TUJUH

96 12 0
                                    

***

Malam itu cuaca sangat dingin ditambah karena gerimis menambah suasana sunyi menembus kamar aneta. Aneta sedang asyik bermain handphone hingga tiba-tiba telpon masuk.

"Ini kan nomor nya lufi" batin aneta. Lalu ia ingat kata-katanya bahwa kalau ia telpon atau mengirim pesan harus di jawab, lalu aneta pun langsung menggeser tombol hijau untuk menjawab.

"Hallo?" Suara lufi didalam telpon.

"Iya, ada apa?" Ucap aneta.

"Nggak, kan udah aku bilang kalo aku mau nelpon kamu biar tambah kenal sama kamu"

"Hmm..."

"Lagi apa net?"

"Lagi tiduran nih"

"Pasti aku ganggu ya?"

"Hmmm nggak kok"

"Besok berangkat sama siapa ke sekolah?"

"Sama sifa atau sama revania, emangnya mau apa?"

"Tadinya aku mau jemput kamu, itu juga kalo kamu mau, aku nggak mau maksa kamu"

"Lain kali aja"

"Ouh yaudah"

"Luf, udah malem, aku mau tidur, soalnya aku gak biasa tidur malem"

"Hmm iyah, good night aneta"

"Good night too lufi"

Telpon pun terputus, aneta langsung merebahkan tubuhnya di kasur tempat tidurnya.

___

Pagi hari itu aneta dan revania sedang mengisi bangku kantin yang masih sepi, sambil bercerita tentang pacarnya yang di singapura, sesekali juga aneta melihat ke sekeliling kantin, masih sangat sepi. Bukan, maksudnya suasana di kantin kalo pagi memang selalu sepi.

"Net, lufi nelpon kamu semalem?" Ucap revania.

"Kok kamu tau sih?" Ucap aneta.

"Euuhhh, sebenarnya net, aku kasih nomer kamu sama lufi, maaf ya"

"Aku udah tau kok, lufi udah ngomong langsung sama aku"

"Net, aku mau tanya sesuatu sama kamu serius"

"Apa?"

"Gimana kalo ada yang suka sama kamu?"

"Ya nggak gimana-gimana"

"Kamu gak mau kasih kesempatan gitu?"

"Maksud kamu apa? Aku bersyukur lah kalo masih ada yang suka sama aku, cuma masalahnya aku bisa bales atau nggak ya gimana nanti"

"Hmm..."

Jam pelajaran olahraga, semua murid di wajibkan memakai baju olahraga, sedangkan pelajaran olahraga adalah pelajaran yang paling aneta benci, menurutnya olahraga dan mengeluarkan keringat itu menjijikan.

Aneta hanya duduk di kursi dekat lapang basket memperhatikan anak cowok bermain basket, dan sesekali memperhatikan lufi yang juga memperhatikannya. Lalu tiba-tiba lufi menghampirinya dan duduk disamping aneta.

"Cape?" Ucap aneta melihat lufi yang berkeringat dan sedang mengatur nafasnya. Lufi hanya mengangguk.

"Nih.." ucap aneta sambil menyodorkan handuk kecil dan botol air mineral kepada lufi.

"Makasih" ucap lufi sambil menerima handuk kecil dan botol air mineral dari tangan aneta, matanya saling tatap, mata indah aneta membuat lufi tak bisa berhenti menatapnya.

"Kenapa gak ikut olahraga?" Ucap lufi sambil meminum air mineralnya.

"Nggak" jawab aneta.

"Sakit?"

"Nggak"

"Yaudah, aku cuma lagi cari topik pembicaraan biar bisa ngobrol sama kamu"

"Aku nggak suka olahraga"

"Terus apa yang kamu sukai? Kalo boleh tau"

"Maksudnya?"

"Ya, apa yang buat kamu suka"

"Aku suka segala hal yang membuat aku senang"

Lufi hanya tertawa kecil mendengar jawaban dari aneta yang membuat aneta mengkerutkan keningnya.

"Kok ketawa? apanya yang lucu?"

"karena Ini yang buat aku senang" ucap lufi seraya menghentikan tawanya dan memandang lekat wajah aneta.

"Hmm" aneta tersenyum kecil.

"Apa itu juga yang buat kamu senang?"
Aneta hanya terdiam, tak bisa menjawabnya, dan terus diam, lalu pergi meninggalkan lufi yang masih menatap punggung aneta.

___

Aku percaya kata semua akan indah pada waktunya, meskipun aku selalu mempertanyakan kapan? Tapi itu pasti akan terjadi, kapanpun tanpa harus aku rencanain.

Lufi menjadi dekat dengan aneta, walau aneta menganggapnya teman dan hanya teman. Seringnya aneta menyangkal bahwa lufi juga hanya menganggapnya sebagai teman, namun tanpa disadari siapapun lufi memang menyimpan perasaan kepada aneta, dan diam-diam lufi memang ingin mengungkapkan perasaannya.

Lalu tepat pada saat jam olahraga dan semuanya berkumpul menyaksikan lufi mengungkapkan perasaanya, perasaan yang sudah lama ia pendam, tepat dihari itu lufi mengungkapkannya di depan semua orang, dan aneta sungguh kaget dengan apa yang dilakukan lufi. Dia cukup berani, dan keberaniannya harus diberi penghargaan. Tapi apa yang harus aneta kasih untuk lufi sebagai penghargaan? Selain mencoba untuk menerimanya, juga atas desakan revania selama ini yang menginginkan aneta pacaran dengan lufi.

"Aku mau kok jadi pacar kamu.. " ucap aneta.

serentak semua orang bertepuk tangan, dan sejak saat itu aneta dan lufi resmi berpacaran. Walau ia sangat membenci dirinya atas apa yang dia lakukan hari itu, membohongi perasaan atas cintanya sendiri.

Namun memang benar, cepat atau lambat seseorang akan datang untuk melengkapi hatinya. Bisa jadi lufi memang laki-laki yang tepat, untuk saat ini.

Dia & Egoku [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang