***
Pagi itu matahari begitu cerah menembus ke selah-selah jendela kamar aneta membuat ia lekas terbangun dari tidur nya. Dengan langkah yang malas ia segera meraih handuk nya dan pergi ke kamar mandi.
Tidak sampai 30 menit ia sudah selesai mandi dengan memakai seragam sekolah nya. Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah 2 minggu lamanya ia berlibur semester 5, ada rasa malas di raut wajahnya ketika menyadari ia harus kembali sekolah
"tinggal 1 semester lagi aku akan meninggalkan sekolah itu dan menempati sekolah baru" pikir nya seraya keluar dari kamar nya menuju ruang makan di mana ibu dan ayah nya berada.
Aneta bester seorang gadis cantik dan baik, ia adalah anak satu-satunya dari pasangan ando dan meta yang menikah 16 tahun yang lalu.
Aneta termasuk cewek yang agak sedikit jutek yang membuat para pria di sekolah nya enggan untuk berteman dengannya, hanya satu cewek yang mau berteman dengannya. Utari kahazna adalah teman satu-satunya yang dekat dengannya, itu pun karena kedua orang tua mereka sudah saling kenal jauh sebelum mereka lahir.
"Anet berangkat ya mah, pah" ucap aneta seraya menyalami tangan ibu dan ayah nya.
"Assalamu'alaikum..." ucap nya kembali.
"Wa'alaikum salam..." ucap kedua orang tua nya secara bersamaan.
Sesampainya di sekolah, hal pertama yang ia pikirkan adalah bagaimana ia bisa menghindari doni, cowok yang membuat nya jatuh cinta setengah mati. Belum saja dia masuk ke dalam kelas nya suara seseorang terdengar memanggil nya, suara yang mampu menghentikan langkah nya, membuat jantung nya berdetak melebihi ritme, lalu perlahan ia menoleh, terlihat seorang cowok berbadan tinggi tegap di belakang nya dengan senyumannya yang khas.
"Hai.." sapanya masih dengan senyuman itu, yang membuat aneta hanya bisa diam terpaku di tempat.
"Senang bisa ketemu lagi, anet" ucap nya kembali, kini aneta benar-benar tidak bisa bergerak, keringat dingin mulai mengucur di wajah nya, namun aneta berusaha agar reaksi yang berlebihan ini tidak doni sadari.
"Iya, senang juga bisa ketemu kamu lagi don, aku duluan yah, mau nyari tari" ucap aneta seraya pergi meninggalkan doni di tempat, namun masih terdengar suara doni berkata.
" iya..."
Berlebihan sih jika mengingat bagaimana reaksinya bila bertemu dengan doni. Tapi percaya deh, itu benar-benar terjadi pada aneta.
Aneta terus berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih tampak sepi karena jam baru menunjukan pukul 06:30 sedangkan jam masuk sekolah jam 07:15.
"Ah..kemana utari? Apa dia belum datang" keluh aneta sambil celingak-celinguk mencari sahabatnya itu.
Lalu ia memutuskan untuk pergi ke kantin, membeli sesuatu untuk di makan. Dan terlihat hanya beberapa warung dikantin yang sudah buka. Aneta berjalan dan duduk disalah satu kursi setelah memesan satu gelas susu coklat hangat.
"Huh.." keluh nya sambil menyapu pandang di sekitar kantin. Namun tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang, aneta pun lantas menoleh, lalu ia menemukan seseorang yang sedari tadi ia cari.
"Utarii...." ucap aneta sambil mencubit pelan lengan kirinya, utari meringis kesakitan.
"Aww.. sakit tau net" rintih utari.
"Iya maaf, habis nya sih kamu, aku nungguin dari tadi juga"
"Aduh net ini masih pagi kali, gak usah ngambek gitu ih, nanti cantik nya ilang loh" utari duduk disamping aneta dan memesan segelas susu putih.
"apaan sih lo? Gue lagi kesel nih"
"Kan gue udah minta maaf net, napa sih sensi banget hari ini, lagi PMS ya??"
"Tadi gue ketemu doni." aneta menghela nafas berat.
"Duh...doni lagi-doni lagi, move on dong net, lo tuh harus bersikap lebih dewasa, masa mau ngarepin yang gak pasti mulu" ujar utari sambil meniup-niup susu putihnya itu.
"Iya, gue heran kenapa gue bisa suka banget sama tu cowok satu, padahal gue tau kalo doni udah punya pacar"
"Maka dari itu, lo harus lupain doni, lupain perasaan lo sama dia"
"Gak mudah ri, lo tau itu kan? Gue udah coba beberapa kali, tapi hasil nya apa? Gue tetep gak bisa ngelakuin itu, terlalu sulit buat gue"
"Aneta-aneta, ada yah cewek kayak lo yang tahan sama semua ini, lo suka sama seseorang yang bahkan orang itu gak tau perasaan lo, net sekali lagi gue saranin sama lo, kalo lo gak bisa lupain dia, mending lo ungkapin perasaan lo sama dia"
"Apa?! Udah gila ya lo? Gak mungkin gue ngungkapin perasaan gue gitu aja ke dia, gimana kalo gue di tolak? kan malah nambah malu"
"Net, nembak itu bukan hanya sekedar langsung jadian. maksud gue, lo ungkapin perasaan lo ke dia, setelah itu mau lo di terima ke, nggak ke, itu urusan belakangan, yang penting dia tau lo suka sama dia"
"Gak! Itu bukan ide yang bagus, gue gak suka itu, cewek itu ditakdirkan menunggu bukan memulai"
"Terserah lo deh net"
___Bel masuk telah berbunyi, pelajaran pun di mulai seperti biasanya, hal yang paling menyebalkan bagi aneta, pelajaran matematika. Aneta selalu kalah dalam berhitung, apalagi jika sudah membahas Bab peluang.
Empat jam sudah di lalui dengan mulus walaupun agak sedikit membosankan. Bel istirahat telah berbunyi, setelah mengucapkan salam pada guru yang mengajar matematika tadi, aneta segera menarik tangan utari menuju kantin.
"Woles aja dong narik nya, gitu amat, kayak sapi lagi ngamuk" ucap utari seraya duduk di bangku kantin sebelah aneta.
"Diem lo, mau pesen apa?" Ucap aneta seraya bangkit dari duduknya.
"Maksudnya lo mau traktir gue gitu??"
"Udah ah, gak usah banyak cincong, lo tinggal bilang aja mau pesen apa??"
"Pesenin gue baso aja, jangan lupa minumnya yang kayak biasa, jus jeruk, uhh...segeerrr."
Tak sampai 20 menit aneta kembali dengan 2 mangkuk baso dan 2 gelas jus jeruk, lalu menaruhnya di meja makan yang sudah di duduki utari. Mereka pun segera melahap makanannya, tak ada percakapan di antara mereka, hanya suara dentingan antara sendok dan garfu yang terdengar, setelah selesai dengan makanannya tiba-tiba seorang cowok duduk diantara mereka, sepontan membuat aneta dan utari melebarkan matanya ke arah cowok itu, yang bernama bobi.
Bobi adalah anak yang terkenal dengan kereseannya.
"Hai cewek-cewek manis, makannya udah yah? Kok aa gak di kasih sih? Aa juga kan lapar" ucap nya dengan nada sedikit mengejek. Membuat mata keduanya semakin melebar.
"Bercanda kok cuma bercanda, selowin aja" ucap bobi kembali dengan ekspresi so takut.
"Kalo lo gak mau dapet tinjuan gue, mending lo pergi deh" ucap utari sambil menunjukan kepalan tangannya.
"Serem amat sih jadi cewek"
"Suka-suka gue dong"
"Udah ah mending kita ke kelas aja" timpal aneta seraya menarik aneta meninggalkan bobi dengan tampang kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia & Egoku [end]
RomanceDan pada akhirnya aku tidak pernah mendapatkan siapapun... . . [selesai di revisi jika masih menemukan typo atau kebingungan dengan ceritanya, harap maklum] . . Happy reading😘