Chapter 16. Kenyataan dalam Mimpi

260 31 3
                                    


A Priori ch. 16 Kenyataan didalam Mimpi

Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.

Sebelumnya

Azka menatap kearah sebuah helikopter yang datang dari sisi kirinya tiba-tiba dan menurunkan tali hingga Fadli dan Wira berpegangan dan pergi menjauh dari bangunan tua sekolah. Tapi hal mengejutkan terjadi sebuah tembakan berbunyi dan mengenai ujung tali milik Fadli hingga terputus dan mebuat paman Azka itu terjun bebas ketanah.

"Sial!!" teriak Azka nyaring matanya mencari keseluruh tempat untuk mencari sosok yang melayangkan tembakan.

------

Sebuah senjata laras panjang dengan kodename yang sama kembali ditemukan terletak tidak jauh dari jendela ujung lab sekolah yang tidak terpakai, semua segera di identifikasi setelah Ardi datang bersama dengan seluruh pasukan utama.

Jasad Fadli segera ditemukan setelah melihat dari posisi jatuhnya walau memakan dua hari penyisiran.

Wira dan seluruh anak buahnya dibekuk dan sekarang sedang diperiksa agar mendapatkan sebuah info jelas agar mempermudah penangkapan, tapi orang yang menjadi penembak itu tidak ditemukan dimanapun.

Seluruh tempat untuk menebak dan lewatmana dia kabur sungguh seperti menghilang begitu saja tanpa jejak sedikitpun.

"Bagaimana bisa ia kabur begitu saja." geram Azka sambil memukul dinding dengan kepalan tanganya.

"Tenanglah Azka." ucap Ardi sambil memukulkan beberapa berkas yang ditanganya kebahu Azka.

Sekarang mereka berada di markas pusat yang memang sebagai tempat tahanan khusus bagi buronan kelas tinggi.

*****

"Azka apa kau sudah menemukan benda itu?" ucap Raka sambil menatap Azka yang tengah berdiri sambil menatap orang-orang yang berlalulalang didepan hotel yang mereka tempati setelah kejaian malam itu.

"Aku masih mencari benda yang di bicarakannya. Aku sudah pergi ke rumah ku dulu tapi tidak menemukan apapun bahkan aku kembali kekantor pusat untuk meminta izin mengecek seluruh baju yang dulu dikenakan kakek dan ayahku saat itu tapi tidak menemukan sedikitpun petunjuk." Jelas Azka sambil memukul kasar kaca yang ada didepannya dengan tangannya.

"Apa kau perlu bantuan?" tawar Raka sambil menutup sebuah buku yang tengah ia baca.

"Tidak, kalian juga memiliki hal yang lebih penting dari hal ini. Aku bisa mengurus semuanya sendiri." Azka berkata sambil memberikan senyum palsu pada Raka lalu berbalik dan mengambil jaket dan kunci mobilnya.

"Mau kemana?" tahan Raka.

"Mau ngasih makan kucing sambil menemukan sesuatu." ucap Azka dengan senyum miringnya.

Raka hanya bisa tertawa karena tau maksud dari ucapan Azka.

Setelah kepergian Azka tiba-tiba saja Raka mendapatkan sebuah telpon dan benar saja itu sebuah panggilan untuknya yang merupakan seseorang yang sedang menjalani peran sebagai manager Azka saat menyamar dan sekarang ia bergegas merubah penampilannya yang awalnya hanya kaos dan rambut acak-acakan sekarang menggunakan setelan jas dan rambut yang diatur rapi yang membuatnya terlihat dewasa.

"Permisi." Ucap Raka ketika memasuki sebuah ruangan rapat di sebuah hotel A yang memang dijanjikan untuk rapat semua anggota staf film.

Disana mata Raka mengitari seluruh ruangan sampai pada sosok Rina yang tampak asik berbicara dengan berbagai orang dengan penampilan sederhananya dan sebuah kacamata yang tampak cocok untuk wanita itu. "Maaf apa kau manajer Azka." Ucap Rina yang sekarang rupanya sudah berada di dekat Raka.

✔️A Priori : With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang