangkah tak menentu, ia tidak tau harus kemana saat hatinya sedang kacau? kemana ia harus berlari? kemana ia harus mengadu? Kini ia mereka tidak mempunyai siapa-siapa lagi.

Ia sampai di sebuah taman, lalu duduk di salah satu kursi taman, matanya menatap kosong ke depan, pikirannya tidak karuan, matanya membengkak sesekali tangannya menyeka air mata yang jatuh.

Bisakah aku kembali ke masa dimana aku belum tau apa-apa? Saat aku begitu polos meminta kasih sayang orang tua, saat begitu terfokuskan mendengar cerita mama tentang dunia yang indah. Lalu mana dunia yang indah itu?

Aneta kembali menitikkan air matanya, ini mengganggu, Semua orang melihatnya.

Dia & Egoku [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang