SEPULUH

80 9 0
                                    

***

emalaman aneta tidak bisa tidur setelah dapat telpon dari juan, ditambah tugasnya yang nggak selesai-selesai, lalu telponan dengan kedua orang tuanya sampai larut malam. Alhasil aneta bangun kesiangan.

Jam sudah menunjukan pukul tujuh lebih sepuluh menit, terlihat aneta sedang berlari menyusuri koridor yang mulai sepi karena sebentar lagi bel masuk sekolah berbunyi.

Dan benar saja tepat saat aneta sampai di depan kelasnya, bel masuk berbunyi. Lalu aneta pun duduk dengan nafas terengah-engah.

"tumben, kenapa?" tanya revania.

"euh, itu aku ada sedikit kendala tadi di jalan" jawab aneta dengan masih terengah-engah.

"keliatan banget boongnya"

Tak lama kemudian guru yang mengajar pun masuk. Pelajaran pertama bahasa indonesia, pak agus. Lebih sedikit menyenagkan karena membahas struktur cerita novel, aneta suka dengan cerita novel apalagi ia bercita-cita ingin menjadi seorang penulis terkenal.

KRING!!!
Bel istirahat berbunyi, aneta segera membereskan alat tulisnya lalu pergi ke kantin bersama revania. Ia memesan semangkuk soto dan es teh manis, biasanya aneta hanya memesan es teh manis nya saja, tapi karena tadi pagi ia tak sempat sarapan di rumah karena kesiangan mangkannya ia memesan soto untuk mengganjal perutnya yang dari pelajaran pertama sampai bel istirahat berbunyi terus minta di isi.

"lo belum mau cerita net?" ucap revania lalu menyeruput es teh manis nya.

Aneta menghiraukan pertanyaan revania dan terus melahap sotonya.

"neta ih, gue lagi ngomong sama lo" ucap revania kembali.

"kata mamah gue, kalo makan itu jangan sambil ngobrol" ucap aneta setelah menelan sotonya.

"net, gue yakin ada yang lo sembunyiin, iya kan?"

"apaan? Gak ada tuh"

"biasanya juga kalo ada apa-apa cerita, sekarang kok nggak sih? Aneta cerita dong"

"nanti gue cerita, kalo udah tepat waktunya"

"emangnya ada apaan sih? Tentang lufi? Atau doni? Net kepo nih, sekarang aja ceritanya"

"males ah nanti aja"

"yah aneta"

Mereka pun menghabiskan makanannya, tapi tiba-tiba handphone aneta berbunyi. Satu panggilan masuk, aneta kaget setelah melihat nama yang tertera di layar handphone nya adalah juan, segera aneta menggeser tombol merah pada layar handphone nya.

"kenapa di matiin net? Emangnya dari siapa?" ucap revania.

"nggak penting kok" ucap aneta gugup. Lalu tak lama muncul pesan di whatsapp nya.

"net aku ganggu ya, maaf cuma mau tanya sekarang sibuk nggak, kita ketemu yu"

Pesan dari juan membuat aneta panas dingin, ditambah sotonya yang panas membuat wajahnya terlihat merah. Lalu segera ia memadamkannya dengan es teh manis yang ia teguk sampai setengah dari gelas yang lumayan besar itu.

"aduh kenapa sih harus pas sama revania nelponnya?" batin aneta seraya mengatur nafasnya.

"siapa sih net, aku jadi curiga deh" ucap revania.

"udah aku bilang gak penting rev" ucap aneta, lalu membalas pesan singkat untuk juan.

"nanti aku hubungi lagi, kalo sempet".

Sepulang sekolah aneta segera pulang, kali ini memang aneta tidak di antar lufi karena dia ada kumpulan ekstrakulikuler futsal. Sesampainya di rumah, aneta pun langsung berganti pakaian dan bersiap pergi. Namun sebelum pergi, aneta mengetikkan pesan untuk juan.

"hari ini, di Orofi caffe"

Namun sebelum sempat pergi terlihat lufi sudah ada di ruang tamu dengan bibinya, menatap aneta dari atas sampai bawah

"lufi? Kok kamu ada di sini sih?" ucap aneta kaget, lalu melepas tas selempangnya.

"kamu mau kemana?" ucap lufi melihat aneta berpakaian rapi.

"aneta, lufi baru aja dateng, kamu malah mau pergi, mau kemana sih" ucap bibi aneta.

"nggak jadi pergi kok bi, kan ada lufi" ucap aneta duduk di samping lufi.

"yaudah bibi ke dapur dulu ya bikin minum"

"iya bi"

Lama hening, sampai percakapan lufi memulai.

"mau pergi kemana? Penting? Aku pulang aja" ucap lufi.

"nggak penting kok" ucap aneta.

"kalo gitu kenapa sampai dandan rapi banget, kayak ada yang spesial yang mau di temuin, cowok baru?" selidik lufi.

"ih apaan sih?" ucap aneta sambil menepuk pundak lufi, lalu tak lama bibinya datang sambil membawa dua minuman berwarna orange.

"makasih tante, jadi ngerepotin, padahal lufi maen gak bawa apa-apa" ucap lufi.

"ah nggak papa, kamu nya aja masih pake seragam, gak pulang dulu emang?"

"tadi habis kumpulan eskul futsal tante, sekalian mampir dulu kesini, eh aneta malah mau pergi"

"nggak jadi pergi kok" timpal aneta.

"ya udah, jangan lupa di minum ya" ucap bibi aneta.

"iya tante"

"yaudah tante tinggal ya" ucap bibinya lalu pergi meninggalkan aneta dan lufi berdua diruang tamu.

"bisa kan kalo mau maen ke rumah kasih kabar dulu, gimana kalo aku udah pergi" ucap aneta.

"untung belum" jawab lufi sedikit menyinggung, lalu mengeluarkan sebuah kotak ungu dan memberikannya pada aneta.

"apaan ini?" ucap aneta.

"bukalah"

Lalu aneta pun membuka kotak itu, terlihat ada banyak coklat di dalamnya.

"coklat? Banyak banget, buat aku?"

"buat kamu lah, coklat itu emang kurang baik buat kesehatan gigi kamu, tapi rasanya manis, kayak kamu"

"apaan sih? Nggak nyambung deh"

"maaf, aku cuma lagi belajar buat romantis, tapi gagal ya?"

"nggak kok, usaha kamu patut dapet jempol dari aku, btw makasih ya coklatnya"

"iya sama-sama" saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba handphone aneta berdering, panggilan masuk dari juan membuat anetan mati kutu. Dengan cepat aneta menekan tombol merah.

Aneta lupa kalau dia sudah memberikan juan intruksi untuk menunggunya di caffe, pasti juan sudah disana.

"angkat aja" ucap lufi.

"nggak penting" ucap aneta.

~~~
Seharusnya ini memang tidak pernah terjadi, yang lalu harusnya tidak kembali, aku takut apa yang sedang berusaha aku pertahankan menjadi taruhannya, dan akhirnya pergi...
~~~

Dia & Egoku [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang