LIMA

110 14 2
                                    

Setelah beberapa beberapa bulan aneta yang tadinya memakai rok biru menjadi rok abu-abu. masa-masa remaja nya dimulai. saat itu di hari minggu aneta bangun lebih pagi dari biasanya, aneta bangun untuk berkeliling untuk melihat-lihat sekeliling perumahan sambil menautkan earphone di telinganya, memutarkan lagu-lagu kesukaanya.

Lalu berhenti di sebuah taman perumahan untuk beristirahat, namun saat aneta sedang duduk di bangku taman itu tiba-tiba handpone nya berdering, pesan baru diterimanya. Terlihat tidak ada nama tertera di layar handphone nya.

"Siapa nih? Mungkin utari nomor nya ganti" ucap aneta lalu melihat isi pesan itu.

"Hay aneta, aku lufi temen sekelasmu, pasti kamu tau"

Isi pesan itu membuat aneta cukup membuat aneta kaget. Aneta berfikir sejenak, mengingat-ingat orang yang bernama lufi di kelasnya. setaunya tidak ada yang memiliki nomor handphone nya kecuali revania.

"Jangan-jangan revania yang ngasih nomor aku ke lufi?" batin aneta lalu mengabaikan pesan itu dan langsung menelpon revania. Lama aneta menunggu panggilannya tersambung.

"Hallo" ucap revania didalam telpon, suaranya terdengar seperti baru saja bangun tidur.

"Hallo revan?" Ucap aneta.

"Ada apa sih net pagi-pagi gini telpon?"

"Ganggu ya rev? Maaf yah, kalo gitu nanti aja deh gue ngomongnya"

"Emangnya mau ngomong apaan?"

"Nggak kok, makasih udah angkat telponnya, daahh.. "ucap aneta lalu menutup telponnya.

"Nggak mungkin deh kalo revania yang kasih nomor aku sama lufi, terus siapa?" batin aneta tak henti-hentinya.

Setelah berjalan-jalan pagi aneta pulang dan disambut oleh bibinya yang sedang menyiapkan sarapan, dan terlihat pamannya sedang duduk di meja makan sambil melahap roti bakar buatan bibinya.

"Aneta sarapan dulu" ucap bibinya seraya menghidangkan roti bakar buatannya di atas piring, menyuruh aneta segera memakannya.

"Iya bi, aneta ganti baju dulu, bau" ucap aneta.

"Yaudah cepetan yah.."

Tak sampai 15 menit aneta sudah kembali ke meja makan, lalu mengambil kursi di sebelah bibinya, bibinya menyodorkan roti bakarnya.

"Makasih bi" ucap aneta, lalu melahap sarapannya itu.

"Anet, gimana sekolah kamu? Sudah punya banyak temen?" Tanya pamannya.

"Anet seneng kok sekolah disitu, anet juga udah punya banyak temen, tau revania anak tetangga? Dia juga jadi temen baik aneta" ucap aneta antusias.

"Bagus kalo gitu, banyakin temen biar gak ngerasa kesepian" timpal bibinya.

"Oh iya tadi mamah kamu nelpon" timpal bibinya.

"Apa katanya? Kayaknya mamah kangen deh sama aneta, baru aja beberapa bulan aneta disini mamah udah kangen sama aneta" ucap aneta.

"Iya, dan katanya dia mau kesini minggu depan jengukin kamu"

"Beneran bi?"

"Iya"

"Ngomong-ngomong sifa mana? Kok nggak ikut sarapan?"

"Tadi katanya dia ada janji jooging sama temen-temennya, gitu deh hari minggu biasanya dia jooging sekitar perumahan"

"Tapi aneta gak ketemu tuh"

"Ya mungkin ketempat lain, yaudah cepetan habisin sarapannya"

Aneta hanya mengangguk.

Sifa kahazna adalah anak bibi aneta satu-satunya, setelah rival anak pertamanya meninggal akibat penyakit jantung yang dideritanya sejak kecil.

Sifa seumuran dengan aneta, namun perbedaan sifat yang mencolok dari mereka. Sifa menjadi anak yang pintar namun sering kali melakukan perbuatan jelek di sekolahnya, seperti berkelahi dengan teman sekelas atau kakak kelas karena berebut laki-laki yang membuat bibinya harus dipanggil beberapa kali kesekolahnya.

Jam menunjukan pukul 13.30, anet merasa bosan dirumah seharian, lalu ia memutuskan untuk pergi jalan-jalan dan mengajak revania. Ia mengirimkan pesan kepada revania.

"Rev, keluar yu! Bt nih dirumah seharian"
Tak lama revania membalas pesan yang dikirim aneta.

"Yu! Aku udah depan rumah nih, buka dong pintunya"

Saat aneta membaca pesan dari revania. "eh buset nih anak segut amat" ucap aneta lalu pergi menghampiri revania yang sudah berada di depan rumahnya.

"Hay anet" sapa revania dengan senyuman lebar terukir dibibirnya.

"Cepet banget" ucap aneta bingung.

"On time dong, lagian cuma kehalang dua rumah, aku lari juga nyampe kan?"

"Bagus lah"

"Untung kamu ngajakin keluar, kamu tau aku juga bt dirumah, kenapa gak dari pagi aja sih,aku kira pas pagi kamu nelpon mau ngajakin aku maen"

"Jadi kita mau kemana?"

"Kita ke mall aja yu!"

"Boleh deh, yang penting gak bt aja"

Hari itu sangat melelahkan bagi aneta. Setelah seharian bete di rumah, lalu pergi ke mall untuk sekedar menjernihkan pikiran. Saat aneta hendak bersiap untuk tidur, terdengar handphone nya berdering, nomor yang mengaku sebagai lufi menelponnya?

"Angkat gak ya? Kalo gak diangkat gak enak, kalo diangkat mau ngapain?" Batin aneta.
Lalu handphone nya berhenti berdering, berganti deringan pesan.

"Aneta, angkat dong:)"

Pesannya, membuat aneta merasa geli. Kok kayak gini sih? Harusnya aneta mengangkat telpon atau membalas pesannya, tapi kenapa aneta terlalu malas untuk melakukan itu.

"Mau ngapain sih ni cowok, kesel gue, bodo amat lah" ucap aneta lalu mematikan handphone nya dan beranjak tidur.

Dalam tidurku berharap memimpikan mu, karena hanya dalam mimpi aku bisa merasakan kedekatanmu.

Dia & Egoku [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang