Selesai-end
"Kematian merupakan akhir dari kehidupan semua mahluk hidup di dunia ini. Akan tetapi bagaimana jika kematian lah awal dari kehidupan itu sendiri."
Azka Shoutwellm harus kuat menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya harus mening...
Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terlambat, Zia di seret kearah sisi kiri kamar dengan pistol di kepala Zia "Seharusnya aku menghabisi kalian sejak di rumah tua itu." Ucap orang itu dengan suara parau.
"Siapa yang ingin kau habisi?" balas Azka tanpa suara tanpa ketakutan sedikitpun.
"Tentu peliharaan manis ini." Ucapnya sambil menarik platuk belakang pistol yang membuat tubuh Zia membeku ketakutan bahkan suaranya tercekat tak mampu mengeluarkan suara apapun.
"Dia sama sekali tidak manis, lakukan lah hal apapun yang kau inginkan." balas Azka kembali keposisi tidurnya tanpa memperdulikan tatapan Zia untuk meminta tolong.
Walau tampak tidak peduli Azka meminta Ardi untuk mengarahkan tembakan kerah tangan laki-laki itu dari arah jendela luar, yang memang disanalah temannya mengawasi semuanya.
"Aku sungguh menyukai pikiran mu anak muda." Ucap lelaki itu sambil membuka masker yang dipakainya.
Mata Azka terbelalak ketika pertama kali melihat wajah lelaki itu, dia tahu pasti siapa lelaki paruh baya yang sedang menyunggingkan senyum liciknya itu.
"Lama tidak bertemu dengan mu Azka. Ah tidak tepatnya Azka Shoutwellm, wajah mu benar-benar mirip seperti kakek mu di masa mudanya." Ucap lelaki itu dengan angkuh.
"Paman kau." Suara Azka tercekat bahkan untuk mengeluarkan kedua kata yang keluar tanpa pikir panjang.
Zia memejamkan matanya dengan kuat walau masih bisa mendengar seluruh pembicaraan yang sedang dilakukan Azka dan sang penjahat, seluruh badannya bergetar ketakutan.
Pinstol yang ujungnya masih menyentuh kulit dahi Zia membuatnya ingin menangis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prang, kaca jendela kamar Azka pecah akibat sebuat peluru yang melesat cepat dan mengenai tangan penjahat itu sehingga pertahananya mulai goyah, dengan cepat Azka berdiri dan menarik Zia menjauh tapi keadaan kamar yang gelap membuat lelaki itu cepat kabur keluar sebelum Azka sempat menangkapnya.