penantian

45 4 0
                                        

***

"percuma kamu nangis net, itu nggak bakal balikin semuanya, sekarang firman koma, dan kamu bahagia sama cowok jakarta kamu itu" ucap revania dengan penuh penekanan. Membuat aneta semakin merasa bersalah.

"aku nggak punya niatan buat kayak gitu rev, aku juga nggak nyangka kalau kejadiannya bakal kayak gini"

"jadi sekarang lo nyesel?"

Aneta hanya terdiam menundukkan kepalanya lebih dalam.

Aneta membuka gagang pintu, terasa sangat dingin. Saat pintu terbuka, terlihat seseorang tertidur dengan lelapnya, disekelilingnya terdapat alat bantu pernapasan yang terpasang ditubuhnya. Suara denyut nadi menjadi pengiring tidurnya laki-laki yang kemarin begitu mencintainya.

Aneta tersenyum kecut melihat wajah laki-laki itu.
"bodohnya aku" namun perlahan butiran bening keluar dari selah matanya. Aneta mencium tangan kanan laki-laki itu.

"aku minta maaf man, aku bodoh, aku egois, aku pembohong, aku penghkianat. Bangun man" namun seperti tidak mendengar firman begitu damai dalam tidurnya, tanpa ada yang harus ia pikirkan.

"nanti kalo kamu bangun, kamu boleh pukul aku, tampar aku, kamu boleh caci maki aku, aku terima, asal kamu bangun ya man"

Aneta memeluk tubuh firman yang dingin. Berharap laki-laki itu akan memberikan reaksi untuk memberinya sedikit harapan.

___

"aneta" suara doni membuat aneta menoleh keasal suara, terlihat doni sudah bersama utari, membawa beberapa makanan. Lalu menghampiri aneta yang hanya duduk terdiam diatas kursi putih ditaman rumah sakit.

"net, kamu pasti belum makan? aku bawain kamu makanan, kamu makan ya" ucap doni.

"aku sama sekali nggak lapar" ucap aneta parau.

"net, kamu itu dari sore, pasti kamu belum makan, kita cari hotel ya, atau mau pulang aja?" timpal utari.

"aku mau disini aja"

"tapi net nanti kamu bisa sakit"

Tanpa menunggu jawaban dari aneta, doni menarik tangan aneta kedalam mobilnya, melaju dengan cepat menembus jalanan yang lenggang di jam 9 malam, lalu berhenti disebuah hotel dan memesan 2 kamar.

"kamu istirahat ya, aku nggak mau kamu sakit"

___

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, aneta sudah bersiap untuk pergi kerumah sakit lagi bersama doni dan utari.

Sesampainya dirumah sakit, terlihat kedua orang tua firman berada diluar ruangan firman bersama dengan seorang dokter. Saat dokter itu pergi, aneta mencoba mendekati orang tua firman.

"kamu siapa?" ucap ibunya firman.

"saya aneta tante, om" ucap aneta.

"oh jadi kamu yang namanya aneta! Berani kamu muncul dihadapan saya setelah apa yang kamu lakuin terhadap anak saya!" ucap ibunya firman, terlihat emosinya meledak setelah melihat aneta.

"tante saya..."

"denger ya, saya nggak pernah setuju kamu pacaran sama anak saya setelah apa yang kamu lakuin sehingga membuat anak saya menjadi seperti ini, saya tanya sama kamu, salah anak saya apa sama kamu hah?!"

"udah bu..." ucap ayahnya firman mencoba menengahi emosi istrinya yang semakin meluap.

"tante, saya kesini mau jengukin firman, saya sama sekali tidak ingin firman menjadi seperti ini, semua ini kecelakaan tante, ini nggak ada hubungannya dengan saya"

"pinter sekali kamu ya, kamu tau anak saya hampir tidak selamat? Dan kalaupun dia selamat, dia nggak akan normal kembali" kini tangis ibunya meledak dan itu membuat aneta sangat merasa bersalah.

"maksud tante?"

"kalau kamu mau firman selamat, kamu tinggalin dia, jangan pernah kamu muncul lagi dihadapan dia, biar saya dan ayahnya yang menyembuhkan dia, pergi kamu"

"tapi tante, ijinin saya buat ketemu firman sekali lagi tante"

"pergi.."

"tante saya mohon..."

"saya bilang pergi!!!"

"tante saya nggak mau pergi sebelum saya ketemu sama firman, saya akan tetap disini"

"atau saya panggi security buat ngusir kamu ya!"

"tante saya mohon sekali lagi tante, saya janji setelah ini saya nggak akan ganggu firman lagi, saya janji tante"

"kamu ini keras kepala ya"

"saya mohon tante" kali ini aneta bersujud dikaki ibunya firman. "saya mohon tante, saya mohon, tante saya mohon, ijinin saya, sekali lagi, tante saya mohon..." tangisnya semakin menjadi menyaksikan tidak ada perubahan dari ekspresi wanita yang ada dihadapannya itu.

Lalu sebuah tangan menariknya berdiri.

"ayo kita pergi" ucap doni.

"aku nggak mau don, aku mau ketemu firman, tante saya mohon..." rintih aneta.

"ayo..." doni menuntun aneta dengan langkah gontai. Aneta terus saja terisak dalam pelukan doni.

Aneta benar-benar ingin sekali lagi saja bertemu dengan firman, jika diberi kesempatan aneta ingin memeluk firman mungkin untuk yang terakhir kalinya.

...

Maaf baru update lagi, udah lama banget, jadi agak lupa jalan ceritanya😄
kalo suka ceritaku, tinggalkan votenya🤗

Dia & Egoku [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang